Spanduk misterius bertuliskan ‘salam sakit hati”  terpasang di posko kantor DPC PDIP Buleleng pada Selasa kemarin 1Buleleng (Metrobali.com)-
Kabupaten Buleleng sempat menduduki peringkat III nasional rawan politik. Sehingga setiap perhelatan demokrasi selalu mendapat perhatian serius dari banyak kalangan baik daerah dan nasional. Untuk di Tahun 2016-2017 merupakan tahun politik bagi masyarakat buleleng, karena menghadapi helatan Pilkada Buleleng yang digelar 5 Februari 2017 mendtang. Banyak peristiwa yang terlihat menjelang dihelatnya Pilkada Buleleng 2017 mendatang. Salah satunya bbentrok hormas di Desa Banyuatis. Dan yang kini tepatnya pada Selasa (21/6) terjadi peristiwa yang membuat keresahan masyarakat. Yakni munculnya spanduk bertuliskan “Salam Sakit Hati” di depan sekretariat Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) di Jalan Gajah Mada, Singaraja.
Terkait hal tersebut, muncul berbagai pertanyaan dikalangan masyarakat, “Memangnya ada apakah di Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Bulelelng”?
Salah satu karyawan kantor DPC PDIP Buleleng, Gede Maryana yang akrab dipanggil De Gud saat dikonfirmasi dikantor DPC PDIP Buleleng mengaku tidak mengetahui dengan jelas terhadap pemasangan spanduk tersebut. Iapun mengaku tidak mengetahui ada spanduk yang bertuliskan “Salam Sakit Hati” di depan Kantor DPC PDIP Buleleng.”Saya datang dan langsung kekantor DPC PDIP melaksanakan tugas sebagaimana biasanya. Malahan sayapun mengetahui setelah awak media menanyakan hal ini” ujarnya.
Tidak bisa dipungkiri, majunya Dewa Nyoman Sukrawan mantan calon Wakil Gubernur Bali periode 2013-1018 yang kini maju sebagai kandidat bakal calon Pilkada Buleleng 2017 melalui jalur independent mendatang menjadi perhatian serius dari kalangan kader maupun simpatisan PDI Perjuangan Buleleng. Bagaimana tidak, pasalnya sosok Dewa Sukrawan yang diketahui merupakan tokoh PDIP militant dan babak belur memperjuangkan PDIP sejak duduk disekolah SMA Kelas III ini, kini secara terang-terangan menyatakan diri maju melalui independent.”Saya sebenarnya, jiwa dan raga saya di PDIP. Berbagai pengalaman di jaman Orde Baru saya jalani dengan tabah. Semua orang tahu bagaimana PDIP dijaman Orde Baru” terangnya saat pertemuan para soroh warih satria di Pemaron beberapa waktu yang lalu.
Munculnya spanduk ini mungkin terlihat sepele dimata yang terbiasa menganggap persoalan semuanya gampang, nampun secara hati nurani militant sebuah partai menjadi lain artinya.
Dewa Sugiarto yang saat ini duduk sebagai anggota Komisi III DPRD dari Fraksi PDIP Buleleng dengan bijak mengatakan persoalan spanduk ini belum bisa memberikan komentar. Namun demikian dirinya itu akan berkoordinasi dulu dengan pimpinan partai atau pengurus inti Partai PDIP Buleleng,”Saya berkoordinasi dengan  pimpinan partai lainnya” pungkasnya.GS-MB