Denpasar, (Metrobali.com)

 

Setiap guru harus mengetahui pertumbuhan dan perkembangan kognitif, tingkat kecerdasan, kreativitas serta kondisi fisik peserta didik. Guru harus mampu memberikan pembelajaran sesuai dengan karakteristik siswa.

Itulah salah tujuan SMP Negeri 5 (Spenma) Denpasar menggelar workshop peningkatan kompetensi guru. Menurut Ketua Panitia Ayu Made Dwi Cahya Dewi, S.Pd., kegiatan yang bertajuk “Workshop Peningkatan Kompetensi Guru dalam Rangka Menyongsong Implementasi Kurikulum Merdeka Secara Penuh di SMP Negeri 5 Denpasar Tahun Ajaran 2023/2024” ini akan dilaksanakan lima hari, 16 – 20 Desember 2022, di SMP Negeri 5 Denpasar.

“Workshop ini merupakan bagian dari program bidang kurikulum sebagai persiapan guru dalam kegiatan pembelajaran dan peningkatan mutu sekolah,” kata Cahya.

Selain itu, kata dia, workshop juga punya tujuan menjalankan amanah Kurikulum Merdeka yang mensyaratkan adanya kolaborasi antara guru mapel dan antar sekolah demi kemajuan pendidikan nasional. Juga untuk mempersiapkan para guru untuk menghadapi Kurikulum Merdeka, dimana kurikulum ini akan dijadikan Kurikulum Nasional pada tahun pelajaran 2024.

“Workshop juga untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan guru dalam Implementasi Kurikulum Merdeka, sehingga guru mampu memberikan pembelajaran sesuai dengan karakteristik siswa. Mampu merencanakan dan melaksanakan pembelajaran Kurikulum Merdeka. Serta mampu menyusun dan mengembangkan CP, TP, ATP, Modul Ajar, dan Modul Projek,” jelasnya.

Kepala SMP Negeri 5 Denpasar, Dr. Putu Eka Juliana Jaya, SE.,M.Si., mengatakan, dalam Kurikulum Merdeka guru dituntut di antaranya mampu mengembangkan bahan ajar melalui gaya belajar visual, kinestetik, atau audio yang sesuai dengan karakteristik peserta didik. Hal itu sangat berguna bagi guru untuk menentukan rancangan proses pembelajaran yang paling sesuai bagi peserta didik di kelas.

“Kesadaran akan keragaman kebutuhan dan karakteristik peserta didik, guru dapat menjadikan pembelajaran diferensiasi (differentiated learning) sebagai cara pengembangan pengalaman belajar peserta didik,” jelas sosok yang sering disapa Wawa Arjaya ini.

Dikatakan, melalui pembelajaran berdiferensiasi, sikap toleransi dapat muncul dengan pemberian keleluasaan bagi siswa untuk mengembangkan potensi. Guru tidak membatasi bahan dasar, proses dan produk yang dihasilkan siswa.

Menurut Kepala Sekolah yang berasal dari alumnus Guru Penggerak Angkatan 1 ini, Workshop Implementasi Kurikulum Merdeka yang dilaksanakan di SMP Negeri 5 Denpasar bertujuan mempersiapkan para guru untuk menghadapi Kurikulum Merdeka, dimana Implementasi Kurikulum Merdeka ini akan diterapkan kepada seluruh peserta didik kelas VII, VIII, dan IX di SPENMA pada tahun ajaran 2023/2024.

Dijelaskan, sebagai salah satu opsi pemulihan pembelajaran akibat learning loss, Kemendikbudristek menawarkan Kurikulum Merdeka yang sebelumnya dikenal dengan Kurikulum Prototipe atau Kurikulum dengan Pradigma Baru. Kemendikbudristek mengembangkan Platform Merdeka Mengajar (PMM) yang merupakan Platform edukasi yang menjadi teman penggerak untuk pendidik dalam mewujudkan Pelajar Pancasila yang memiliki fitur Belajar, Mengajar, dan Berkarya.

Dikatakan, dalam workshop tersebut akan tampil pemateri-pemateri yang pakar di bidangnya. Mereka adalah Dr. I Wayan Surata S.Pd.,M.Pd., selaku Kepala Balai Guru Penggerak Bali, I Made Arjana, S.Pd, M.Pd., selaku Pelatoh Ahli Program Sekolah Penggerak Angkatan 1 Jenjang SMP/Pengawas Sekolah Dinas Dikpora Kota Denpasar, Cokorda Agung Anre Juniana, S.Pd.,M.Pd., selaku Pelatih Ahli Program Sekolah Penggerak Angkatan 1 Jenjang SD, dan Ni Luh Putu Rusmana Dewi, M.Pd., selaku Kepala Sekolah SMP Bintang Persada/Pelaku Program Sekolah Penggerak.

Wawa Arjaya menegaskan, pihaknya berkomitmen untuk menggerakkan seluruh SDM dan aset di SPENMA Denpasar untuk menerapkan program yang berpusat pada murid. “Untuk memberi bekal murid menjadi mandiri, tangguh, gigih, unggul berdaya saing di masa depan, baik secara akademis maupun karakter,” kata Guru Pembimbing Khusus Nasional satu-satunya di Denpasar ini.

Selaku Pemegang Sertifikat Fasilitator Nasional Anti-Bullying dari UNICEF, Wawa Arjaya memiliki target agar seluruh stakeholders di SMPN 5 Denpasar “Serempak Bergerak Wujudkan Merdeka Belajar”.

Kegiatan workshop dibuka Kepala Balai Guru Penggerak (BGP) Bali, Dr. I Wayan Surata S.Pd., M.Pd. Pembukaan ditandai dengan pemukulan gong sebanyak 5 kali.
Dalam sambutannya, Dr. Surata mengapresiasi gerakan yang dilakukan Kepala SMP Negeri 5 Denpasar, Wawa Arjaya, yang menyelenggarakan workshop peningkatan kompetensi guru untuk menyongsong pelaksanaan IKM secara menyeluruh bagi siswa kelas VII, VIII, dan IX pada tahun ajaran 2023/2024.

“Ini merupakan bagian dan dukungan bagi transformasi sistem pendidikan nasional, yaitu keberanian untuk melakukan lompatan belajar yang jauh meninggalkan hal lama,” ujarnya.
Dikatakan, hadirnya Komite, Kapolsek Denut, Camat Denut, Lurah Ubung, serta Bendesa Adat Ubung mencerminkan keharmonisan dan dukungan ekosistem sekolah. Menurutnya, hal ini merupakan inovasi cerdas untuk kemajuan sekolah yang melibatkan seluruh ekosistem pendidikan.

Dr. Surata juga memuji tari maskot SMP Negeri 5 Denpasar, yakni Tari Panca Bayu Jayanti, yang ditampilkan dalam acara pembukaan workshop tersebut. (bs)