Denpasar (Metrobali.com)-

Panti asuhan terdapat banyak orang yang tinggal memiliki risiko tinggi untuk penyebaran TBC (tuberkulosis). Terlebih lagi bila telah ditemukan kasus TBC di panti asuhan tersebut. Hal tersebut disampaikan pimpinan pelaksana Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI) Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Wibawa saat melakukan sosialisasi pencegahan kasus TB di Panti Asuhan Adzkiyah Al-Khair, Senin (6/3). Sosialisasi yang melibatkan Dinas Kesehatan Kota Denpasar, Dinas Kesehatan Provinsi Bali dan Tim Program PR Pendahuli Komunitas Pendahuli pusat.

“Untuk pencegahan TBC, lebih bagus bila melibatkan lebih banyak pihak. Karena dengan demikian, kita harapkan masyarakat semakin memahami bahaya TBC. Karena selama ini masih banyak masyarakat yang tidak mau memeriksakan diri saat ada gejala TBC,” ujar Ngurah Wibawa.

Menurutnya setelah ditemukan kasus TBC di panti asuhan ini di tahun 2021 perlu dilakukan sosialisasi lebih masif, agar masyarakat yang tinggal di panti asuhan lebih memahami bagaimana mencegah kasus TBC khususnya dilikungan panti asuhan.

Lebih lanjut Ngurah Wibawa untuk kasus TBC di Kota Denpasar baru ditemukan 30 persen dan dari 30 persen tersebut tingkat kesembuhannya mencapai 80 persen. “Mengingat masih tingginya kasus TB yang belum ditemukan perlu lebih gencar melakukan sosialisasi seperti sekarang ini,” ujarnya.  PPTI Kota Denpasar dalam menemukan kasus yang terjadi, telah membentuk 30 kader tersebar di masing-masing desa/kelurahan. Dengan terbentuknya kader diharapkan kasus TB di Kota Denpasar dapat dicegah.

Sementara Iklas Tunggal Mulyandari dari Tim Program PR Pendahuli Komunitas Pendahuli pusat menyampaikan saat ini posisi Indonesia untuk kasus TB menduduki peringkat kedua setelah India kemudian Cina, dengan jumlah kasus tuberkulosis terbanyak di dunia pada tahun 2021, yakni 969.000 kasus. Dari jumlah tersbut baru 45,7 persen telah dilaporkan san sebanyak 54,3 persen belum dilaporkan. “Tidak dilaporkan menurut kami karena kemungkinan kasus belum ditemukan,” ujarnya. Untuk itu perlu dilakukan sosialisasi yang lebih masif sehingga masyarakat mengerti akan bahanya TBC.

Iklas Tunggal Mulyandari menambakan untuk di Kota Denpasar sendiri secara nasional sudah tidak banyak ditemukan kasus TB. Bahkan Kota Denpasar menduduki peringkat terbawah kedua untuk kasus TB setelah Jogjakara. Hal ini mungkin disebabkan karena kolaborasi dan program yang dilaksanakan Pemerintah Kota Denpasar melalui Dinas Kesehatan dan PPTI Cabang Kota Denpasar. “Kita harapkan kasus TB di Kota Denpasar benar-benar rendah bahkan kalau bisa zero kasus,” ujarnya.

Wasor TB Dinkes Kota Denpasar Sekar menyampaikan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencegah terjadikan kasus TB di lingkungan panti asuhan. Salah satunya melaksanakan prilaku hidup bersih dan sehat. “Dengan melakukan pola hidup bersih dan sehat, kami yakin kasus TB bisa dicegah,” ujarnya.

 

Sumber : Humas Peemkot Denpasar