Made Sunarta

Badung, (Metrobali.com)-

DPRD Badung bersama sejumlah pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD) di Badung, Senin (3/5/2021) membahas rancangan awal rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) semesta berencana Badung tahun 2021-2026. Rapat pembahasan dipimpin Wakil Ketua II DPRD Badung Made Sunarta bersama sejumlah anggota seperti Gusti Anom Gumanti dan Made Sumerta dan Sekretaris Dewan Gusti Agung Made Wardika. Pihak eksekutif diwakili Kepala Bappeda Made Wira Dharmajaya dan perwakilan dari OPD lainnya.
Ditemui usai rapat, Wakil Ketua II DPRD Badung Made Sunarta menyatakan, rapat lebih banyak menyoroti soal perlunya deversifikasi pendapatan daerah. “Jika selama ini lebih dominan bertumpu pada sektor pariwisata, ke depan Badung harus melakukan diversifikasi,” tegas politisi Demokrat asal Abianbase Kapal tersebut.
Hal ini perlu dilakukan, tegasnya, karena pendapatan dari sektor pariwisata merupakan sensitive income. Persoalan apa pun seperti kesehatan, keamanan, termasuk bencana alam akan mempengaruhi sektor pariwisata. Selanjutnya tentu saja mempengaruhi pendapatan daerah.
Untuk itulah, Sunarta menyatakan, pendapatan dari sektor-sektor lain seperti pertanian dalam arti luas harus juga digenjot. Demikian juga potensi lainnya seperti air bawah tanah (ABT) yang selama ini banyak digunakan di sektor pariwisata, potensi parkir, akomodasi di luar perhotelan yang marak di wilayah Badung dan potensi lainnya termasuk BPHTB dan PBB.
Inilah yang harus digarap ke depan sehingga pendapatan Badung menjadi stabil. “Kami minta Dispenda mulai merancang penggalian pendapatan dari potensi-potensi lain di luar pariwisata. Ini harus dilakukan secepatnya,” tegasnya.
Pada kesempatan itu, Sunarta menegaskan, Badung selama ini tidaklah kaya. Badung hanya memiliki pendapatan relatif tinggi dari sektor pariwisata jika sektor ini dalam keadaan tanpa guncangan. “Jika ada guncangan seperti pandemi covid-19 saat ini, pendapatan daerah dipastikan anjlok. Dengan begitu, jelas Badung tidak kaya,” tegasnya.
Saat ini, ujarnya, kekayaan Badung berupa saham di Bank BPD Bali. Saham ini menghasilkan pendapatan yang relatif besar setiap tahunnya, sementara saham Pemkab Badung di perumda memberi hasil yang tak seberapa.
“Saat ini core pendapatan Badung 80 persen dari sektor pariwisata sehingga tidak stabil. “Untuk inilah perlu ada diversifikasi pendapatan dari sektor dan potensi lainnya,” tegasnya.
Selanjutnya, kata Sunarta, masukan-masukan Dewan ini akan diparipurnakan secara internal. Setelah itu, barulah secara resmi diajukan sebagai rekomendasi Dewan untuk mematangkan RPJMD Semesta Berencana Badung 2021-2026. (Sut-mb)