Foto: STMIK Primakara menggelar Talkshow “Kupas Tuntas Strategi UMKM Masa Depan” pada Jumat 5 Mei 2023.

Denpasar (Metrobali.com)-

Technopreneurship Campus STMIK Primakara terus secara konsisten dan berkelanjutan melakukan berbagai upaya untuk mendorong dan membantu percepatan digitalitasi UMKM atau onbarding UMKM di platform digital sebagaimana menjadi program dan target pemerintah.

Kampus yang kini telah memasuki usia 10 tahun ini selain punya program pendampingan digitalisasi UMKM dengan menerjukan mahasiswa melakukan pendampingan UMKM di seluruh Bali juga terus berupaya memberikan insight-insight tentang digitalisasi UMKM dan strategi UMKM masa depan.

Salah satunya dilakukan dengan menggelar Talkshow “Kupas Tuntas Strategi UMKM Masa Depan” di Aula Lantai IV Kampus STMIK Primakara, Jalan Tukad Badung Nomor 135, Denpasar, pada Jumat 5 Mei 2023. Tak hanya mahasiswa dari STMIK Primakara sendiri, talkshow ini juga diikuti mahasiswa luar kampus, hingga komunitas pelaku UMKM.

Talkshow yang dimoderatori Ketua STMIK Primakara Made Artana ini, menghadirkan narasumber Staf Khusus Menteri Koperasi dan UMKM TB Fiki C Satari, Managing Director iNews Media Group Prabu Revolusi, Founder dan CEO Hara Hegi Wahyu, dan Partner LHBM Counsel dan Founder Aksa Foundation Heru Muzaki. Sesuai dengan tajuknya, talkshow ini bertujuan untuk menyiapkan bagaimana kesiapan UMKM dimasa digitalisasi kedepannya dan juga mendukung upaya pemerintah melakukan percepatan target 30 juta UMKM onboarding digital pada tahun 2024.

Di awal sambutannya Ketua STMIK Primakara, I Made Artana mengatakan pihaknya menggelar Talkshow “Kupas Tuntas Strategi UMKM Masa Depan” ini menghadirkan lebih banyak insight kepada para mahasiswa, dosen maupun jejaring stakeholder STMIK Primakara tentang digitalisasi UMKM dan strategi UMKM masa depan dengan menghadirkan para pembicara yang expert di bidangnya.

“Kita punya komitmen untuk terus memperkuat UMKM dan sejak kurang lebih 4 tahun sebelum pandemi Covid-19 kita sudah memikirkan bahwa di jaman digitalisasi ini kita semua punya PR untuk UMKM. Karena mereka memiliki potensi tertinggal kan ini orang pada on boarding di online dan UMKM ini yang mengalami kendala. Dan saat itu kita merancang satu mata kuliah yang kita sebut dengan digitalisasi UMKM,” jelas pengusaha dan tokoh pendidikan asal Desa Carangsari Kabubaten Badung ini.

Metode mata kuliah digitalisasi UMKM ini dengan menerjunkan mahasiswa langsung untuk berinteraksi atau mendampingi UMKM ini selama satu semester dan itu pun ada syaratnya. Setidaknya 8 kali mahasiswa ini harus berkunjung langsung ke UMKM yang bersangkutan dan membantu on boarding di media-media digital sesuai dengan kemampuan dan kondisi UMKM masing-masing.

“Kalau ternyata UMKMnya skala mikro maka yang paling penting mereka bisa masuk ke sosmed itu yang dilakukan oleh anak-anak. Ditahun ini ada 165 mahasiswa itu tersebar di 40 desa yang ada di 4 Kabupaten melakukan pendampingan tadi mungkin bukan hal yang bombastis atau canggih, tapi ketika itu bisa continue dilakukan oleh UMKM sudah sangat cukup itu target kita,” imbuh Made Artana yang pernah menyabet Juara I Penggerak Wirausaha Muda Berprestasi Tingkat Nasional tahun 2017 dan peraih CYEA (Creative Young Entrepeneur Award) dari Junior Chamber International ini.

Sementara, TB. Fikri C. Satari selaku Staf Khusus Menteri Koperasi dan UMKM mengungkapkan pemerintah menargetkan 30 juta UMKM onboarding digital di tahun 2024. Sedangkan capaian transformasi digital UMKM per Desember 2022 sebanyak 21,56 juta UMKM sebesar 71,8 dari target tahun 2024 atau 33,5 persen dari total jumlah UMKM.

Dia lantas mengungkapkan tigas strategi menuju 30 juta UMKM onboarding digital di tahun 2024. Pertama, pemetaaan fitur kolaborasi dengan platform. Kedua, pembagian target per daerah. Ketiga, modernisasi kolaborasi dan target daerah.

Ditegaskan memang Kementerian Koperasi dan UMKM ingin memfokuskan terkait dengan strategi digitalisasi UMKM namun disesuaikan dengan level usaha UMKM. Menurutnya jangan dipaksakan usaha micro langsung on boarding di e-commerce nasional atau e-commerce unicorn yang targetnya besar dengan kapasitas produksi terbatas.

“Itu menjadi tantangan buat UMKM terkait kualitas kita ingin pastikan dulu bertahap setelah UMKM next stepnya. Biasakan dulu dengan konsumen digital di medsos dulu mulai buat akun sosmed sendiri dulu bagaimana bisa berinteraksi, bagaimana customer servicenya pelayanan purna jualnya dan seterusnya,” ungkap, Fikri.

