Mangupura (Metrobali.com)-

Guna meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) bagi para petani, Pemerintah Kabupaten Badung melalui Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Badung mengadakan Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SL-PHT) Kopi dan Kakao. Untuk tahun ini SL-PHT diikuti 4 (empat) subak masing-masing 2 SL-PHT kopi yakni Subak Abian Semanik Sari, Br. Semanik dan Kelompok Kembang Sarwa Nadi Br. Tiyingan serta 2 SL-PHT Kakao yakni Subak Abian Alas Harum Br. Batubayan Desa Taman dan Subak Abian Eka Sari Guna Karya Br. Punggul, Kec. Abiansemal. SL-PHT yang akan dilaksanakan selama 6 bulan tersebut dibuka Kadis Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Badung Ir.  I Gst A. Ketut Sudaratmaja, MS yang diwakili Kabid Perkebunan Ir. Dwi Atmika Arya Rumawan, MM, Kamis (8/3).

Kabid Dwi Atmika  mengatakan, dalam rangka pelaksanaan pembangunan yang semakin kompleks, khususnya pembangunan disektor pertanian diperlukan SDM yang semakin berkualitas dalam menjawab tantangan peningkatan produksi dimasa mendatang. Kebijakan pemerintah dalam pembangunan pertanian di Badung, dilaksanakan melalui pembangunan ketahanan pangan dan pendekatan agribisnis dengan mempertimbangkan peluang pasar serta kesesuaian agroklimat yang mengacu pada potensi dan sifat-sifat dari sumber daya yang ada dengan memperhatikan kelestarian lingkungan. Salah satu kendala dalam peningkatan produksi tanaman perkebunan adalah adanya serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). Pemahaman tentang jenis OPT serta faktor yang mempengaruhi perkembangannya sangat diperlukan agar dilakukan tindakan pengendalian secara dini untuk menghindari kerusakan yang lebih luas. “Pada prinsipnya peningkatan SDM dalam pengendalian OPT merupakan suatu keharusan dan terus diupayakan pemerintah dimasa mendatang sesuai perkembangan teknologi melalui SL-PHT. Sehingga meningkatkan sumber daya petani dalam pengendalian OPT, menerapkan dan mengembangkan teknologi pengendalian hama terpadu serta petani mampu menerapkan prinsip dasar PHT secara utuh dan berkesinambungan,” terangnya.

Diharapkan para petani yang mengikuti SL-PHT ini mampu mengadopsi pengetahuan dan keterampilan untuk bisa diterapkan di kebun sendiri dan ditularkan kepada petani lainnya. Keberhasilan dari SL-PHT ini dapat diukur dari meningkatnya produksi dan produktivitas kopi dan kakao karena serangan OPT sudah bisa ditanggulangi secara tepat dan benar, sesuai ilmu yang didapat selama kegiatan SL-PHT ini. Pada pembukaan tersebut diserahkan baju kaos dan topi kepada peserta SL-PHT yang masing-masing subak berjumlah 25 orang. MB1