Badung, (Metrobali.com)

Peringati hari Lingkungan Hidup Sedunia, Komunitas Bring Your Tumbler Be an Eco Warrior mengadakan Beach Clean Up dan Riset Klasifikasi Bahan Sampah pada Sabtu, (04/06). Kegiatan ini didukung penuh oleh proyek Rethinking Plastics: Circular Economy Solutions to Marine Litter mtelalui pendanaan dengan pembiayaan Uni Eropa dan Pemerintah Jerman, dan dilaksanakan oleh GIZ (Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit). Bertajuk The Bali Beach Clean Up Event 2022, aksi dan kampanye untuk terus menjaga lingkungan ini bertempat di Pantai Jerman, Kuta, Kabupaten Badung.

Seperti namanya, Komunitas Bring Your Tumbler Be An Eco Warrior merupakan sebuah gerakan yang mengajak masyarakat untuk beralih menggunakan tumbler atau wadah penyimpanan air minum. Kampanye tersebut tentu bertujuan untuk menekan penggunaan botol plastik sekali pakai yang seringkali mencemari daratan, sungai, dan lautan.

Menurut data yang dihimpun dari berbagai sumber oleh komunitas yang berdiri sejak 2015 ini, Indonesia merupakan penyumbang sampah terbesar di dunia dan menjadi nomor satu di Asia Tenggara pada tahun 2017. Sampah plastik diperkirakan menjadi sampah terbesar di dunia, yakni debesar 9 juta ton per tahun dan akan terus bertambah. Pada tahun 2016, United Nations Convention on Biological Diversity menyatakan bahwa lebih dari 800 spesies (40% mamalia laut dan 44% lainnya adalah spesies burung laut) akan mati karena sampah.

Pada tahun 2017, PBB menyebutkan sampah plastik membunuh 100.000 mamalia laut, 1.000.000 burung laut, dan sisanya penyu dan biota lainnya. Tak hanya itu, menurut data LIPI, selama pandemi ini 96% sampah plastik berasal dari bungkus belanja online karena dianggap paling efektif mencegah penularan COVID-19. Bahkan limbah medis kategori B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) di Indonesia mencapai 1.100 ton selama pandemi 2020.

Melihat data di atas, diperkirakan pada tahun 2050 jumlah plastik yang dibuang ke laut lebih banyak dari biota laut itu sendiri. Sehingga pencemaran plastik di laut dapat berimbas akan matinya ratusan ribu penyu laut, paus, mamalia laut, serta lebih dari satu juta burung laut setiap tahun akibat polusi laut; baik menelan atau terjerat sampah plastik di lautan.

Menyikapi hal tersebut, Komunitas Bring Your Tumbler Be An Eco Warrior terus bergerak secara berkelanjutan untuk aksi penyelamatan bumi. Salah satunya yakni dengan melakukan aksi bersih pantai yang sebelumnya dilaksanakan pada peringatan Hari Bumi pada bulan April lalu.

“Tujuan dari kegiatan beach clean-up ini adalah untuk meningkatkan kesadaran dan mengedukasi masyarakat tentang dampak tidak terkelolanya sampah dengan baik. Selain itu, tentu untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam menjaga kebersihan kawasan wisata. Lalu memahami dan mempraktekkan bagaimana cara pemilahan sampah di sumbernya. Serta melakukan penelitian tentang klasifikasi dan kuantitas sampah plastik di Pantai Jerman ini”, papar Ketua Acara The Bali Beach Clean Up Event 2022, Luh Putu Budiarti.

Usai aksi bersih pantai, Komunitas Bring Your Tumbler juga melakukan classification research untuk mengetahui jumlah temuan sampah anorganik di Pantai Jerman dan mengklasifikasikan sampah tersebut sesuai jenis dan materialnya. Luh Putu juga menambahkan, aksi bersih pantai ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat secara lokal, nasional maupun global terhadap kondisi lingkungan yang semakin miris.

Acara Beach Clean Up ini turut didukung oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Ibu Ni Nyoman Santi, ST., M.Sc. selaku Kepala Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Bali dan Nusa Tenggara, KLHK menyampaikan, “Upaya menggunakan tumbler sudah dapat melengkapi pemilahan sampah rumah tangga dan perkantoran. Kami berharap teman-teman komunitas bisa meluaskan kegiatannya untuk membantu KLHK bersama Pemerintah Provinsi Bali untuk mengurangi sampah di tingkat sumber, hingga dapat terjadi penurunan timbulan sampah”.

 

Di sisi lain, Kepala Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Bali berharap agar tidak ada yang membuang sampah di Kawasan Pantai dan berharap terus bisa bergerak bersama, serta berkoordinadi dengan desa dan daerah.