Setelah memiliki sosial media, baru UMKM dapat masuk ke e-catalog lokal. Sementara itu dari 250 anggota asosiasi e-commerce Indonesia, UMKM unicorn terdapat 20 platform. Sehingga yang ingin mereka dorong adalah untuk masuk dulu ke e-commerce lokal atau homogen yang produknya sejenis jadi mereka bisa terbiasa dan belajar. Sehingga pihaknya  ingin pastikan UMKM ketika once on boarding ini bisa lebih sukses.

Sedangkan, Regi Wahyu selaku Founder dan CEO Hara yang turut menjadi narasumber pada talkshow ini mengatakan untuk melihat masa depan atau memprediksi masa depan dari sudut pandang tekhnologi cara paling mudah adalah mengamati dan melihat film-film science fiction dari Hollywood atau media streaming seperti Netflix.

“Menurut saya akan ada 4 skenario yang kalau diambil dari film pertama adalah dimana manusia akan digantikan oleh robot itu adalah dari film The Terminator dan disitu robot akan menguasai dunia seperti yang kita lihat sekarang kecendrungannya sudah ada. Banyak keputusan dalam hidup kita diambil alih dengan keputusan robot atau komputer. Sementara itu skenario kedua adalah kita pelajari dari film stars wars dimana manusia dan robot atau mesin akan hidup berdampingan. Disitu robot-robot berfungsi untuk membantu hal-hal yang produktif,” kata, Regi.

 

Lalu yang ketiga belajar dari film Elysium dimana mesin dan manusia akan menjadi satu untuk memberikan solusi yang terbaik kepada lingkungan sekitarnya atau manusianya itu sendiri. Yang terakhir adalah skenario dimana kita hidup didunia pararel kalau kita belajari dari esensi film Ready Player One dimana adanya web tren yang sudah dialami 3 tahun terakhir dimana terdapat skenario kita dapat berinteraksi baik online maupun offline dimana ekonomi bisa berjalan lebih cepat dan berdampak lebih banyak. “Jadi empat skenario itu saya lihat menjadi masa depan dari sisi teknologi,” tutupnya.

Narasumber berikutnya Managing Director iNews Media Group Prabu Revolusi memberikan insight menarik tentang trend jurnalisme dan juga kaitannya dengan upaya mendukung digitalisasi UMKM. Dalam konteks itulah MNC Group menghadirkan platform BuddyKu dengan tagline “Sahabat UMKM Goes Digital”.

BuddyKu hadir sebagai platform baru yang menawarkan pengalaman berbeda bagi para penggunanya karena menggabungkan media sosial dengan platform berbagi info, berita dan kreativitas serta kecanggihan teknologi Artificial Intelligence Machine Learning (AIML).

Tak hanya menjadi tempat penyedia beragam info dengan teknologi AI, BuddyKu juga menjadi wadah bagi para content creator untuk menujukkan karya terbaiknya dalam berbagai bentuk, mulai dari video, artikel, foto hingga infografis.

Kehadiran BuddyKu untuk masyarakat Indonesia tentunya memberikan sesuatu yang lebih, kontennya ada yang dibuat sendiri, konten agregasi dari publisher yang lain dan konten yang merupakan citizen journalism. Jadi konten masyarakat yang dimasukkan dalam BuddyKu yang dikurasi untuk menjaga kualitas, jadi itu yang ada di BuddyKu.

“Kami percaya bahwa semua orang punya kesempatan untuk memanfaatkan dan memproduksi informasi yang berkualitas. Kami juga percaya jika konten yang berkualitas itu layak mendapatkan reward,” ujar Prabu Revolusi.

Platform Buddyku nantinya akan terintegrasi dengan ekosistem MNC Group, di antaranya Motion Kredit dan Motion Point. Integrasi dengan ekosistem MNC Group memungkinkan kreator konten mendapatkan credit scoring yang didasarkan pada keaktifan dan pendapatan yang dihasilkan dari platform Buddyku.

Narasumber terakhir Partner LHBM Counsel dan Founder Aksa Foundation Heru Muzaki menekankan pentinya UMKM memiliki legalitas usaha. “Buat UMKM sustain diperlukan legalitas sehingga kegiatan usaha bisa terlindungi,” ungkapnya.

Pelaku UMKM didorong memformalkan usaha mereka dengan mendaftarkan diri untuk mendapatkan Nomor Induk Berusaha (NIB) yang berfungsi sebagai Perizinan Tunggal dan Identitas Berusaha bagi pelaku Usaha Mikro. Pelaku UMKM dapat membuat NIB secara online dengan mengakses layanan Online Single Submision atau OSS dengan mengunjungi laman www.oss.go.id.

Dengan memiliki NIB, pelaku UMKM dapat memperoleh berbagai manfaat antara lain legalitas usaha dan kemudahan akses permodalan dari lembaga keuangan seperti Kredit Usaha Rakyat atau KUR untuk mengembangkan usahanya hingga lebih mudah mendapatkan bantuan pemerintah.

“Keuntungan UMKM jika telah memiliki Perizinan Berusaha secara umum yakni akses sumber modal usaha yang lebih bervariatif, lebih muda mendapatkan insentif dari pemerintah, mendapatkan prioritas dalam mengikuti berbagai pelatihan dan program pendukung dari pemerintah hingga bisa menjadi penyedia barang/jasa pemerintah,” papar Heru Muzaki lantas menjelaksan Aksa Foundation terus berupaya memberikan literasi dan edukasi UMKM dari segi bisnis dan konsultasi hukum.