Soal Geothermal, Bandara Baru dan Reklamasi Benoa : Jangan Abaikan Aspirasi Rakyat
Denpasar (Metrobali.com)-
Ada tiga hal yang menarik perhatian senator kelahiran Desa Pidpid Karangasem, Wayan Sudirta, di sela-sela reses bulan Juli 2013 ini. Tiap hari senator kelahiran Desa Pidpid Karangasem itu masimakrama dengan warga di 4 sampai 6 dusun per hari, tersebar di Kab. Tabanan, Badung, Klungkung, dan Karangasem. Ia mendengar dan menyerap suara hati rakyat, tapi juga mensosialisasikan program-program kerjanya sebagai senator bersama organisasi yang mengusungnya, yakni KORdEM, Koalisi Ornop dan Eksponen Masyarakat untuk Demokrasi Bali.
”Sangat kami sesalkan, kesan yang kami peroleh selama masimakrama rupanya suara-suara rakyat seringkali diabaikan. Misalnya dalam kasus yang berkaitan dengan reklamasi Teluk Benoa, Geothermal Bedugul dan rencana lokasi bandara baru di Buleleng, keputusan dan rekomendasi pejabat sepertinya memandang sebelah mata terhadap rakyat,” kata Sudirta, dengan mimik serius.
Soal Geothermal Bedugul, yang kembali diwacanakan Menteri ESDM Jero Wacik, dan disebut-sebut tetap akan dilanjutkan apalagi disebut sudah tidak ada lagi penolakan di Bali, Sudirta mengingatkan, pernyataan Jero Wacik tak mencerminkan sikap yang mendalami bagaimana megaproyek tersebut secara historis telah ditolak di Bali. Ada penolakan sejumlah eksponen masyarakat dan komunitas berdasarkan alasan sosial keagamaan maupun lingkungan hidup, PHDI Provinsi Bali, 4 Anggota DPD RI 2004-2009, beberapa Sulinggih Hindu, termasuk Surat Keputusan DPRD Bali No. 07/2005 dan Surat Gubernur Bali dengan nomor 660.1/1497/bid.I/Bapeldada, yang intinya menolak proyek Geothermal Bedugul.
”Jangan bikin suasana panas dan memancing-mancing polemik lagi dengan melemparkan wacana secara kurang terukur sehingga terkesan kurang diperhitungkan,” ujar Sudirta.
Selanjutnya, soal lokasi bandara baru di Buleleng, senator yang bersama beberapa anggota Komite I DPD RI telah menerima aspirasi dan kajian sementara dari Tim Pemerhati Bandara Baru Provinsi Bali. Tim yang diperkuat beberapa gurubesar, akademisi, aktivis LSM dan ahli hukum itu merekomendasikan, lokasi sementara yang layak adalah di perbatasan Buleleng dengan Karangasem, dengan pertimbangan bisa memberikan manfaat dan dampak ke beberapa kabupaten, seperti Badung utara, Bangli utara, Klungkung utara, Gianyar utara, juga Karangasem. Faktor-faktor lainnya tentu harus disurvei dan dikaji secara profesional. Namun, aspirasi Tim Pemerhati Bandara Baru itu sepertinya kurang direspon. Tiba-tiba ada berita bahwa lokasi diputuskan di Sumberkima, Buleleng barat.
”Saya sudah ketemu dengan Menteri Perhubungan beserta staf-stafnya dan mendapat informasi, bahwa di Sumberkima ada angin samping yang sangat membahayakan pesawat. Kalau betul Pemerintah Provinsi dan Kabupaten memutuskan di Sumberkima, apakah mungkin Dephub menyetujui, mengingat adanya bahaya angin samping itu?”kata Sudirta berkali-kali.
