Ket.Foto : Penampilan Sekaa Angklung Kebyar Wanita Padma Keshara Jero Abian Tubuh Pemayun Dangin Tangluk dalam Pesta Kesenian Bali (PKB) Ke-40 Tahun 2018 pada Selasa (17/7).

Denpasar (Metrobali.com)-

Penampilan Duta Kota Denpasar dalam Pesta Kesenian Bali (PKB) Ke-40 Tahun 2018 terus menunjukkan kreatifitas  dan rasa cipta seni yang tinggi dalam garapannya. Seperti pada Selasa (17/7) Sekaa Angklung Kebyar Wanita Padma Keshara Jero Abian Tubuh Pemayun Dangin Tangluk, Kesiman, Dentim tampil atraktif membawakan sejumlah garapan di Kalangan Angsoka, Art Centre, Denpasar.

Kadis Kebudayaan Kota Denpasar, I.GN Bagus Mataram ditemui disela – sela pertunjukan mengatakan penampilan yang disajikan Sekaa Angklung Kebyar Wanita Padma Keshara Jero Abian Tubuh Pemayun Dangin Tangluk, Kesiman, Dentim dalam gelaran PKB ke—40 Tahun 2018 dapat memperkenalkan ragam seni budaya yang ada di Kota Denpasar.”Kota Denpasar sebagai kota berwawasan budaya tentu sangat antusias menunjuk duta – duta kesenian terbaiknya dengan menampilkan 28 materi dan mengikuti 30 materi. Dua materi tambahan yang diikuti yaitu oleh Sekaa Gong Lansia dan Sekaa Gong PAUD. Semua garapaan seni yang disuguhkan duta kesenian Kota Denpasar semoga dapat menghibur penonton dan para penikmat seni” ujar I.GN Bagus Mataram.

Koordinator Sekaa, I Made Sumantra menjelaskan proses latihan dimulai sejak bulan desember lalu. “Kami menampilkan garapan yaitu Tabuh Rajas menceritakan Rajas adalah bagian dari Tri Guna yang memiliki sifat enerjik yang dituangkan ke dalam angklung kebyar menjadi sebuah keindahan alunan melodi dan permainan tempo. Lalu Tari Murti menceritakan sepasang kakak beradik yang berwujud seekor babi dibuang oleh ayah ibunya ke tengah hutan. Tekad dan ambisi mengantarkannya untuk melaksanakan tapa yoga semadi. Sang Hyang Pasupati menganugerahkan wujud sebagai manusia dengan nama Tanting Mas Tanting Kuning. Akan tetapi karakter mereka tidak pernah hilang berupa sifat egois yang disebut Adhanareswari. Lalu ditampilkan Tari Panji Semirang yang diciptakan oleh I Nyoman Kaler pada tahun 1942 dan ditutup dengan Tari Baris Bandana Manggala Yudha yang merupakan tarian kepahlawanan yang bertolak dari tari klasik Bali (Bebarisan). Ditarikan 4 sampai 6 orang penari pria, Tarian ini melukiskan persiapan sekelompok pasukan perang dari kerajaan Badung (Bandana) sebelum maju ke medan perang (Puputan Badung)” kata Sumantra.

Lebih lanjut dikatakannya jumlah total penampil yang diterjunkan terdiri dari 36 orang penabuh, delapan penari tari kreasi, empat penari Panji Semirang, dan empat orang penari Baris Sebagai uji coba sebelum tampil di PKB, kami menguji cobakan mereka di Event Maha Bandana yang digelar oleh Pemkot Denpasar” ujarnya.

Salah satu penari Baris Baris Bandana Manggala Yudha, Gede Agastya Deva Baskara, mengaku telah berlatih sudah hampir satu bulan. “Saya sudah menari sejak lama, tapi khusus untuk menarikan tari Baris ini, kembali menyetel ulang dengan para penabuh. senang dan bangga dapat tampil sebagai Duta Kota Denpasar di PKB Ke-40 Tahun 2018” ujarnya.

Editor : Whraspati Radha