Jro Gde Sudibya

Visi ini dari kosa katanya bisa dimaknai sebagai wawasan masa depan kesejahteraan masyarakat Bali yang diberkati Tuhan.
Diberkati Tuhan -kepaica sakeng Ida Sang Hyang Widhi- dalam perspektif sistem nilai keyakinan masyarakatnya, hanya akan tercapai dalam basis prilaku tegaknya etika dan moralitas: kejujuran diri, itikad dan niat baik dan sejumlah nilai-nilai mulya kehidupan.
Visinya mulya, tetapi realitasnya, menyebut beberapa yang penting: berlangsung sekulerisasi di Besakih, Bukit Buluh di Kecamatan Dawan “digerus” untuk mengurug 420 ha kawasan di Desa Gunaksa proyek PKB, diperkirakan 480 ha sawah produktif di Kabupaten Tabanan dengan sejumlah Subak akan “diterjang” untuk proyek tol Gilimanuk – Mengwi.
Bagaimana bisa sedikit diterangkan, adanya perbedaan serius antara visi dan realitas di atas?.
Pertama, visi tidak didukung oleh matrik kebijakan yang terukur, dengan indikator kunci keberhasilan (key performance indicators) yang juga terukur. Akibatnya banyak kebijakan sebatas himbauan normatif yang sudah tentu tidak efektif dan atau kebijakan yang “setengah” jalan dalam perumusan dan implementasinya.
Kedua, ukurannya bias ke fisik kebendaan, dalam jargon peradaban fisik, tanpa menghitung secara cermat dampak negatifnya: keterpinggiran masyarakat secara ekonomi, sosial kultural dan rusaknya lingkungan. Padahal peradaban Bali semestinya didekati dari nilai-nilai spiritualitas, dan dari nilai ini peradaban fisik kebendaan dirumuskan, dilaksanakan dan diukur kinerjanya.
Ketiga, perumusan kebijakan tidak bisa a historis, dalam pengertian kebijakan terdahulu, dinafikan, dianggap tidak ada, sehingga “ruang ” waktu hari-hari ini terpisah dengan masa lalu. Akibatnya kebijakan yang diambil mengalami sebut saja “penyakit” rabun jauh, menjadi kehilangan perspektif masa depan, dan menjadi tidak “nyambung” dengan visi yang telah dicanangkan.
Indikasi dari kepemimpinan yang tidak kompeten , dengan risiko kegagalan yang membayang.

Jro Gde Sudibya, Ketua FPD (Forum Penyadaran Dharma) kelompok diskusi intelektual Hindu.