Klungkung ( Metrobali.com )-

Berbekal jiwa kewirausahaan dan jiwa sosial yang telah dipupuk sejak lulus Sekolah Dasar (SD), I Nyoman Suwitra, memantapkan tekad maju sebagai salah satu bakal calon bupati Klungkung periode 2013-2018 bersama I Made Kasta sebagai wakil bupati. Suwitra  lahir di Pulau Ceningan, Desa Nusa Lembongan, kecamatan Nusa Penida, Klungkung, 1 Desember 1967. Putra ke 7 dari 8 bersaudara dari pasangan I Made Baom dan Ni Wayan Bari, ini sebenarnya tidak ada cita-cita terjun di dunia politik. Cita-cita sejak kecil, pria  berkacamata ini ingin menjadi guru. “Sebenarnya saya ingin menjadi guru,” ujar Suwitra, ketika ditemui di Posko Pemenangan Suwasta, Selasa (25/6).

Cita-cita menjadi guru bukan tanpa alasan. Suadara saudaranya  tidak ada yang sampai lulus SD.  Suwirta lahir dari keluarga sederhana dan bersahaja. Dalam perjalanan keluarganya, hanya Suwirta yang bisa melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebi tinggi. Upaya mendapatkan pendidikan seperti anak-anak kebanyakan saat itu, ia lakukan tidak mudah. Banyak tantangan dan rintangan yang dihadapi.  “Saudara-saudara saya ada yang tidak sekolah, ada yang berhenti hanya sampai SD. Itulah yang mendorong saya untuk menjadi guru, agar bisa berbuat untuk pendidikan di keluarga dan lingkungan,” jelasnya.

Dari sisi ekonomi memang keluarga Suwirta hidupnya pas-pasan. Setelah lulus SD di kampung halamannya, pulau Ceningan, Suwitra nekat merantau sendirian ke pulau Nusa Penida. Di sana, Suwitra kecil bertemu dengan seseorang lalu diajak tinggal di rumahnya. Kebutuhan hidup sehari-hari dipenuhi dan dia diberi kesempatan untuk melanjutkan pendidikan di sekolah menengah pertama (SMP) Nusa Penida. Namun, setiap harinya Suwitra ikut membantu pekerjaan tuan rumah yang mengajaknya tinggal merawat ternak ayam boiler.

Keseharian, ia selalu melihat bisnis ayam petelur itu. Dari sanalah tumbuh jiwa semangat Suwitra untuk berbisnis. Diakui, sebenarnya jiwa kerja keras sudah ditanam sejak masih belum lulus SD. Setiap hari setelah pulang sekolah, dia mencari rumput untuk sapi dan pekerjaan apa saja untuk membantu orang tuanya. ” Sejak kecil Sudah biasa bekerja. Bahkan sejak masih SD sering bantu orang tua,” ujarnya.

Setelah lulus dari SMP Nusa Penida, Suwitra pindah ke Kota Klungkung, dia kemudian menjadi abdi di Puri Smara Negara, sambil melanjutkan pendidikan di SMA 1 Klungkung. Jadi, semua biaya hidup dan pendidikanya, dia perolah dari keringatnya sendiri. Mandiri sejak usia dini.Tamat dari SMA, pada tahun 1987 Suwitra bekerja di koperasi yang kini dipimpinnya. Awalnya selama 7 tahun, dia bekerja sebagai kolektor koperasi dan menjadi salah satu pengurusnya. Dengan pekerjaan yang telah di tekuni, Suwitra tidak lantas lupa dengan cita-cita awalnya menjadi seorang guru, kemudian dia melanjutkan pendidika di IKIP PGRI Bali menempuh jurusan biologi.

Namun garis tangan Suwitra bukan menjadi seorang pengajar, pada tahun 1987, dia dipercaya menjadi manager koperasi. Dari koperasi itu, dia menyadari bahwa kebersamaan, gotong royong dan bantu membantu sesama sangat terasa mewarnai hidupnya. Kemudian dia mulai fokus menekuni pekerjaanya sebagai manager koperasi. Pada tahun 2008, dia melanjutkan pendidikan strata dua (S2) jurusan ilmu manajemen di salah satu sekolah tinggi bidang ekonomi di Badung.

Meski tidak punya cita-cita terjun di dunia politik, Suwitra mengaku mendaat panggilan nurani untuk terjun di pemerintahan untuk memperbaiki sistem demi kehidupan masyarakat yang lebih baik. Dia menyadari, dunia entrepreneur saja tidak cukup untuk membangun dan menyejahterakan masyarakat, untuk itu dia kemudian menerima tawaran salah satu partai politik untuk menjadi kandidat calon bupati Klungkung.

Menurut Suwitra, panggilan nurani untuk terjun di pemerintahan karena didasari ingin menyejahterakan masyarakat. Salah satu caranya dengan memperbaiki sistem. ”Sebelum terjun di Politik, sosial dan ekonomi harus dipenuhi dulu. Sosial dengan terjun kemayrakata mengerti dengan yang dibutuhkan masyarakat,” pungkasnya. SUS-MB