Mangupura (Metrobali.com)-

Wakil Bupati Badung Drs. I Ketut Sudikerta menyerukan warga Badung untuk bangkit mewaspadai isu provokatif yang berpotensi menggangu ketentraman dan kedamaian masyarakat Badung.

Hal tersebut diungkapkan Wabup Sudikerta saat temu aspirasi dengan ratusan masyarakat Badung di Banjar Lodapura, Desa Mengwitani, Kecamatan Mengwi, kemarin. Turut hadir pada pertemuan itu Camat Mengwi Ida Bagus Oka Dirga, sesepuh veteran, dan tokoh masyarakat dari enam kecamatan di wilayah Badung.

Wabup Sudikerta berpesan kepada warga yang merasa cinta kepada Kabupaten Badung agar tidak termakan isu-isu gelap, yang mungkin hanya merupakan sebuah opini yang ditimbulkan untuk memprovokasi dan merusak suasana damai yang selama ini sudah terbina. Hal demikian, menurut Sudikerta, hendaknya tetap disikapi dengan hati yang dingin dan pikiran yang rasional.

Menurutnya, isu-isu yang berkembang selama ini sengaja disebarkan oleh pihak-pihak tertentu untuk mendiskriditkan Pemkab Badung dengan dalih mengeluarkan kebijakan yang tak populis dan bertentangan dengan hukum.

“Pemkab Badung senantiasa taat dengan aturan yang berlaku dan selalu mengambil kebijakan atas dasar aspirasi warga berpijak pada tatanan hukum yang berlaku,” tandas Sudikerta. Ia menambahkan, bahwa  seraya menjelaskan program di bidang pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan yang pro rakyat selalu dirancang atas dasar sinergis dengan wakil rakyat.

“Semboyan melangkah bersama membangun Badung benar-benar telah diimplementasikan bersama legislatif demi kesejahteraan masyarakat Badung,” ujarnya.

Sudikerta juga menyerukan warga Badung agar melawan isu provokatif tersebut dengan cara
menjalin komunikasi secara terus-menerus melalui wadah temu aspirasi ini guna membedah berbagai isu yang menyesatkan sehingga masyarakat mendapatkan informasi yang benar, akurat, dan terpercaya.

Momen perayaan hari suci Saraswati, kata Sudikerta, sangat tepat untuk dijadikan spirit untuk mempertahankan pola hidup yang penuh dengan konsep keharmonisan dan keselarasan (Tri Hita Karana) menuju Bali yang mataksu. “Taksu Bali akan luntur salah satunya disebabkan adanya isu-isu provokatif yang merusak pola pikir masyarakat sehingga cenderung berbuat di luar logika,” tambahnya.

Dijelaskan pula, taksu itu muncul dari alam Bali (palemahan) yang suci, aktivitas keagamaan (parahyangan) yang kontinu, dan perilaku manusia Bali yang santun (pawongan). “Hendaknya kita tetap waspada dengan isu yang menyesatkan dengan cara meningkatkan rasa manyama braya,” ujarnya seraya mengisyaratkan akan terus menggelar temu aspirasi dengan warga
Badung sehingga ada kedekatan harmoni antara rakyat Badung dengan pemimpinnya.

Salah seorang tokoh masyarakat Mengwi, I Made Derik Jaya menyambut baik digelarnya temu aspirasi ini sehingga  warga Badung bisa menyampaikan unek-unek terkait program pembangunan sekaligus dapat penjelasan mengenai maraknya isu-isu yang cenderung mendiskriditkan kebijakan Pemkab Badung. “Warga Badung siap mengawal pembangunan yang pro rakyat dan juga bakal mengkritisi bila ada pelaksanaan pembangunan yang tak sejalan dengan aspirasi warga,” tukas Derik Jaya. GAB-MB