Denpasar (MetroBali.com)-
Sekolah Tinggi Ilmu Komputer (Stikom) Bali saat ini makin diminati kalangan mahasiswa asing dari berbagai negaran seperti Timor Leste, BelandaN Prancis dan ada juga dari Jerman.
Ketua Stikom Denpasar, Dadang Hermawan mengatakan, saat ini lembaga pendidikan yang dia pimpin menampung sedikitnya 100 mahasiswa asing dari berbagai negara.
“Saat ini sedikitnya ada seratus mahasiswa asing yang belajar di Stikom Bali,” ujar Dadang pada acara press gathering di Denpasar, Rabu (16/5). Selain mahasiswa asing juga ada yang berasal dari luar Bali yang mencapai sekitar 20 persen dari 5.200 keseluruhan mahasiswa Stikom.
Ketertarikan mahasiswa asing belajar di Stikom, kata Dadang, tidak terlepas dari  kelengkapan fasilitas yang lengkap dan berkualitas internasional, seperti yang sudah dibuktikan dengan perolehan ISO 900-2008.
Selain itu juga memiliki fasilitas  microsoft asli. Untuk mendukung penyediaan microsoft asli ini, pihaknya harus membayar ribuan dolar ke pemilik microsoft.
“Kami harus membayar 4.000 sampai 5.000 dolar ke Bill Gates per tahun. Itu tak masalah  yang penting mahasiswa bisa belajar dengan tenang tanpa merasa was-was digerebek aparat,” alasan Dadang.
Dadang menjelaskan, selain membuka kelas internasional, juga kelas nasional. Untuk kelas internasional ini, kata Dadang, pihaknya bekerja sama dengan Help University Malaysia yang menerapkan penggunaan bahasa Inggris sebagai pengantar mulai semester tiga dan seterusnya.
Untuk kelas internasional biaya kuliah selama empat tahun mencpai US $ 5.600 lebih. Angka ini disebutnya masih separuh dibandingkan biaya kuliah di Malaysia dengan kualitas yang tak jauh berbeda.
Dengan makin bertambahnya mahasiswa asing masuk ke Stikom Bali, berarti ikut menambah devisa negara. “Dengan jumlah biaya US $ 5.600 per orang ya tinggal kalikan saja 100 mahasiswa,” ujar Dadang.
Menurut  Dadang, prospek sarjana lulusan bidang teknologi informasi masih sangat cerah saat ini maupun di masa mendatangn karena berpeluang terserap di semua sekor bidang pekerjaan. “Bali masih membtuhkan banyak tenaga IT,” ujarnya. Pada acara itu juga dihadiri Pembina dan sekaligus pengelola Stikom Bali, Prof. Dr. I Made Bandem,MA. RUS-MB