Ilustrasi

 

Jembrana (Metrobali.com)

 

Kasus anjing positif rabies di Kabupaten Jembrana terus bertambah. Dalam kurun waktu tiga bulan hingga tanggal 25 Maret 2023 tercatat 27 ekor anjing positif rabies.

Data dari Bidang Keswan-Kesmavet pada Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana di bulan Januari tercatat ada 12 kasus anjing positif rabies. Di bulan Februari ada 6 ekor anjing positif rabies dan sampai tanggal 25 Maret 2023 ada 9 ekor anjing positif rabies.

“Dari total 17 sampel otak yang kita kirim ke Balai Besar Veteriner (BBVet) Denpasar ada 9 ekor anjing dinyatakan positif rabies” ujar Kepala Bidang (Kabid) Keswan-Kesmavet pada Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana, I Wayan Widarsa, Minggu (26/3/2023).

Kasus terbaru adalah sampel otak anjing yang menyerang warga di Lingkungan Ketapang, Kelurahan Lelateng. Kemudian warga di Desa Berangbang dan di Banjar Pangkung Buluh, Desa Kaliakah, Kecamatan Negara.

“Total selama tiga bulan ini tercatat ada 27 ekor kasus anjing positif rabies. Bulan Maret sampai tanggal 25 kemarin ada 9 kasus anjing positif” imbuhnya.

Sembilan tambahan anjing positif diantaranya 3 ekor terjadi pada pekan lalu dan 6 ekor anjing pada pekan ini.

Adanya tambahan kasus tersebut, pihaknya langsung melakukan vaksinasi emergency maupun vaksinasi massal di lokasi kejadian dan sekitarnya. Selain itu, masyarakat juga diharapkan berperan aktif ikut memerangi kasus rabies.

Sebab sambungnya, kasus rabies tidak bisa hanya ditangani oleh pemerintah saja namun butuh kerjasama dan peran aktif masyarakat untuk menjaga populasinya agar tetap sehat.

“Kami akan terus melalukan pencegahan dengan pelaksanaan vaksinasi rabies emergency maupun massal” ungkapnya.

Disingung terkait capaian vaksinasi rabies menurutnya telah mencapai 42,10 persen atau sebanyak 19.470 ekor HPR dari total estimasi populasi mencapai 42.243 ekor HPR.

“Tentunya kita gelar vaksinasi semaksimal mungkin. Stok vaksin kita juga masih aman. Dari stok 10 ribu dosis, sampai saat ini masih tersedia” terangnya

Selain vaksinasi, pihaknya juga melakukan upaya pencegahan dengan KIE atau edukasi ke sejumlah sekolah. Edukasi ini sangat penting dilakukan agar seluruh elemen masyarakat dimulai dari anak sekolah paham terhadap bahaya kasus rabies.

Selanjutnya ia berharap jika masyarakat menemukan HPR dengan gejala rabies agar segera dilaporkan sehingga bisa dilakukan penanganan dengan cepat. (Komang Tole)