Soal reklamasi Teluk Benoa, yang kini jadi polemik menghebohkan, dimana terjadi saling tuding serta tantang menantang serta sikap yang sama-sama defensif, Sudirta berpendapat bahwa masalah yang telah menjadi bola panas ini dibuka di forum resmi, misalnya dalam rapat DPRD Bali yang bersifat terbuka dan transparan, libatkan semua pemangku kepentingan maupun masyarakat, agar dapat diketahui apakah betul ada kelemahan baik di SK Gubernur Bali tentang reklamasi Benoa, Rekomendasi Ketua DPRD Bali tentang tindak lanjut hasil FS LPPM UNUD, maupun tentang hasil sementara FS LPPM tersebut.
”Bila forumnya terbuka, data-data dan faktanya dibuka secara gamblang, pastilah akan ketahuan, apa betul ada pelanggaran atau tidak, lalu apa rekomendasinya. Kalau yang ada adalah tantang menantang, yang satu menuntut Gubernur mencabut SK, sebaliknya pembuat SK katakan silakan gugat di PTUN, masyarakat pasti dibuat lelah. Memang, kalau dialog dan polemik tidak ada solusinya, salah satu cara mencari solusinya memanglah proses hukum. Tapi, adakah kemauan mencarikan solusi diluar jalur hukum, yang baik untuk masyarakat dan baik untuk Bali. Saya yakin ada,” kata Sudirta.
Karenanya, Sudirta minta semua pejabat tak hanya jadikan partisipasi masyarakat sebagai hiasan bibir, tapi rekomendasi dan keputusan diambil tanpa melibatkan masyarakat.
41 Komentar
ne mare beneh pak wayan, lanjutkan pak wayan perjuangannya…!!!
Betul Bali itu Bukan milik pastika sama jero wacik yg di kepalanya komisi melulu , rakus you pastika sama jero wacik Saya doakan low cepat mampus atau mati suri tetap i Bali itu adalah milik rakyat Bali Saya dukung sudirta 100%
maju terus pak mangku, nak biase mekire pileg sekancan gumatat gumitit pesu mekejang pelihange , kene pelih keto pelih sok paling peduli ajak bali, padahal cm modal BB(b**g*t)2 dogen suud to ape sg ade,,, nyen sg nawang akal2an sudirta, apebuin ane coment menentang cm antek2 py jeg care matador sruduk kiri sruduk kanan jeg memeteng, pokokne nentang pdhal sblm pilgub sube disetujui dan tandatgn jak ket dprd co rah, jani mare kalah pilgub jeg mebalik kuri sg setuju,,mimih care nak nik2 bikasne,,, ngenah san deken otakne, main politik cantik & cerdas donk,,,!!! cck partaine misi “P”,,(?,,,,,,,,,,,,,,,,,,?)
ini bukan masalah pileg atau semacamnya, tolong bedakan.
bali Pulau kecil sangat beresiko dibuat gethermal, suplay listrik dari paiton kan sudah cukup. mari kita bersama-sama melindungi bali agar ttap lestari. begitu juga dengan reklamasi, apakah tidak mengganggu ekosistem dan bakau disana.
