MASIH dalam suasana perhelatan seni budaya di ajang Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-34 tahun ini. Ribuan penonton dari kalangan masyarakat pencinta seni budaya Bali tampak tumpah ruah di panggung terbuka Ardha Candra, Arts Centre Bali, Denpasar. Bahkan di antara para tamu undangan tampak gubernur Bali, Made Mangku Pastika bersama istrinya, didampingi wakilnya AAN Puspayoga bersama istrinya, serta bupati Gianyar, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati Cok Ace.

Hebatnya, hampir selama tiga jam lebih gubernur beserta wakilnya duduk santai dan sesekali tertawa sambil tersenyum bersama saat menikmati tingkah polah para artis penyanyi, musisi, pencipta lagu dan insan seni Bali dari Pramusti Bali dalam pentas seni kolosal drama musikal modern berlakon Sampek Ingtay.

Drama musikal modern besutan Pramusti Bali yang berlatar belakang kisah tragedi cinta ini mampu mencapai klimaks happy ending. Pasalnya, drama musikal modern yang menggugat kesetaraan dalam pendidikan ini cukup mampu menggiring imajinasi kreatif penonton untuk berupaya memahami makna dibalik pertunjukan seni kolaborasi yang memadukan antara unsur musikal dengan teater serta mengadaptasi kisah Sampek Ingtay yang berlatar zaman kerajaan Dinasti Jin sekitar tahun 275 masehi serta konon telah menginspirasi sastrawan besar William Shakepeare membuat drama Romeo dan Juliet.

Bahkan, kisah tragedi cinta dari Sampek Ingtay ini telah menjadi bagian tersendiri dari seni pertunjukan Bali yang cukup memikat hati masyarakat pencinta seni seperti Drama Gong, Arja, Prembon, WayangKulit, hingga drama kontemporer Bali.

Drama musikal modern Sampek Ingtay yang terbagi dalam tujuh babak ini bahkan secara blak-blakan selalu berupaya mengkritisi dinamika paras paros dalam PKB ke-34 tahun ini melalui aksi teaterikal parodi kocak dan humoris dari para pelawak Bali. Di antaranya Ayu Petong, dan Putu Sampik, Ek Ok Cungih dan  Banyol, serta Kula dan Kuli,  Tapak Kaki dan Agung WS, Sengap dan Senger, serta Rare Kual Singaraja.

Di samping itu, sebagai pemberi kesan berbeda dan makna tersendiri serta sekaligus tampak agak lebih serius drama musikal modern ini melibatkan para artis penyanyi dan musisi terkenal sebagai pemeran tokoh utama di antaranya Trisna Sing Taen Enduk sebagai Ingtay dan Manik sebagai Sampek, dan Bayu KW sebagai Macun, serta BakPao sebagai bapak Ingtay, dan Puja sebagai Ingtay masa kecil, dilengkapi Prida Dewi sebagai ibunya Ingtay.

Tak hanya itu, drama musikal modern ini juga ditambah peran pendukung seperti Pang Sit (Deama) dan Mie Kwah (Yasa Sega), Dewi Pradewi, Anggi, Dian AFI, Gek Gita, Ayuni Citra Dewi, Lesthary, serta peran tokoh dari para artis solas bintang (Sarah, Astrid, Julia, Dewi, Wahyu, Dea, Opik, Cani, dan Gek Nia), dan Ocha, Gek Riris, lainnya.

Sebagai pelengkap, drama musikal modern ini dimeriahkan aksi sederetan artis Bali seperti Ayu Stiati, D’Antoni, Galuh Bilen dengan penari kontemporer Nyoman Sura, 3G, Eka Badeng, Dipa, Marlen Vitix, Lanang Mr Botax, Rah Tu [XXX], serta Tu Krisna KIS duet Tiari Bintang.

Drama musikal modern yang disutradarai sekaligus penulis naskah, I Gusti Bagus Martinaya, yang akrab disapa Gus Martin ini semakin tampak semarak dan meriah berkat sentuhan iringan gamelan kolaborasi oleh komposer muda I Ketut Lanus dari Sanggar Cahya Art Denpasar, serta ditingkahi dentingan alunan musik diatonis dari Pramusti Band yang digawangi personelnya i Cipluk (drum), Nonik (bas), Gung Edy (gitar), serta Gus Rajes dan Koming Candra (keyboard).

Selain itu, juga ditingkahi desahan vokal Widi Widiana lewat tembang andalannya Sampek Ingtay, serta dukungan dalang Ayu Saraswati sebagai pengantar lakon dari kisah tragedi cinta Sampek Ingtay dalam drama musikal modern Pramusti Bali.

Puluhan fotografer pun tampak berburu gambar untuk mengabdikan wajah para tokoh panggung dari drama musikal modern yang telah menjadi ikon unggulan dalam PKB tahun ini. Pasalnya, penampilan para tokoh panggung terkesan cukup elegan dengan tetap mengadaptasi kisah tempo dulu dalam balutan tren busana kekinian. Ini tentunya tidak terlepas dari sentuhan dari para penata rias dan penata busana ternama di Bali, yakni Cahya Art Suka.

Sebagai penutup sempat diisi dengan foto bersama para pendukung drama musikal modern Pramusti Bali dengan gubernur Bali Made Mangku Pastika bersama istrinya dan wakilnya AAN Puspayoga bersama istrinya.

Ketua Pramusti Bali, IGN Murthana alias Rahman mengatakan sangat bangga dan puas karena untuk kali pertama dalam pementasan drama musikal modern kali kedua dalam PKB tahun ini diapresiasi secara khusus oleh kedua pejabat tertinggi di Bali, gubernur sekaligus wakil gubernur Bali, serta didampingi para pejabat pemerintah Bali dan Kota Denpasar, termasuk bupati Gianyar, serta tokoh dan para budayawan.

Menurutnya, dengan apresiasi positif ini semakin memicu semangat para seniman dari kalangan artis penyanyi, musisi, pencipta lagu, dan insan seni Bali untuk lebih meningkatkan kreativitas kreatif seninya dalam berkarya. Demi upaya pelestarian dan pengembangan kebudayaan bangsa berbasis kearifan budaya lokal Bali.

Diharapkan, melalui pentas kolosal drama musikal modern Sampek Ingtay ini mampu meningkatkan semangat emansipasi atau kebersamaan atas hak hidup, kesetaraan perempuan dan pentingnya pendidikan, serta menanamkan nilai kesetiaan, komitmen dan konsistensi sikap, serta kebersamaan (paras paros) dan kepemimpinan.

“Semoga jalinan kerjasama semua pihak dan semangat paras paros dalam kebersamaan dengan spirit ngayah tulus iklas tanpa pamrih ini mampu meneguhkan perjuangan Pramusti Bali dalam menggeliatkan denyut nadi kehidupan seni budaya Bali khususnya blantika musik Bali di masa akan datang,” sembari berharap dalam PKB tahun depan dapat memberikan penampilan yang lebih berbeda dan tetap spektakuler serta kolosal. IJA-MB