Tekstil Penyumbang Devisa Tertinggi Di Bali
Bagiada menambahkan, ketiga komoditas itu memang terus melaju pengirimannya ke pasaran ekspor, hal itu bisa disaksikan dari permintaan atas surat asal barang yang ditandatangi setiap hari sebagai dokumen ekspor.
Vanili hasil perkebunan rakyat Bali tempo hari pernah mendominasi ekspor nonmigas Bali, bahkan sempat memperoleh devisa tertinggi, namun sejak tanaman perkebunan itu diserang hama busuk batang perdagangannya melorot drastis.
Petani vanili yang umumnya berada di Bali bagian barat, yakni Jembrana, Tabanan, Buleleng, Bali bagian utara dan Bangli sejak penyakit itu belum teratasi tuntas kurang berminat menanamnya kembali.
Apalagi harga hasil perkebunan itu di pasaran dunia melorot drastis, maka kegairahan pekebun semakin sirna, walau ada vanili yang diekspor tahun ini jumlahnya relatif sedikit hanya 31 ton bernilai 491 ribu dolar.
Ia mengatakan, pakaian buatan masyarakat Bali sempat redup dalam perdagangan ke luar negeri, karena khawatir adanya persaingan ketat dari produk yang sama dari China, Malaysia, India dan negara tetangga lainnya.
Pengusaha Bali yang kreatif dalam mengembangkan rancangan pakaian yang dipadukan dengan perkembangan pasar mancanegara, maka realisasi ekspornya bertambah terus baik dalam volume maupun perolehan devisanya.
Nilai ekspor pakaian Bali yang bernilai 59,8 juta dolar lima bulan I-2011 hasil pengapalan 24,8 juta pcs, naik 11,6 persen dari periode sama 2010 hanya 53 juta dolar atas penjualan 22,4 juta pcs.(*)
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.