Aaahhhhh….Sudirta. Kok baru muncul menjelang Pemilu…??? Haaa…haaaa….coba teliti secara seksama, apa sejatinya yang tlah diperbuat secara riil oleh Sudirta…paling cuma ngomong doang. Kalo ada isu ato wacana yg lagi hangat dia muncul, bentuk tim pemerhati. Lucunya lagi — sekali lagi cermati — orang yg disebut-sebut dlm tim pemerhati ya itu-itu saja dari dulu. Kalau pun disebut dari kalangan akademisi, unsur agama, cendekiawan, dan tetek bengek lainnya, ya tetap saja dari dulu orangnya itu-itu saja. Kalau bicara Sudirta, publik Bali secara umum sudah tahu, hanya cerdas berwacana di media, tapi td cermat mengaktualisasikan diri di masyarakat. Mau tahu buktinya?? Saat Sudirta ikut Pilkada Karangasem justru keok, padahal di koran “makudus” berita pencitraan cara kel pesu api…haaaa…haaaa….kalau skg Sudirta mengkritisi soal Geothermal, Bandara Sumberkima, dan Teluk Benoa tak lebih hanya sensasi belaka untuk pencitraan diri menjelang Pemilu 2014 mau tarung lagi rebut kursi DPD. lebih lucu lagi, Sudirta bilang menyerahkan gajinya untuk masyarakat Bali, eh ternyata yang dikasi orang-orang yang jadi sekaa tim suksesnya sendiri. Sama saja menggaji tim suksesnya dia. Kalau betul serahkan gaji, buktikan dengan proyek infrastruktur. Pun selama duduk di DPD RI tak satu pun ada karya monumental yang ditorehkan oleh Sudirta. Paling hanya sibuk berkomentar sok jadi pahlawan kesiangan bentuk tim pemerhati, setelah itu hilang. Jelang Pemilu muncul lagi, pura-pura serahkan bantuan — sejatinya hanya kpd tim suksesnya — tapi diekspos di media massa secara besar-besaran, seolah-olah Sudirta paling peduli dg rakyat miskin, paling peduli dengan Bali, padahal semua itu hanya trik penuh intrik yang alergi kritik padahal sgt menggelitik. Dari dulu kerajaannya Sudirta dkk ya seperti ini karena saya sndiri adlah kader moncong putih yang cukup lama nimbrug di Posko Sudirta Nusa Kambangan Denpasar. Karena action nya menyimpang dari visi yang digaungkan, makanya saya keluar dari Nusa Kambangan. Dan saya tahu persis apa dan bagaimana Sudirta dkk itu. Makanya, saya yakin apa yang saya tulis ini akan memantik reaksi. Percayalah, yang akan berkomentar pasti sekaa semal itu-itu saja. Tapi gak apa, iklim demokrasi tentu harus menghormati perbedaan sbg sebuah dinamika hidup. Thanks Metro Bali, semoga makin cemerlang. Buat umat seiman, selamat berpuasa smoga Allah selalu memberi tuntunan dan ridhonya shg bisa menjalankan kehidupan dengan baik tanpa kepura-puraan. AMIN
maju terus pak mangku…
lucunya ada pimpinan wakil rakyat yang berkoar2 anti korupsi, padahal dia sendiri termasuk didalamnya…yah…tunggu tanggal mainnya…
@banteng punyah,,,100%setuju, sudirta hny muncul menjelang pileg dan dpd sj dan pd saat ada pilkada, slm jd dpd apa yg sdh berhasil diperjuangkan utk bali , nothing, cm koar2 sj, dr dulu sll bilang otonomi khusus tp bualan sj, dmn2 klo sdh orng ini muncul pst akan terjadi huru hara, tk lbh seorang provokator tengik berkedok peduli bali, msh ingtkah kasus lemukih dan kasus temukus klo sdh orng muncul pst akan timbul kegaduhan,,padhal didaerahnya sendiri jd pecundang,,,dan bikin sensasi di daerah lain,,buka topengmu sudirta,,, ,sontoloyo,
Benteng punyah, putry ini memang sekongkolan ekornya jero wacik Dan mangku pastika yang akan merusak Dan menghancurkan Bali , ini lah musang berbulu domba alias sangut , terrorist berjubah yg sering me rusak Dan men buang kotoran di Bali , imbauan kepada seluruh masyarakat Bali yang beragama Hindu dharma, waspadalah anda , ring desa adat suang suang ketatkan aturan, LAN awig awig di massing masing desa adat, waspadalah Akan datang berbagai kepentingan yg akan me rusak Bali , benteng terakhir untuk Bali adalah desa adat pekraman, Tidak Ada yg namanya toleransi suksema, kalau Tidak sekarang berjuang berarti anak cucu kita Akan kena getahnya
@cenk blonk,,urus sj janda melengis dan hbs pilgub ada janda empuk jungjung-an mu,,,hehehe,,,sok ajeg bali pdhal wkt pilgub semeton2 dauh tukad ajak bebotoh gen mendukung,,,,
Nyen nyak ningehang awake memunyi yan? Cara pemimpin dogen keneh awake, kewala sing ada anak ngugu.
