Jembrana (Metrobali.com)-

Sosialisasi rencana pembangunan jalan tol Gilimanuk-Mengwi, Rabu (9/6/2021) dilaksanakan di GOR Kresna Jvara, Kelurahan Dauhwaru, Kecamatan Jembrana. Sosialisasi dihadiri Kepala Biro Tata Pemerintahan dan Kesra Setda Provinsi Bali I Ketut Sukra Negara, Kajari Jembrana Triono Rahyudi dan tim sosialisasi lainnya.

Data undangan sosialisasi pendataan awal belakangan diketahui kurang valid. Pasalnya beberapa warga pemilik lahan yang akan dilintasi proyek tidak mendapat undangan dan obyek tanah sudah dijual namun masih atas nama pemilik lama. Salah satunya Ida Bagus Putu Sudiartha dari Banjar Petanahan, Desa Batuagung.

Ia mengaku sengaja datang ke tempat sosialisasi, GOR Kresna Jvara untuk melakukan konfirmasi. Karena nama dalam undangan bukan atas nama dirinya, namun orang lain. Padahal tanah seluas 5 are yang ia beli dan ditempati sampai sekarang ini sudah atas nama dirinya. “Saya membelinya dari Gati Waluyo. Sertifikat sudah atas nama saya. Bayar pajak saya. IMB juga ada” jelasnya.

Perbekel Desa Dangintukadaya Gusti Putu Murdhi mengatakan dari 190 undangan, ada sekitar 60 undangan yang tidak valid. Diantaranya ada nama yang tercantum di undangan tetapi tidak punya lahan. “Kami tidak tahu datanya darimana. Kami hanya memfasilitasi saja. Nanti ketika penataan lokasi baru jelas” ujarnya.

Sedangkan Lurah Pendem Putu Eko Darma Wirawan mengatakan dari 130 undangan yang diterima, ada 14 orang yang tidak ditemukan orangnya. Surat undangannya kemudian dikembalikan ke panitia.

Terkait beberapa nama yang tidak diketahui kejelasannya, Kepala Biro Tata Pemerintahan dan Kesra Setda Provinsi Bali I Ketut Sukra Negara mengatakan akan dilakukan pengecekan ke lapangan oleh tim/satgas sehingga data benar-benar valid.

Pihaknya berharap program pembangunan jalan tol untuk kepentingan umum ini bisa berjalan lancar dan diterima masyarakat karena untuk kepentingan masyarakat.

Kajari Jembrana Triono Rahyudi berpesan dan mewanti-wanti agar masyarakat waspada dan tidak mudah percaya dengan oknum-oknum yang datang seperti pahlawan kesiangan.

“Tolong jangan dihiraukan broker-broker yang datang sebagai makelar. Jangan sampai masyarakat jadi korban karena bapak-bapak dan ibu sebagai subjek” ujar Kajari Triono.

Kejari Jembrana menurutnya siap menjadi pendamping masyarakat dan mengawal program ini. “Kami membuka ruang diskusi. Jangan percaya info yang menyesatkan. Kami memberikan kesempatan bapak dan ibu untuk datang melakukan konsultasi” ujarnya. (Komang Tole)