Jembrana (Metrobali.com)-

Sejumlah pedagang yang biasa berjualan di ruko depan bekas gedung Negara Theater mengeluh. Mereka mengeluh lantaran Pemkab Jembrana tidak menyediakan tempat sementara untuk berjualan saat ruko mereka dibongkar. Padahal waktu untuk menempati kembali tempat itu, baru akan dilakukan awal tahun depan.

Salah seorang pedagang kain yang minta namanya tidak ditulis, Selasa (23/7) mengaku kecewa lantaran tidak disediakan tempat untuk berjualan sementara. “Yang sudah punya tempat mungkin bisa tenang. Tapi saya mau berjualan dimana. Kalau ngontrak, ngotrak dimana. Uang saja tidak punya” Ujarnya.

Dikatakannya ia terpaksa membawa barangnya ke rumah. Dan untuk sementara juga katanya tutup. “Tapi kalau terus tutup hingga enam bulan, tidak mungkin, saya bisa rugi. Saya juga perlu makan dan tagihan sudah datang. Kalau tidak berjualan dapat dari mana uang” Ujarnya.

Dikatakannya sebelumnya ada perwakilan datang ke Pemkab Jembrana. dari informasi perwakilan itu, pedagang diharuskan pindah dan mengosongkan ruko hingga batas akhir 22 Juli. Namun tidak diberikan tempat untuk berjualan sementara. Tapi pedagang disuruh mencari tempat sendiri-sendiri.

Pantauan dilapangan, Rabu (24/7) ruko yang berjumlah 35 unit itu kini sedang dibongkar. Bahkan pihak rekanan sudah memasang pengaman dari seng sepanjang jalan Gatot Subroto dan Gunung Agung. Untuk mempercepat proses pembongkaran, nampak pihak rekanan menggunakan alat berat.

Kadis Disperindagkop Jembrana, Made Ayu Ardini saat dikonfirmasi tidak ada di tempat.

Sementara itu, Bupati Jembrana Putu Artha, saat dikonfirmasi seusai sidang Paripurna DPRD Jembrana mengatakan saat perwakilan pedagang bertemu dengan pihaknya menyatakan setuju, bahkan mereka sangat mendukung. “Dari laporan dinas itu juga katanya sudah dirapatkan. Saya sudah tekankan agar sekecil apapun masalah harus direspon dan dicarikan jalan keluar” Ujarnya.

Diakuinya memang sempat ada pemilik salon mengeluhkan tempat untuk pindah, namun setelah diberi penjelasan pemilik salon itu mengerti dan memahami. Pasalnya dimanapun buka, jika pelayanannya baik dan sudah memiliki pelanggan tetap, pasti dicari.

Menurut Artha, dibekas ruko itu nantinya akan ditata dibuatkan taman dan tempat parkir. “Kalau sudah selesai mereka nantinya kembali menempati. Tidak mencari pedagang baru” Ujar Artha.

Dari informasi ruko-ruko tersebut dijual oleh pedagang kisaran Rp.5 juta hingga Rp.6 juta kepada pihak ketiga. Pasalnya ruko itu milik pedagang, dimana saat terjadi kebakaran di tahun 80-an lalu Pemkab Jembrana tidak memiliki dana untuk membangun ruko dan pedagang waktu itu setuju membangun ruko dengan dana pribadi. MT-MB