Ingat sejarah majapahit hancur gara gara di adu domba , jgn sampai terulang untuk Bali suksema
Golkar Sodok F-PDIP soal Reklamasi
DENPASAR, NusaBali
Kamis, 18 Juli 2013
Persoalan reklamasi Teluk Benoa, Tanjung Benoa Kecamatan Kuta Selatan Kabupaten Badung membuat suhu di DPRD Bali menghangat. Kali ini anggota Fraksi Golkar DPRD Bali menyodok Fraksi PDIP soal sikapnya terhadap reklamasi itu dan menyebut Fraksi PDIP seolah cuci tangan dalam persoalan reklamasi.
Anggota Fraksi Golkar Nyoman Sugawa Korry mengatakan, seharusnya Fraksi PDIP DPRD Bali menjelaskan kepada masyarakat apa yang telah terjadi. Ketua DPRD Bali yang notabene Ketua DPD PDIP Bali sendiri sudah menandatangani rekomendasi reklamasi.”Fraksi PDIP jangan cuci tangan dalam persoalan reklamasi ini,” ujar Sugawa Korry Rabu (17/7). Sugawa mempertanyakan apakah keluarnya rekomendasi reklamasi yang notabene dikeluarkan dan ditandatangani Ketua DPRD Anak Agung Ngurah Oka Ratmadi alias Cok Rat, sudah sesuai dengan mekanisme? “Saya menangkap ini ada pengalihan wacana yang berkembang. Seharusnya teman-teman di Fraksi PDIP menjelaskan rekomendasi yang keluar atas rapat Komisi I dan Komisi III itu. Kenapa setelah ada rapat komisi langsung ada rekomendasi ketua dewan. Harus dibuka semuanya secara jelas lahirnya rekomendasi. Ini kesannya teman-teman cuci tangan terhadap wacana yang berkembang,” ujar politisi asal Desa Banyuatis Kecamatan Banjar Buleleng ini. Menurut anggota Komisi II ini rekomendasi tanpa pembahasan awal bersama seluruh unsur dan anggota dewan ini sudah sering kali keluar dari lembaga dewan. “Mekanisme tidak jalan, rekomendasi keluar begitu saja,” ujar pria yang juga Ketua DPD II Golkar Buleleng ini. Rekomendasi yang dikeluarkan DPRD Bali, tanpa proses dibawah kata Sugawa seperti rekomendasi pengelolaan air bersih kepada masyarakat, rekomendasi pengelolaan aset di Desa Kertalangu, dan banyak lagi rekomendasi lainnya termasuk reklamasi Tanjung Benoa,” ujar Sugawa. Sebelumnya Ketua Fraksi PDIP Ketut Tama Tenaya menegaskan Fraksi PDIP menolak reklamasi sambil menunggu kajian. PDIP menyetujui reklamasi dengan syarat. Kalaupun reklamasi jadi, harus memperhatikan kepentingan masyarakat setempat salah satunya kepemilikan saham untuk masyarakat dan Pemprov Bali. Juga mensyaratkan setuju reklamasi dengan konsep pengelolaan kawasan yang tidak meninggalkan akar budaya Bali.Namun dikonfirmasi soal sodokan Fraksi Golkar ini, Ketut Tama Tenaya belum bisa dimintai komentar. Saat dihubungi melalui ponselnya mengarah