audensi dubes jepang untuk indonesiaDenpasar (Metrobali.com)-

 

Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta, menerima kunjungan Duta Besar  Jepang untuk Indonesia Yasuaki Tanizaki bertempat di Ruang Kerja Wagub Sudikerta, Kantor Gubernur Bali, Renon-Denpasar, pada Rabu (21/10).

Pada kesempatan tersebut Duta Besar Jepang untuk Indonesia Yasuaki Tanizaki, menyampaikan tujuan kunjungannya adalah untuk melakukan diskusi komprehensif terkait beberapa kerjasama yang bisa dijalin antara Bali dan Jepang, khususnya dalam bidang pariwisata, keamanan dan kesehatan. Ia mengungkapkan bahwa banyak warga Jepang yang berkunjung ke Bali, dimana sampai pada tahun 2015 ini total wisatawan Jepang yang berkunjunga ke Bali  berjumlah 210.000 jiwa. Dengan adanya kunjungan yang semakin meningkat ini, maka Pemerintah Jepang meminta kepada Pemerintah Provinsi Bali, untuk turut menjaga masyarakat Jepang yang berkunjung ke Bali. Selain itu, Yasuaki juga melihat bahwa Pemerintah Provinsi Bali dalam mennagani keamanan di Bali sudah sangat baik. Namun, ia tetap meminta untuk tindakan-tindakan anti teror tetap dipertahankan dan terus ditingkatkan agar Bali ini tetap aman dan nyaman untuk dikunjungi. Ia juga berharap, nantinya bisa dijalin kerjasama pelatihan perwira antara Bali dan Jepang, seperti yang selama ini telah dilakukan di Kupang untuk meningkatkan personil keamanan di Bali. Sedangkan dalam bidang kesehatan, Yasuaki berharap penyakit anjing gila/rabies yang saat ini menjadi isu hangat di Bali bisa dicarikan solusi yang tepat, sehingga para wisatawan yang berkunjung ke Bali tidak mengalami penyakit anjing gila tersebut.

Menanggapi hal tersebut, Wagub Sudikerta menyambut positif atas usulan maupun saran yang diberikan oleh Dubes Yasuaki Tanizaki. Lebih jauh, Sudikerta memaparkan empat komponen pendukung pariwisata Bali yang merupakan pedoman dalam peningkatan kualitas pariwisata Bali. Komponen pendukung pertama adalah Budaya, dimana Bali memiliki beragam budaya seni maupun  adat istiadat yang sampai saat ini ditengah persaingan arus globalisasi, masih tetap dipertahankan kesakralannya dengan tetap  berlandaskan pada falsafah Tri Hita Karana  (tiga penyebab terciptanya kebahagiaan). Selanjutnya komponen kedua yaitu Keamanan, dimana telah terbangun keamanan Bali yang sangat baik. Hal tersebut didukung dengan fasilitas-fasilitas berstandar internasional, seperti CCTV, X-Ray, personil keamanan yang terlatih serta lainnya. Sedangkan untuk pengamanan daerah, Bali memiliki “traditional security” disebut pecalang, yang berfungsi untuk mengamankan kegiatan lokal yang ada di Bali. Sedangkan terkait, usulan kerjasama pelatihan perwira dengan Jepang, dapat dibicarakan lebih lanjut dengan pihak-pihak terkait sehingga teknis dari kerjasama tersebut dapat dipahami dengan seksama.

Selanjutnya, komponen pendukung ketiga adalah Kesehatan yang merupakan pendukung penting dalam menjaga keamanan para wisatawan dan juga masyarakat Bali dari pengaruh atau kontaminasi penyakit-penyakit yang datang dari luar. Sedangkan terkait dengan penyakit anjing gila atau rabies, telah dilakukan berbagai penanganan salah satunya adalah dengan vaksinasi oleh pemilik anjing itu sendiri, dan untuk anjing liar dilakukan metode eliminasi. Sehingga para wisatawan tidak usah khawatir terkait hal tersebut. Selain itu, pemerintah juga sedang membangun Rumah Sakit yang berstandar Internasional yang disebut Rs. Bali Mandara, nantinya rumah sakit ini diharapkan dapat mengakomodasi para wisatawan dalam menghadapi berbagai macam keluhan penyakit, tentunya dengan ditunjang alat-alat medis yang berstandar internaisonal. Komponen pendukung terakhir, yaitu Lingkungan, dimana Pemerintah Daerah Bali telah berupaya melakukan penanganan terhadap kebersihan di Bali. Hal tersebut juga telah tertuang dalam Program Pemerintah Provinsi Bali yang disebut dengan Bali Mandara dengan program Bali Clean and Green Province. Disamping itu, berbagai upaya penanganan masalah sampah maupun limbah juga telah dilakukan, baik dari pemeritah daerah sendiri maupun dengan melibatkan para investor. Namun sampai saat ini, Bali masih mengalami masalah dalam bidang penanganan sampah, yang berada pada Tempat Pembuangan Akhir di Suwung-Denpasar, untuk itu Pemerintah Daerah masih membutuhkan bantuan investor dalam menangani hal tersebut.  Dari empat komponen pendukung tersebut, Sudikerta mengharapkan dapat tercipta pariwisata berkualitas, serta peningkatan kunjungan wisata khusunya wisatawan asal Jepang ke Bali juga semakin meningkat. Oleh karenanya, Sudikerta berharap dapat dilakukan pembicaraan lebih lanjut terkait poin-poin pokok kerjasama yang akan dijalin dengan Bali.

Hadir pula dalam kesempatan tersebut Asisten Ekonomi Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Provinsi Bali, Kepala Biro Pemerintahan, Kepala UPT Taman Budaya, dan Perwakilan Dinas Pwriisata Provinsi Bali. AD-MB