Sejalan dengan hal itu, kegiatan ini juga didukung oleh Indonesia Packaging Recovery Organization (IPRO), dan Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar.

Acara kali ini juga melibatkan puluhan partisipan dari berbagai lini. Seperti perwakilan dari GIZ, perwakilan Pemerintah Provinsi Bali dan Pemerintah Kabupaten Badung, para relawan; swasta, organisasi lingkungan dan sosial setempat, Karang Taruna setempat, mahasiswa, serta warga lokal Pantai Jerman.

Menyikapi hal tersebut, Komunitas Bring Your Tumbler Be An Eco Warrior terus bergerak secara berkelanjutan untuk aksi penyelamatan bumi. Salah satunya yakni dengan melakukan aksi bersih pantai yang sebelumnya dilaksanakan pada peringatan Hari Bumi pada bulan April lalu.

“Tujuan dari kegiatan beach clean-up ini adalah untuk meningkatkan kesadaran dan mengedukasi masyarakat tentang dampak tidak terkelolanya sampah dengan baik. Selain itu, tentu untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam menjaga kebersihan kawasan wisata. Lalu memahami dan mempraktekkan bagaimana cara pemilahan sampah di sumbernya. Serta melakukan penelitian tentang klasifikasi dan kuantitas sampah plastik di Pantai Jerman ini”, papar Ketua Acara  The Bali Beach Clean Up Event 2022, Luh Putu Budiarti.

Usai aksi bersih pantai, Komunitas Bring Your Tumbler juga melakukan classification research untuk mengetahui jumlah temuan sampah anorganik di Pantai Jerman dan mengklasifikasikan sampah tersebut sesuai jenis dan materialnya. Luh Putu juga menambahkan, aksi bersih pantai ini  bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat secara lokal, nasional maupun global terhadap kondisi lingkungan yang semakin miris.

Acara Beach Clean Up ini turut didukung oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan  (KLHK). Ibu Ni Nyoman Santi, ST., M.Sc. selaku Kepala Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Bali dan Nusa Tenggara, KLHK menyampaikan, “Upaya menggunakan tumbler sudah dapat melengkapi pemilahan sampah rumah tangga dan perkantoran. “Kami berharap teman-teman komunitas bisa meluaskan kegiatannya untuk membantu KLHK bersama Pemerintah Provinsi Bali untuk mengurangi sampah di tingkat sumber, hingga dapat terjadi penurunan timbulan sampah”.

Di sisi lain, Kepala Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Bali berharap agar tidak ada yang membuang sampah di Kawasan Pantai dan berharap terus bisa bergerak bersama, serta berkoordinadi dengan desa dan daerah.

Sejalan dengan hal itu, kegiatan ini juga didukung oleh Indonesia Packaging Recovery Organization (IPRO), dan Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar.

Acara kali ini juga melibatkan puluhan partisipan dari berbagai lini. Seperti perwakilan dari GIZ,  perwakilan Pemerintah Provinsi Bali dan Pemerintah Kabupaten Badung, para relawan; swasta, organisasi lingkungan dan sosial setempat, Karang Taruna setempat, mahasiswa, serta warga lokal Pantai Jerman.

 

Hasil aksi bersih sampah yang terkumpul dipilah menjadi 4 kategori sampah yaitu sampah plastik, sampah residu, sampah kertas, dan sampah botol botolan plastic. Sampah kategori plastik yang dtemukan diantaranya sedotan, batang permen, batang cuttonbuds, berbagai kemasan plastik, serpihan potongan plastik dengan total hasil timbangan 16.25 kg. Sampah kategori kertas yang ditemukan diantaranya kertas lembaran, kertas kotak, gelas kertas, kemasan keras dengan hasil timbangan 3.35 kg. Sampah kategori residu yang paling banyak ditemukan adalah puntung rokok, sterofoam dengan berbagai ukuran, baju bekas, botol kaca kecil dan besar dengan hasil timbangan 7.90 kg. Sampah kategori kemasan botol plastik terdiri dari botol air mineral ataupun non mineral, gelas air mineral ataupun non mineral dengan hasil timbangan 7.80 kg. Panjang area aksi bersih bersih pantai di Pantai Jerman adalah +/- 700 meter.

Adanya aksi bersih pantai kali ini adalah menyongsong harapan bersama. Tak lain agar dapat meningkatkan partisipasi masyarakat untuk menjaga kebersihan serta memahami dan mempraktekkan pemilahan sampah sejak dari hulu atau rumah masing-masing. (Sut)