mailbox. Sementara, Bupati Badung AA Gde Agung tetap kukuh dengan pendiriannya yang enggan membahas soal reklamasi ini. Ditemui awak media usai paripurna di DPRD Badung Rabu kemarin, lagi-lagi, awak media yang menyodorkan pertanyaan terkait reklamsi Teluk Benoa, mental tanpa ada jawaban. Pernyataan yang terlontar justru Gde Agung ogah mengomentari terkait rencana itu, mengingat belum ada pembahasan di tingkat eksekutif selama ini. “Berkenaan reklamasi, kami tidak ada pembahasan masalah itu dan tidak ada suatu informasi berkaitan dengan masalah itu,” ucapnya singkat. Karena menolak membicarakan isu reklamasi yang sejatinya santer terdengar belakangan ini, Gde Agung bahkan lekas-lekas menyudahi wawancara. Malah mengalihkan topik pembicaraan terkait pergantian Wakil Bupati Badung. Sebelumnya, Ketua DPRD Badung I Nyoman Giri Prasta, meminta agar rencana ini dibuka ke publik, agar masyarakat bisa menimbang-nimbang baik dan buruknya dari rencana tersebut. Giri Prasta Senin (8/7) lalu mengatakan, Pemerintah Provinsi maupun pihak investor yang berminat melakukan reklamasi haruslah terbuka mempresentasikan rencana reklamasi ke masyarakat. Walaupun, katanya, ada kajian teknis dari sejumlah perguran tinggi, namun masyarakat mestinya tetap diberikan informasi seluas-luarnya. “Pemprov harusnya terbuka. Jangan ada yang ditutupi. Masyarakat berhak tahu,” ujar Giri Prasta.7 nat, a
2013-07-17 22:27:54 – admin
Beh,pak sudirta monto gen judulne…….jual kemiskinan care cangak meketu…..
care bekicot! pesu disaaat ujan dan ade don kedele
Ajeng tteellaassaanngg…..
Nak Bali percaya ken Karma.Alam mempunyai hukum keseimbangan,apabila bali suda g seimbang maka ‘Dia’ akn mnyeimbangkan dirinyasndirikita debat kusir hanya akan mnambah kebencian n mmpertajam konflik sdangkan pranglain sibuk unt dirinya n kroninya sndiri.mari kita orang bali mulatsalira
Mulai dr dirisndiri brbuat baik unt sekitar jgn trlalu jauh.mreke skr jd emimpin esok mreka tetap kmsyarakat disana kita lihat brsama hukum sosial akan mulai dtrima suksma
Ha……haa….haaaaa ……mekinken pemilu mare pesu kedingkrik-dingkrik, tampel nasne aji tape pang garang buyung bangke
Berpikir Negatif, akan pasti prilakunya negatif juga, saya ragu kalau di Sumberkima katanya ada angin samping buktinya kok , peswat pesawat kecil yang berlalulalang setiap jam saat ini, nyaman nyaman aja kelihatannya, Jangan jngan melalui manusia lokal orang Jakarta sudah ngeborong tanah di bukti sana . he..he, yang jelas pejabat lokal juga sudah terlanjur borong tanah di timur Buleleng.
