Moskow (Metrobali.com)-

Ayah Edward Snowden sedang berupaya mendapatkan visa Rusia dan berencana menemui anaknya di Moskow sesegera mungkin.

Hal itu diungkapkan pengacara yang membantu Snowden — warga AS yang menjadi buronan karena membocorkan rahasia intelijen — mengajukan permintaan suaka di Rusia, Rabu (31/7).

Rencana Lon Snowden terungkap saat ayahanda mantan pegawai kontrak Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA) itu memberikan wawancara kepada televisi Rusia.

Dalam wawancara, ia mengatakan dirinya ingin memastikan bahwa puteranya dalam keadaan aman.

“Hari ini dalam pembicaraan telepon saya (bersama Edward Snowden) kami setuju bahwa saya akan mengupayakan undangan bagi ayahnya untuk datang ke Rusia,” kata pengacara Anatoly Kucherena kepada kantor-kantor berita Rusia.

“Saya berharap visa bisa didapatkan dalam waktu yang tidak lama,” ujarnya.

Edward Snowden telah tinggal di wilayah peralihan bandar udara Sheremetyevo di luar Moskow sejak ia tiba dari Hong Kong pada 23 Juni dan belum pernah secara resmi memasuki perbatasan Rusia.

Snowden (30 tahun) menjadi buruan Amerika Serikat atas tuduhan melakukan kejahatan karena membocorkan rincian program pengintaian rahasia AS. Namun, Rusia menolak untuk menyerahkan Snowden kepada AS.

Ayah Snowden bisa mendapatkan visa berdasarkan undangan pribadi ataupun yang dikeluarkan hotel. Undangan tersebut kemudian akan diproses oleh kedutaan Rusia.

Dalam wawancaranya dengan stasiun televisi Rusia Rossiya 24, Lon Snowden mengungkapkan bahwa FBI telah mengontaknya disertai tawaran untuk berangkat ke Rusia.

Tawaran itu tidak ia ambil karena takut bahwa ia akan dijadikan sebagai alat untuk menekan puteranya.

Namun, ia mengatakan ia tidak menolak tawaran itu secara langsung. Ia mempertimbangkan kemungkinan untuk berkunjung ke Rusia dan bahkan menghadiri Olimpiade Musim Dingin tahun 2014 di Sochi.

Lon Snowden, yang berbicara dari sebuah studio di Washington, menyapa puteranya setelah sang pembawa acara mengatakan bahwa Edward Snowden telah diberi tahu untuk menonton acara itu.

Lon meminta Edward Snowden untuk tetap berada di tempat yang aman.

“Edward, saya harap kamu sedang menonton acara ini. Keluarga kamu baik-baik saja. Kami sayang kamu. Kami berharap kamu dalam keadaan sehat, dalam keadaan baik-baik saja. Mudah-mudahan kita bisa segera bertemu, tapi yang paling penting adalah saya ingin kamu aman. Saya ingin kamu mendapatkan tempat perlindungan,” kata Lon Snowden.

Lon Snowden mengatakan dalam wawancara itu bahwa ia berharap puteranya suatu saat akan kembali ke rumah.

Namun, ia mengatakan apa yang terjadi dalam beberapa minggu terakhir ini menunjukkan tidak ada jaminan bahwa pengadilan akan berlangsung secara adil di Amerika Serikat.

Karena itu, ia setuju dengan keputusan anaknya untuk tetap berada di Rusia.

“Kalau ini terjadi pada saya, saya akan tinggal di Rusia. Dan itu yang saya harapkan akan dilakukan oleh anak saya.” “Faktanya adalah tidak ada jaminan bahwa ia akan mendapatkan pengadilan yang adil,” katanya, setelah tentara AS, Bradley Manning, pada Selasa dijatuhi hukuman penjara karena membocorkan rahasia-rahasia AS kepada WikiLeaks.

Koran Inggris, the Guardian, pada hari Rabu menerbitkan rincian lebih lanjut dari dokumen-dokumen yang diserahkan Edward Snowden tentang surat-surat elektronik yang diintai secara rahasia oleh NSA.

Kucherena mengatakan kepada kantor berita Interfax bahwa Snowden memberikan dokumen-dokumen itu sebelum ia tiba di Moskow dan sejauh ini belum memberikan informasi apapun kepada para wartawan.

Kepala Badan Migrasi Federal Rusia, Konstantin Romodanovsky, mengatakan kepada kantor berita ITAR-TASS bahwa badan yang dipimpinnya belum menjalankan proses pada tingkat awal terhadap status pengungsi sementara yang diajukan Snowden.

Ia mengatakan proses itu bisa memakan waktu hingga tiga bulan.

Sebuah jajak pendapat yang dilakukan oleh lembaga independen Levada pada hari Rabu menggambarkan bahwa 51 prosen responden Rusia mendukung pembocoran informasi tentang dinas rahasia AS dan 43 prosen menganggap bahwa ia harus mendapatkan suaka di Rusia. (Antara/AFP)