SUDIKERTA (6)

Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta/MB

Denpasar (Metrobali.com)-

Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta mengapresiasi  terobosan dari Yayasan Malini yang merupakan perkumpulan para petani Pecatu dalam mengembangkan pertanian organik di daerah Pecatu yang notabenenya merupakan daerah perbukitan yang kering dan tandus. Demikian disampaikan Wagub Sudikerta saat meninjau langsung perkebunan dari yayasan ini di Desa Pecatu,Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, pada Sabtu (09/04).

Pada kesempatan tersebut, Sudikerta yang memang berasal dari desa Pecatu membenarkan keberadaan pertanian di daerahnya yang cukup sulit dikembangkan  dikarenakan kondisi geografis yang berada pada daerah bukit yang tandus. Namun melihat konsep penanaman dari yayasan Malini tersebut, yang  menggunakan konsep hidroponik untuk menanam tumbuhan serta menggunakan air yang diperkaya dari berbagai nutrisi akan berhasil, Ia berharap inovasi  ini dapat memberikan dampak yang positif bagi iklim pertanian di Bali khususnya Desa Pecatu. Bahkan kedepannya Sudikerta juga ingin metode bertani  tersebut diadopsi  program Simantri yang dimiliki oleh Pemerintah Provinsi Bali.

Sementara itu Direktur Produksi Yayasan Malini Yudha Permana, mengungkapkan bahwa dipilihnya Desa Pecatu sebagai tempat pengembangan pertanian Hydroponik, karena melihat saat ini perkembangan pariwisata di Bali cenderung berpusat di kawasan Bali Selatan sedangkan bahan-bahan makanan didatangkan dari luar. Hal ini merupakan peluang  dikembangkan pertanian hidroponik  di wilayah tersebut, sehingga kedepannya pasokan bahan makanan untuk kawasan pariwisata di Bali Selatan dapat di pasok dari wilayah yang ada juga di Bali selatan. Ia mengungkapkan bahwa yayasan yang baru berkembang sejak tahun 2015 tersebut masih dalam tahap pengembangbiakan bibit tanaman menggunakan media polybag .

Ditambahkannya areal  tanaman hidroponic tersebut nantinya juga akan dikembangkan sebagai tempat agrowisata Desa Pecatu yang juga akan disediakan untuk tempat yoga serta pengembangan kafetaria dengan konsep makanan dari bahan-bahan alami tanpa pengawet. Ia berharap nantinya kawasan agrowisata tersebut dapat memberikan pemasukan bagi masyarakat adat Desa Pecatu khususnya para petani.

Yudha Permana juga menjelaskan, bahwa  pihaknya akan mengembangkan jenis-jenis tanaman yang biasanya hidup ditempat pegunungan, seperti tanaman apel, strawberry serta lainnya. Untuk mewujudkan hal tersebut pihaknya bekerjasama dengan para ahli pertanian dan genetika. Saat ini telah dihasilkan pengembangan pohon buah apel yang bisa hidup di Pecatu.. Ia mengatakan buah apel tersebut akan dinamai buah apel Pecatu .

Pada kesempatan tersebut Wagub Sudikerta didampingi oleh Asisten Ekonomi Pembangunan Dan Kesejahteraan Rakyat Ketut Wija Dan Kepala Seksi Produksi Dan pertanian ortikultura Dinas Pertanian Provinsi Bali Putu Kariana. AD-MB