Pak Wayan Sudirta benar2 mau memikirkan Bali? Mari kita diskusi pak… Bicara jangan atas kepentingan politik bapak saja, pikirkan apa yg dibutuhkan oleh Bali kita.. Seandainya bapak baca ini, sy siap jelaskan Geothermal untuk Bali kita.. Go for clean Energy…
wwwaaaaaduhhhhhh,,,,,,,, sareng semoeton ados meuyutan,,,, ilingang irage sareng sami,,,,,, semeton,,,,,,, ilingang nike,,,,,,,,
Carter debate that will create hatred between each other, somehow this divine island if this continues? oh my God
@putry, banteng punyah, tetap setia dgn mangkuk tapi belum berani tunjuk hidung…, hahaha kpk sudah di bali, suud pelantikan langsung masuk penjara
@gede baglur ,,,pegigisin gelar gelur nyanan bin ade tumbal, konden kering kuburane suud pilgub,,,py malu urusang be seger, be ngidaang ke kantor nyemak gajih ,,,,
Ngomongin Sudirta…haaaa….haaaa….lucu. Dimana Sudirta muncul, disitu pasti ramee. Kerjanya hanya omong doang…saya punya kliping koran bgm Sudirta diseret di daerah Jabotabek. Atas kejadian itu, Sudirta lantas kabur ke Bali. Eh…lagi-lagi jadi “cicing boros” diuber-uber kasus Culik sampe jadi DPO Polda Bali. Kasus Lemukih jg memanas gara-gara kompor Sudirta meledak. Skg kaset lama diputar lagi dg label untuk kepentingan rakyat, tapi action nol besar. Kalau pun terekspos di koran membantu orang sakit, cuma akal-akalan doang demi pencitraan jelang pemilihan DPD RI. Dari dulu ngomong perjuangan Otonomi Khusus Untuk Bali, mana hasil perjuangannya. Kesenangannya cuma mejeng di koran…mungkin ke MCK saja tidak dikorankan, selebihnya diekspos sok pamer diri paling hebat. Buktinya, di kandang sendiri keok saat Pilkada Karangasem. Gmn mau dipilih wong ga ada aksi nyata. Cecunguk Sudirta orangnya itu2 saja..kasihan deh….
Ingat dulu waktu pura rawamangun yang Ada di Jakarta , mau di gusur Dan Akan di gusur orang satu satunya , yang berjuang Dan membela serta me nolak adalah Pak Wayan sudirta , Saya yakin 100% orang ini membela Dan memperjuangkan Bali sekarang gebrakan beliau yaitu ingin memperjuangkan Bali untuk menjadi otonomi khusus Demi ajegnya adat Dan budaya Bali , Bukan seperti Ida bagus oka gubernur terdahulu biasanya me jual Bali saja , sama dgn gubernur sekarang mangku pastika keleng , biasanya hanya men jual hutan bakau Dan dengan kedok rerakmasi
@blonk,,,lamen sube pcundang kalah jeg membabi buta,,kalah ya kalah,,ngamukmuk,,percuma,,,hehehe,,,
Bali itu pulau kecil, sangat rapuh dan rentan, segala perubahan yang bersifat global akan sangat mempenngaruhi segala aspek di pulau dewata ini. Biarlah Bali berjalan apa adanya, optimalkan yang sudah ada, cari innovasi2 yang lebih bermanfaat, buat apa bikin bandara baru? Toh ngurah rai masih cukup untuk menampung pesawat2 yang ke bali, jangan proyek bandara baru bakal cm jadi tender muslihat yg jadi pundi2 uang buat pejabat2 rakus. Geothermal, masih banyak sumber listrik yg lebih potensial, dan memang butuh dana besar untuk teknologinya, tetapi itu semua setimpal daripada kerusakan ekologi karena pembabatan hutan. Reklamasi, tujuannya apa? Apa untuk menyediakan fasilitas untuk investor sehingga penduduk lokal yg kurang kompeten hanya menjadi penonton atau pekerja kelas bawah? Semua mesti ditinjau dari segala perspektif, semoga semua penghuni pulau Bali bisa menjaga kelestarian pulau tercinta ini.
Setuju 100% bro ini baru nyama Bali yg peduli Bali
Yen suba peturu siap bali, jeg semua hebat, saling toltol, teka siap jawa jeg siep. kalau bisa janganje ribut debat kusir, yen saje mekita apang maju Baline, jalan je de uyut saling jelekan, yen ngelah ide bagus pesuang, pangde misi nyekekan timpal, yen pelih nyamane, orahin, sane encenje merasa meragukan, jalan duduk bersama secara sabar, yensing ahli, ngalih staf ahli, do je saling nyelekan, lek atine ajak nyama dura desane, ngiring bareng bareng bangun Baline, jalan bedikin Mauyutan,”Astungkara” dumugi Nyame baline Bersatu
Yen suba orahin , pemimpin ne buta, kaku, egois Dan tuli , bagaimana bisa ngorahin, Tidak memperhatikan aspirasi masyarakat Bali , jeg memeneng biar pelih jeg cuek bebek,, nas bedag
Huihhhhhh…..uihhhhhhhhh cretek-cretek gigine baane nok…… nas bedil …”cenk blonk” masi tabu,kuka,isego dan ilut-ilut ajag nab-nabdabang Bali pang Bagus,Asri Lingkungan Indah , kritik-kritk gen, sebilang ade ngomong copy min 100% setujuuuuuuuu , mas bulo ??????
