Kuta (Metrobali.com)-

“Underpass” di Simpang Dewa Ruci, Kuta, Bali, diupacarai menurut ritual Hindu atau dipelaspas menjelang peresmian yang akan dilakukan oleh Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto.

“Upacara ini untuk menghormati kepercayaan menurut umat Hindu Bali sehingga dilaksanakan ritual sebelum diresmikan oleh Menteri PU pada 14 Juni 2013,” kata Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) proyek Underpass Hendro Satrio di sela-sela upacara itu di Kuta, Kabupaten Badung, Selasa (11/6).

Upacara “pamelaspas” atau penyucian menurut Hindu Bali itu dipimpin oleh Ida Pedanda Gede Mandhara Pemaron dari Griya Kusumayati Denpasar.

Ida Bagus Purba Wijaya salah satu panitia upacara mengatakan ada beberapa rangkaian upacara pemelaspasan yang digelar yakni diawali dengan “pecaruan” yang tujuannya untuk membersihkan areal bekas proyek pembangunan, dilanjutkan dengan “nyakepang karang” yang tujuannya menjadikan lahan sebagai satu kesatuan, barulah upacara “pamelaspasan”.

“Seperti kita ketahui, dulu beberapa bagian lahan ‘underpass’ ada yang milik pribadi namun sekarang menjadi milik pemerintah,” katanya.

Kesemua rangkaian upacara tersebut, jelas dia, sebagai bentuk memohon keselamatan bagi semua yang memanfaatkan jalan “underpass” supaya terhindar dari gangguan dan musibah.

Untuk upacara “pecaruan” tersebut juga menggunakan beberapa jenis binatang di antaranya kambing, anjing, anak babi, angsa, bebek dan lima ekor ayam.

Hendro menambahkan dengan mulai dioperasikan “underpass” sejak 20 Mei 2013 telah menyebabkan perubahan yang signifikan pada Simpang Dewa Ruci. “Dulunya kita tahu di sini selalu terjadi kemacetan dari pagi sampai malam, tetapi sekarang lalu lintas menjadi lancar,” ujarnya.

Proyek “underpass” sepanjang 435 meter itu, kata dia, menghabiskan biaya Rp148 miliar dan pengerjaannya selama 1,5 tahun.

“Nominal sebesar itu sudah termasuk pengaspalan ulang. Semenjak dioperasikan, rata-rata kendaraan yang melewati ‘underpass’ ini mencapai 3.000 unit setiap jam,” kata Hendro. INT-MB