Denpasar (Metrobali.com)-
Partai Golkar masih terus mecari figur terbaik untuk mendampingi Ketua Umum mereka, Aburial Bakrie yang telah dideklarasikan sebagai calon presiden pada Pemilu 2014 depan. Figur terbaik itu nantinya akan mendampingi Aburizal sebagai calon wakil presiden.
Sejumlah nama digadang-gadang. Kader partai di daerah pun menjagokan masing-masing kandidat yang dianggap tepat mendampingi Aburizal. Kendati menimbulkan perdebatan hebat, namun Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar, I Gde Sumarjaya Linggih tak mempersoalkan perdebatan di internal partai berlambang beringin tersebut.
 “Silakan saja silang pendapat, berbeda pendapat. Sah-sah saja jika masing-masing kader di daerah mengusulkan kandidat yang dianggap tepat mendampingi Aburizal Bakrie,” kata pria yang akrab disapa Demer itu, di Kantor DPD Golkar Bali, Sabtu (28/7).
 Menurutnya, hal wajar perdebatan figur tepat pendamping Aburizal mencuat. Pasalnya, Golkar ingin mendulang kemenangan pada Pemilu 2014 depan. Tetapi, sambung Demer, perdebatan itu akan usai begitu partai mengambil keputusan resmi siapa kandidat yang bakal ditandemkan dengan Aburizal.
 “Itu dinamika dan itu wajar. Tetapi, begitu partai mengambil keputusan, kami yakin seluruh kader akan tunduk pada keputusan yang sudah diambil nantinya,” ucap dia.
 Semetara itu, menanggapi rumor perpecahan di tubuh partai berlambang beringin dalam menentukan kandidat cawapres, Demer menampiknya. “Tak ada perpecahan di internal partai untuk menentukan cawapres. Sekali lagi itu dinamika dan itu wajar,” kata dia.
 Sebelumnya di Jakarta, Ketua Bidang Penelitian dan Pengembangan DPP Partai Golkar Indra J Piliang mengatakan jika kader yang menggelar pertemuan di Bali untuk mematangkan posisi cawapres, khususnya menggolkan nama Sultan Hamengkubuwono X.
“Kumpul di Bali itu untuk bicarakan posisi cawapres,” kata Indra di kompleks Gedung Parlemen Senayan, Jakarta.
Indra mengatakan, setidaknya ada lima tokoh yang dipertimbangkan di internal Golkar untuk mendampingi Aburizal. Mereka adalah Sultan Hamengkubuwono X, Pramono Edhie Wibowo, Sukarwo, Bibit Waluyo, dan Khofifah Indar Parawansa.
Menurut dia, desakan paling kuat saat ini adalah menetapkan Sultan menjadi cawapres. Jika nantinya Golkar harus berkoalisi, lanjut Indra, usulannya adalah mengusung Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Edhi Baskoro Yudhoyono atau Ibas.Indra menambahkan, sebaiknya penetapan cawapres dilakukan segera supaya tidak menimbulkan polemik. “Kalau pun mau diganti, kan masih ada dua rapimnas lagi,” ucapnya. BOB-MB