haa…haaa….penggusuran Pura Rawamangun akal-akalan Sudirta dkk. sengaja meletupkan isu penggusuran lantas Sudirta hadir bak pahlawan menolak penggusuran itu. Ya wajar berhasil..karena emang ga ada digusur…haa…haa….emang anak kecil mau dibohongi…sapa tak tahu Sudirta. Bungut tebel, kijap-kijap kena gangguan saraf. emang Sudirta ahli angin kok tahu ada angin samping di Sumberkima. mending kasi angin bawah aja botaknya alias kentuuutt…tuuuuttt…tuuutttt
Amen saja dingehang, serap pulus minusnya amen tusing de runguange……aman gumi Baline
maju trus pak mangku biarkan anjing menggonggong, toh apa yg dilakukan utk kemajuan dan kesejahteraan rakyat bali, bgmn dulu jl tol dan underpass bertubi2 di protes tp skrg bgtu selesai mereka cm mangut2 sj,,apakah dg cara membiarkan sj sdh berarti peduli bali, di tuban klo tdk ada airport dan diurug/reklamasi sblh baratnya, sy rs dpsr dgn nusa dua sdh putus digerus abrasi, dmn2 negara2 maju tak terlepas dr investor slm msh saling menguntungkan, di amerika sj yg negara super power berbagai investor dr seluruh dunia ada disana, mari berpikir cerdas dan berwawasan kedepan utk kemajuan bali,
Mestinya Gendo malu lewat jalan tol…kan dia yg paling getol protes. Tp dasar kemaluannya kecil, muka tebal, bibir jg tebal kayak Sudirta, psti kerjanya protes doang. Perjuangan Sudirta utk Otonomi Khusus cuma basa basi aja..sekadar pencitraan. Mari buktikan, psti skg Sudirta rajin bayar agar dimuat di koran…dlu blm mau Pemilu, mana tampang botak mejeng di koran. Skg bentuk forum ini, bikin aliansi itu….tp hasil ne ga ada apa.
Setuju Cenk Blonk…waspadai adu domba…seperti komentar Sudirta yang tendensius bernuansa adu domba. Kalau ada manusia matanya kijap2 kepalanya digeleng2 kayak Sudirta yang punya gangguan saraf, maka manusia tsb cenderung tdk bs melihat persoalan dg terang benderang, tdk bs berpikir jernih. Yang ada adalh sifat kontra — seperti kepalanya yg menggeleng pertanda TIDAK — shg apapun yg dilakukan sll atas dasar sifat kontradiktif. Kalaupun Sudirta sering ikut agenda keagamaan, hanya trik belaka utk mencari pembenar sbg sosok yg sok peduli agama dan budaya Bali. Masih ingat konflik PHDI — ya disitu ada Sudirta. Masih ingat dulu dibentuk Pemuda Hindu Indonesia (PHI) oleh Sudirta — krn Sudirta ingin bikin organisasi tandingan mengimbangi PERADAH yg telah resmi terbentuk. Dasarnya PHI lahir krn pikiran kotor dan kontradiktif, maka seleksi alam yg berlaku, PHI itu pun gak ada gaungnya. Stlh itu Sudirta menyusup ke PHDI — eh…sama saja, PHDI dibuat kisruh, terjadi dualisme. Alamaaaakkk….mau apa lagi Sudirta ini..?? Kini publik menanti, apalagi yg akan dibuat oleh Sudirta — sosok kontradiktif mantan DPO Polda Bali — yang diburu polisi karena berbagai kasus. Waspadalah….waspadalah
