Foto: Ketua MPR RI Bambang H. Soesatyo, S.E.,M.BA., bersama Rektor Undiknas University Prof. Dr. Nyoman Sri Subawa, S.T.,S.Sos.,M.M.,IPM, dan jajaran usai Sosialisasi Empat Pilar MPR RI di kampus Undiknas University, Denpasar, Jumat (17/9/2021).

Denpasar (Metrobali.com)-

Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas University) bersama Ketua MPR RI Bambang H. Soesatyo, S.E.,M.BA., menggelar sosialisasi Empat Pilar MPR RI di kampus Undiknas, Denpasar, Jumat (17/9/2021).

Empat Pilar yang disosialisasikan yaitu, Pancasila sebagai Dasar Ideologi Negara, UUD Tahun 1945 sebagai konstitusi negara serta ketetapan MPR, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai bentuk negara, dan Bhinneka tunggal Ika sebagai semboyan negara.

Acara dibuka langsung Rektor Undiknas University Prof. Dr. Nyoman Sri Subawa, S.T.,S.Sos.,M.M.,IPM, juga menghadirkan narasumber Guru Besar Fakultas Hukum Undiknas Prof Dr.Nyoman Budiana, S.H.,M.Si., dengan dipadu moderator Dr. Ni Wayan Widhiasthini, S.Sos.,M.Si.

Rektor Undiknas University Prof. Dr. Nyoman Sri Subawa, S.T.,S.Sos.,M.M.,IPM, mengungkapkan seperti diketahui Empat Pilar MPR RI menjadi diskursus, wacana dan diimplementasikan, sebagai landasan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, sebagai modal sosial dalam membangun kekuatan bangsa dan negara.

Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD (MD3), menggarisbawahi bahwa diperlukannya sosialisasi, edukasi kepada masyarakat seluruh wilayah RI terhadap Empat Pilar MPR RI yang meliputi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhinneka Tunggal Ika kepada masyarakat di seluruh wilayah tanah air.

Perubahan yang begitu cepat, arus informasi berbagai media massa, perilaku masyarakat, dan respon masyarakat terhadap perubahan tersebut, MPR memiliki mandat secara konstitusional untuk menjembatani berbagai arus perubahan, pemikiran, serta aspirasi masyarakat dan daerah.

“Hari ini, Undiknas University sebagai lembaga pendidikan, dan bagian dari masyarakat ilmiah, siap menerima sosialisasi dan penyadaran kembali tentang betapa pentingnya kesadaran 4 pilar MPR RI,” kata Prof Sri Subawa.

Undiknas yang berdiri sejak tahun 1969 memiliki komitmen untuk membangun dan meningkatkan kualitas SDM, membangun dan meneguhkan semangat kebangsaan.

“Kepada civitas akademika Undiknas University, Dosen, karyawan & mahasiswa, inilah kesempatan langka, mendengarkan, bertatap muka, dengan Bapak Ketua MPR RI, secara langsung. Dan berharap pada momen ini semua yang hadir dapat mengikuti dengan sungguh-sungguh dan bisa menyampaikan aspirasi,” pungkas Prof Sri Subawa.

Sementara itu dalam keynote speakernya Ketua MPR RI Bambang H. Soesatyo, S.E.,M.BA., mengungkapkan saat ini ada tantangan yang kompleks untuk menebalkan nilai-nilai kebangsaan anak-anak bangsa.

“Survei menunjukkan beberapa tahun terakhir dengan kemajuan teknologi, telah menggerus nilai-nilai nasionalisme, nilai-nilai kebangsaan dan adat budaya ketimuran,” kata politisi senior Golkar yang akrab disapa Bamsoet itu.

Anggota Fraksi Golkar DPR RI ini melanjutkan ada beberapa indikasi yang menunjukkan kondisi tersebut. “Demo akhir tahun 2020 soal KUHP, bahasa spanduk poster vulgar banget. Ini ada pergeseran adat budaya ketimuran yang mengedepankan sopan santun. Rasa hormat pada orang tua juga mulai bergeser. Ini jadi tugas kita semua mengembalikan dan menguatkan nilai-nilai kebangsaan,” papar Bamsoet.

Di sisi lain Bamsoet juga menyinggung bonus demografi Indonesia dan posisi Indonesia pada 100 tahun kemerdekaan Indonesia di tahun 202
45 (Indonesia Emas). Saat itu 70 persen masyarakat Indonesia merupakan generasi produktif yang disebut sebagai bonus demografi.

Bagi Bamsoet bonus demografi ini bisa jadi  berkah namun juga bisa jadi musibah jika tidak dikelola dengan baik. Ada negara yang berhasil mengelola dan memanfaatkan bonus demografi untuk kemajuan negaranya seperti Korsel (Korea Selatan) tapi ada juga yang gaga karena tidak mampu memanfaatkan produktivitas anak muda untuk kemajuan bangsanya.

“Bonus demografi ini harus kita manfaatkan mencetak SDM unggul dan juga menguatkan nilai-nilai kebangsaan mereka,” tegas Bamsoet lantas memotivasi generasi muda dan khususnya juga para mahasiswa Undiknas agar mampu tanpa menjadi pemimpin di masa depan.

“Diantaranya kalian punya peluang jadi presiden, calon pemimpin, gantikan posisi kami-kami yang tampil di panggung nasional,” pesan Bamsoet.

Di sisi lain Bamsoet juga menyinggung pandemi Covid-19 yang telah menimbulkan krisis multidimensi mulai dari krisis kesehatan, ekonomi, bahkan tidak menutup kemungkinan terjadinya krisis sosial dan politik jika pandemi ini tidak ditangani dengan baik dan benar.

“Krisis sosial akan menimbulkan krisis politik dan kita tentu tidak ingin pemimpin diturunkan di tengah jalan sebab yang akan jadi korban rakyat sendiri. Kalau ada yang punya nafsu syahwat politik ingin cepat jadi Presiden sabarlah, yang rugi rakyat, 2024 masih jauh,” pesan Bamsoet mewanti-wanti lantas mengajak semua pihak menguatkan gotong royong agar bisa bersama-sama menangani pandemi Covid-19. (wid)