Bangli (Metrobali.com)-

Sekolah Pasraman Gurukula di Kabupaten Bangli, Bali, saat ini memiliki siswa sedikitnya 139 orang dari keluarga kurang mampu.

“Ini pasraman (ala pesantren Hindu) tersebut memberikan mata pelajaran tetap mengacu pada kurikulum pendidikan nasional, termasuk juga menyesuaikan dengan aturan Kementerian Agama,” kata Kepala Sekolah Pesraman Gurukula Wayan Arsada di Bangli, Bali, Jumat (24/8).

Ia mengatakan, semua siswa baik laki-laki maupun perempuan ditempatkan dalam satu asrama tidak jauh dari bangku sekolah tersebut.

Dengan aturan itu, kata dia, hal ini bisa lebih menjamin siswa bisa intensif mendalami berbagai ilmu pengetahuan agama maupun ilmu pengetahuan umum lainnya dan memudahkan pengawasan.

“Siswa tinggal di pasraman bisa diharapkan bisa interaksi satu sama lain juga mengaplikasikan pengetahuan dimiliki dalam keseharian mereka,” katanya di sela Press Tour Pemprov Bali tersebut.

Arsada lebih lanjut mengatakan, di pasraman itu banyak diajarkan ilmu agama Hindu, budaya, sastra, bahasa Bali, pengobatan tradisional (ayurweda), seni tari, seni tabuh hingga mata pelajaran umum lainnya.

“Anak-anak didik kami juga diajari ilmu pertanian termasuk juga berkebun atau bercocok tanam hingga beternak sapi dan babi. Semua hasil produksi ternak dan hasil pertaniannya dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan siswa,” katanya.

Arsada menyebutkan pasraman yang berdiri di atas lahan seluas dua hektare itu dirintis tahun 2003 semasa Bupati Bangli Nengah Arnawa.

Dikatakan, lewat bantuan berbagai pihak, maka tahun 2006 sudah bisa menjalankan kegiatannya, yaitu menerima siswa baru utamanya dari keluarga kurang mampu.

Arsada menjelaskan dalam perkembangan sekolah tersebut telah menyelenggarakan pendidikan mulai tingkat SD hingga SMA.

“Karena keterbatasan sarana dan prasarana maka pihak yayasan membatasi jumlah siswa maksmal 20 orang untuk tiap kelasnya. Saat ini total siswa ada sekitar 139 orang berasal dari berbagai kabupaten di Bali dan daerah lainnya seperti Banyuwangi (Jawa Timur) dan Lampung,” ujarnya.

Ketua Yayasan Pasraman Gurukula Bangli Acarya Agni Yogananda mengatakan pihaknya ingin menyeimbangkan pendidikan agama dan pengetahuan umum, sehingga siswa tersebut memiliki dasar dan cukup saat nanti lulus sekolah,” katanya.

Acarya Yogananda mengklaim pendekatan pendidikan yang memadukan agama Hindu dan pengetahuan umum yang berkiblat ke India ini merupakan satu-satunya di Indonesia.

“Kami ingin pasraman ini ke depan bisa mejadi pusat mempelajari bahasa sanskerta, ayurweda dan pengetahuan agama Hindu di Indonesia,” katanya.

Untuk itu, kata dia, kurikulum yang disiapkan sudah mengadopsi kurikulum pendidikan nasional, namun tetap di bawah pembinaan Kementerian Agama.

Keberadaan pasraman ini rupanya juga menarik minat wisatawan asing yang tengah berlibur ke Bali. Antara lain wisatawan asing asal Perancis banyak berdatangan guna melihat dari dekat bagaimana pendidikan pasraman di Bali.

“Beberapa kali wisatawan asing datang ke sini untuk melihat dari dekat proses belajar mengajar di pasraman ini terhadap anak-anak sekolah tersebut,” katanya. AN-MB