Denpasar (Metrobali.com)-
Pesta Kesenian Bali (PKB) merupakan agenda rutin tahunan Pemerintah Provinsi Bali yang menjadi wadah aktivitas dan kreativitas para seniman dalam upaya  mendukung program pemerintah terkait penggalian, pelestarian dan pengembangan nilai – nilai seni budaya Bali yang adhiluhung. Sejalan
dengan ide awal pelaksanaannya itu, PKB diharapkan membawa dampak positif bagi seluruh masyarakat Bali. Karena itu, Pemprov Bali di bawah kepemimpinan Gubernur Made Mangku Pastika terus melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan PKB. Namun demikian, upaya Pemprov Bali tak mungkin membuahkan hasil maksimal tanpa sinergi positif seluruh komponen masyarakat. Hal tersebut dijelaskan Kepala Biro Humas Setda Provinsi Bali Drs. I Ketut Teneng,SP,M,Si, Selasa (3/7).
Dijelaskan Ketut Teneng, pelaksanaan PKB terus ditata untuk memberi kenyamanan bagi para seniman dalam mengekspresikan karya-karya mereka dan para pengunjung dalam mangapresiasi karya seni tersebut. Salah satu perubahan cukup signifikan dari pelaksanaan PKB dalam beberapa tahun
terakhir adalah penataan pamaren yang lebih baik serta penertiban pedagang kaki lima. “Hal ini untuk menepis kesan PKB sebagai pasar malam sebagaimana masukan dari berbagai pihak pada tahun-tahun sebelumnya,” urainya.
Pihak panitia juga menyiapkan stand yang lebih baik bagi peserta pameran. Selain itu, untuk menghindari kemacetan, pihak panitia juga menyiapkan shuttle bus sebagai sarana transportasi bagi pengunjung PKB. Bahkan, jalur depan Taman Budaya dibersihkan dari parkir kendaraan bermotor. “Jika masih ada yang bandel, kita bekerjasama dengan Dinas Perhubungan untuk menderek
kendaraan tersebut,” imbuhnya.
Jadi, tambah Teneng, para pengunjung PKB diharapkan memanfaatkan shuttle bus yang telah disiapkan di dua titik yaitu parkir timur lapangan renon dan GOR Ngurah Rai. ”Demi kenyamanan bersama, masyarakat juga diminta untuk mematuhi aturan,khususnya soal parkir,” katanya.

Berbagai upaya memang telah dilakukan semaksimal mungkin. Namun harus dipahami bahwa mungkin saja masih ada sejumlah kekurangan dalam perhelatan PKB tahun ini. Salah satu kendala teknis yang sempat muncul ke permukaan dalam perhelatan PKB ke-34 adalah masalah sound system saat pagelaran Parade Lagu Daerah Bali. Sesuai dengan hasil koordinasi dengan Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, kendala teknis yang muncul di hari kedua pelaksanaan Parade Lagu Daerah Bali tersebut sama sekali tidak terkait pengadaan sound system di Taman Budaya. Karena untuk perhelatan parade lagu
daerah tersebut, pihak panitia menggandeng pihak ketiga. Alasannya, sound system Taman Budaya saat ini memang masih dikhususkan untuk pagelaran yang sifatnya tradisi (kesenian daerah).

Untuk itu, pihak panitia PKB menggandeng perusahan yang memang sudah terbiasa menangani pertunjukan musik besar di Bali. Di hari pertama, pelaksanaan Parade Lagu Daerah Bali tersebut berjalan dengan lancar. Kendala terjadi pada pelaksanaan hari kedua yaitu Rabu (20/6), dimana saat
itu tampil duta dari Gianyar dan Denpasar. Saat itu terjadi gangguan pada saund system milik perusahan tersebut yang menyebabkan pelaksanaan Parade Lagu Daerah Bali sempat ditunda sesaat.

Terkait dengan kendala teknis tersebut,pihak perusahan telah menyampaikan permohonan maaf secara tertulis kepada pihak panitia PKB. Menurut pihak perusahan, di hari kedua tersebut terjadi miss koordinasi sirkulasi penggunaan microphone wirelees sehingga pertunjukan sempat diulang.
“Kendala teknis tersebut terjadi di luar dugaan dan bukan sesuatu yang disengaja,” ujar Ketut Teneng mengutif permintaan maaf tertulis dari perusahan tersebut.
Meski demikian, Dinas Kebudayaan selaku pihak panitia pelaksanaan PKB ke-34 tetap merasa bertanggung jawab dan mohon maaf kepada masyarakat atas ketidaknyamanan tersebut. Munculnya kendala teknis tersebut menjadi bahan evaluasi bagi pihak panitia untuk terus berupaya meningkatkan kualitas pelaksanaan PKB pada hari-hari berikutnya. Sementara mengenai penyediaan stand pameran, Pemprov pun akan melakukan evaluasi untuk menjadi lebih baik pada pelaksanaan PKB pada tahun-tahun berikutnya. “Intinya, kita mengharapkan ajang PKB ini memberi manfaat positif bagi seluruh masyarakat Bali,” imbuhnya.

Teneng berharap, sejumlah kendala teknis yang muncul jangan lantas dibesar-besarkan untuk maksud-maksud tertentu. “Kendala tersebut hendaknya disikapi dengan bijak tanpa harus saling menyalahkan.
Akan lebih baik bila setiap pihak berpikiran positif dalam menyikapi setiap persoalan yang muncul,” pungkasnya. IKA-MB