Denpasar (Metrobali.com)-

            Lontaran Anggota DPR RI dari Partai Golkar, Gde Sumarjaya Linggih alias Demer, agar ibukota Provinsi  Bali dipindah dari Denpasar keKubu, mengundang tanda tanya. Ketua Sabha Walaka PHDI yang juga Ketua Bali Corruption Watch Putu Wirata Dwikora mempertanyakan pernyataan Demer tersebut dan mencurigainya sebagai upaya mencari simpati warga Karangasem ataupun mengalihkan isu, dimana sekarang masyarakat Bali tengah menyorot soal reklamasi Teluk Benoa yang menghebohkan.
            Demer menyebut alasan perlunya pemindahan ibu kota ke Kecamatan Kubu di Karangasem, untuk pemerataan, meningkatkan kesejahteraan dan mengurangi kemiskinan. Namun, karena pernyataannya tiba-tiba dan tumben, Demer dituding cuma mengalihkan isu atau mencari simpati semata-mata.
            ”Kalau benar-benar bersimpati kepada masyarakat Karangasem, warga Karangasem meminta  Pak Demer mendukung dan memperjuangkan secara sungguh-sungguh agar bandara baru yang diwacanakan di Sumberkima atau Kubutambahan dibawa ke Kubu,” tantang Putu Wirata, Rabu (23/7) tadi siang.
            Imbuh Putu Wirata, membangun bandara baru itu lebih masuk akal dibanding memindahkan ibukota provinsi. Secara yuridis, karena bandara baru tersebut sudah muncul dalam Perda RTRW dan disebutkan lokasinya di Buleleng. Kalau serius memperjuangkan pemerataan dan kesejahteraan warga miskin di sekitar Kubu, mestinya Demer dari dulu mendukung perjuangan untuk membangun bandara internasional baru itu di sekitar  perbatasan Buleleng dengan Karangasem, yakni di Kec. Tejakula, seperti diperjuangkan Tim Pemerhati Bandara Baru Prov. Bali. Lebih bagus lagi, kalau Pak Demer memperjuangkannya agar dibangun di  Kec. Kubu. Jangan sampai, isu dilontarkan sekadar untuk isu, ataupun pengalihan dan menenggelamkan wacana yang menjadi sorotan masyarakat, misalnya soal reklamasi Teluk Benoa.
            Putu juga mempertanyakan pernyataan Bupati Karangasem, Wayan Geredeg, yang tiba-tiba menyatakan akan berjuang ke Jakarta, agar bandara baru dibangun di Karangasem. Padahal, ketika berbagai elemen masyarakat Bali mengusulkan kajian sementara agar lokasi pembangunan bandara di perbatasan Karangasem-Buleleng, Geredeg sama sekali tidak bicara.
            ”Kalau sekarang tiba-tiba ada Pak Demer yang bilang ibukota dibawa ke Kubu, juga Wayan Geredeg yang mengaku memperjuangkan bandara baru dibangun di Karangasem, kami bertanya, apakah ini bukan pengalihan isu, untuk melawan isu reklamasi Teluk Benoa yang menghebohkan itu?” kata Putu lagi.
            Putu yang juga Sekretaris Tim Pemerhati Bandara Baru di Buleleng tersebut, minta tokoh seperti Demer dan Wayan Geredeg, tidak sekadar melempar isu yang bisa memancing masyarakat untuk menanggapinya. ”Kalau tak serius memperjuangkannya, baik soal pemindahan ibukota provinsi ke Kubu atau membawa bandara baru ke Karangasem, sebaiknya tak usah mengatakannya. Tapi, kalau memang serius, tunjukkan kerja-kerja kongkretnya, apa yang akan dilakukan dengan usulan itu, kalau bukan sekadar wacana?” RED-MB