setuju banteng punyah,,,nak mule saje mekire pileg ngalih dukungan dgn cara mengocok 1 ds adat, kasus lemukih ne be biang kerokne, jani bin ngocok ds adat temukus lmn sube uyut bane ilang be ye, dsr pcundang tengik , ipidan thn 2008 milu merebut rekomendasi pilgub, klh masi, pilbup karangasem maan rekomendasi uli dadongne tp kalah masi, bin di jkt milu merebut dadi ape to ket kpk, misi berbagai test klh masi, apebuin misi test2, jls pecun klh,,, ngalih dukungan ulian ngae uyut malu mare ye sok dadi pahlawan kesiangan, perlu sudirta beljr prinsi jk MP,,,’SEKALI TAMPIL HRS JD PEMENANG”,,ne sudirta bertarung pang lime pang kutus keok,,hehehe,,,,,,cck maan julukan,,”SUDIRTA SANG PROVOKATOR”,,,,
Tidak siap menerima dan membuat perubahan, kenapa dulu Bali dibangun? Kenapa tidak dibiarkan saja Bali ini seperti jaman Delem Waturenggong, tidak ada listrik, tidak ada TV, tidak ada mobil, tidak ada pariwisata. Nyongkok di tempat.
Negara lain berlari dalam hal kemajuan, kita masih berkutat dengan debat dan apriori terhadap pemimpin. Kalau dicurigai melulu kenapa diadakan pemimpin ? Toh suba ajak makejang duweg di Bali, makejang ajak dadi pemimpin.
Partai politik ke kanak-kanakan, masyarakat kecil yang jadi korban.
Seiring berjalannya waktu perubahan perkembangan tidak bisa untuk dicegah, tapi segala perubahan perkembangan memiliki konsekuensi, ada konsekuensi baik dan buruk, sebagai generasi muda bali. Kita harus bisa mencerna segala informasi dan perubahan perkembangan sehingga bisa terarah dan tiidak dimanfaaatkan oleh oknum2 yg hanya memanfaatkan situasi.
ini bukan masalah pileg atau semacamnya, tolong bedakan.
bali Pulau kecil sangat beresiko dibuat gethermal, suplay listrik dari paiton kan sudah cukup. mari kita bersama-sama melindungi bali agar ttap lestari. begitu juga dengan reklamasi, apakah tidak mengganggu ekosistem dan bakau disana.
@rasta : kalo bukan utk pencitraan, knp si botak bungut tebel Sudirta baru muncul koar2 tolak geothermal dll. Mestinya konsisten dunk, mengkritik hrs dg solusi, jgn membabi buta protes tp ga ada solusi. Bali ini memang pulau kecil, tp dinamika zaman yg membuat membuka diri ttd perkembangan. Kita sndiri yg harus mengontrol, bukan menolak. Kalau mau ekstrim berpikir, masyarakat yg ada di sekitar geothermal atau teluk Benoa saja santai menyikapi, kok Sudirta yg ribut. Apakah ini bukan pencitraan jelang pemilu utk maju lagi ke DPD RI? Kalau mau Fair, mari kita bedah apa yg sdh terbukti dilakukan olh Sudirta utk Bali, paling bisa jd provokator, bikin masalah stlh itu bentuk tim pemerhati, aliansi atau forum ini itu, jd pahlawan kesiangan. Dimana ada Sudirta disitu pasti muncul masalah, krn Sudirta sdh jd virus di Bali. Krn itu, wahai masyarakat Bali, mari waspada dg gerakan si botak Sudirta, ga usah dipilih lg jd DPD RI pada pemilu 2014 nanti krn tdk ada kontribusi apa. Ingat…waspada…waspada, jgn mau kecolongan lg oleh sikap Sudirta spt penanda baka, sok membantu tp menyusahkan. INGAT