Foto: Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Bali Dr. Nyoman Sugawa Korry siap maju sebagai Calon Bupati Buleleng pada Pilkada Buleleng November 2024 ini.

Buleleng (Metrobali.com)-

Suara harapan kader-kader Partai Golkar dan masyarakat Buleleng bergema mendukung langkah tokoh Buleleng yang juga Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Bali Dr. Nyoman Sugawa Korry untuk maju sebagai Calon Bupati Buleleng pada Pilkada Buleleng November 2024 ini.

Panggilan untuk melayani masyarakat Buleleng dan membangun hampung halaman tanah kelahirannya juga ibarat terus mengetuk hati Sugawa Korry untuk segera mengambil tekad bulat maju sebagai Calon Bupati Buleleng.

Sebuah panggilan, sebuah harapan. Sugawa Korry, siap melangkah maju, siap memimpin, dan siap mengubah takdir Buleleng. Dengan keberanian dan komitmen, dia mengangkat bendera harapan, mengajak semua untuk berjalan bersamanya menuju masa depan yang lebih baik.

Aspirasi yang mendorong Sugawa Korry yang juga Wakil Ketua DPRD Bali itu untuk maju sebagai Calon Bupati Buleleng berawal dari undangan Ketua DPD II Partai Golkar Buleleng dalam pertemuan yang dilakukan di kantor DPD setempat belum lama ini.

Hadir pula pada pertemuan tersebut pimpinan desa, kecamatan, pengurus kabupaten, anggota fraksi hingga dewan penasihat. Dalam pertemuan berkembang desakan dan usulan yang kuat dari seluruh peserta rapat agar Sugawa Korry sebagai Putra Buleleng bersedia maju sebagai bakal calon Bupati Buleleng 2024.

“Kalau itu sudah menjadi keinginan seluruh kader, saya hanya ingin melihat kesungguhannya. Kalau memang sungguh-sungguh saya siap menerima penugasan tersebut,” ungkap Sugawa Korry.

 

Menanggapi gelombang aspirasi dan ketika ditanya kesiapannya, di samping desakan kader, Sugawa Korry yang kerap disapa SGK memiliki pertimbangan bahwa secara historis Buleleng adalah daerah yang masyarakatnya terbuka dan paling cepat menerima konsep-konsep perubahan. Dalam Pilpres 2024 dibuktikan juga dengan kemenangan Prabowo-Gibran.

“Secara historis, Buleleng di tahun 60-an adalah daerah yang pernah menjadi daerah termaju dibandingkan dengan kabupaten lainnya di Bali, diukur dari berbagai bidang pembangunan, seperti pendidikan, ekonomi (pengekspor) berbagai komoditi, dan bidang-bidang lainnya. Saat ini dibandingkan dengan kabupaten dan kota di Bali, Buleleng sangat jauh tertinggal,” sentilnya.

Politisi Golkar asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng itu menuturkan selama 25 tahun pembangunan di Buleleng terkesan mengalami kemandekan dibandingkan kabupaten dan kota di Bali. Ditinjau dari capaian indeks pembangunan manusia (IPM) tahun 2010 mencapai ranking 5, tetapi tahun 2023 posisi kabupaten Buleleng anjlok ke ranking 6.

PDRB per kapita Kabupaten Buleleng tahun 2010 berada di ranking 5 dan tahun 2023 berada di ranking 6. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Buleleng tahun 2011 berada pada ranking 4 dan tahun 2023 berada pada ranking 6. Pendapatan asli daerah tahun 2010 di ranking 4 dan tahun 2022 masih di ranking 4. Penerimaan APBD Kabupaten Buleleng tahun 2010 ada di ranking 3 dan tahun 2022 ada di ranking 4.

“Tingkat kemiskinan tahun 2010 berada di ranking 4 tertinggi dan di tahun 2023 berada di nomor 2 tertinggi. Dari data tersebut di atas, kondisinya bukan saja mandek, tetapi juga dari berbagai indikator banyak yang melorot. Para pemimpin sebelumnya bukan tidak berbuat, mereka semua berbuat, tetapi apa yang dilakukan belum bisa meningkatkan capaian masing-masing indikator pembangunan tersebut. Berarti ada hal yang harus diubah dan diperlukan terobosan-terobosan yang tepat. Dari hal inilah saya melihat ada tantangan yang harus kami jawab dan antisipasi. Kuncinya ada pada komitmen, kemampuan, dan profesionalisme seorang kepala daerah atau bupati,” sebutnya.

Sugawa Korry tidak hanya berbicara tentang mimpi, tetapi juga rencana nyata. Dia menelurkan tiga komitmen yang tak hanya sekadar janji, tetapi pijakan kuat untuk mengangkat Buleleng dari keterpurukan.

“Komitmen membangun dan melayani seluruh masyarakat Buleleng. Membangun Buleleng dengan landasan, bukan atas dasar mempersiapkan diri untuk merebut masa jabatan kedua. Menjamin dilaksanakannya pembangunan yang bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme,” ungkap tokoh yang dikenal sebagai perpaduan sosok politisi brilian dan akademisi jenius ini

Terkait jawaban atas pertanyaan membangun dan meningkatkan kesejahteraan seluruh masyarakat Buleleng, Sugawa Korry memaparkan masyarakat Buleleng terdiri dari petani, peternak, nelayan, UMKM, pengusaha, wirausaha, ASN, dan lain-lain.

“Kepada merekalah fokus pembangunan dan pelayanan diprioritaskan. Sebagai contoh masyarakat petani harus dibangun kesejahteraannya dengan cara membantu menekan ongkos produksi, meningkatkan nilai tambah produksinya, dan memperluas aspek pasarnya,” jelas Sugawa yang dikenal memiliki pemikiran brilian ini dan disebut juga sebagai “Bapak Koperasi Bali” ini.

Namun, yang paling menggetarkan adalah ketika dia berbicara tentang petani, nelayan, dan rakyat kecil Buleleng. Dia berbicara tentang mengembalikan senyum pada wajah mereka, tentang memberikan harapan pada yang putus asa.

Sugawa Korry berbicara lantang bagaimana menekan ongkos produksi petani. Dia mendorong pemerintah harus berani berikan pupuk secara gratis kepada petani (pupuk organik) memberikan tambahan subsidi untuk pupuk anorganik. Lahan-lahan petani yang relatif sempit harus di tingkat produktivitasnya, dengan membantu gratis bibit-bibit terbaik atau kualitas ekspor, mendorong investasi industri pengolahan produk pertanian serta membantu registrasi kebun masyarakat sehingga produksinya layak ekspor.

“Aspek kelembagaan petani seperti subak diperhatikan dan dibantu dengan sungguh-sungguh. Begitu juga dengan komponen masyarakat lainnya, akan disiapkan pembangunan dan terobosan-terobosan sesuai dengan kondisi masing-masing,” ujarnya, dengan matanya yang bersinar dalam tekad yang tak tergoyahkan.

“Selama ini, komitmen membangun sektor pertanian memang kurang menarik, karena tidak cepat mendapat tepuk tangan, karena sifatnya jika menengah 6 hingga 10 tahun baru diketahui hasilnya, dan masa P ilkada keburu lewat. Tetapi kami tidak akan meletakkan komitmen membangun berdasarkan cepatnya dapat tepuk tangan dari masyarakat,” pungkas Sugawa Korry. (wid)