SISTEM Pertanian Terintegrasi (Simantri) merupakan salah satu program yang digagas Gubernur Bali Made Mangku Pastika. Mulai dilaksanakan sejak tahun 2009, hingga tahun 2012 ini Pemprov Bali telah berhasil membentuk 300 unit
Simantri yang tersebar di sembilan Kabupaten/Kota. Selain bertujuan membangkitkan sektor pertanian, program ini juga erat kaitannya dengan upaya mewujudkan Bali sebagai pulau organik.

Sebagaimana dijelaskan Kepala Biro Humas Setda Provinsi Bali Drs. I Ketut Teneng,SP,M.Si, Senin (16/7) program ini merupakan sebuah terobosan dalam mempercepat adopsi teknologi pertanian melalui pengembangan model percontohan dalam percepatan alih teknologi pertanian kepada masyarakat khususnya di wilayah perdesaan. Program ini diharapkan mampu menggugah minat masyarakat khususnya kalangan generasi muda untuk menekuni sektor pertanian.

Dalam pelaksanaannya, program ini mengintegrasikan kegiatan pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan dalam satu kawasan pengelolaan secara terpadu dengan kelengkapan unit pengolah kompos, pengolah pakan serta instalasi bio urine dan biogas. Secara umum, program Simantri bertujuan untuk mendukung perkembangan diversifikasi usaha pertanian secara terpadu dan berwawasan  agribisnis.

Lebih dari itu, tambah Teneng, Simantri juga diharapkan mampu meningkatkan pendapatan petani pelaksana minimal dua kali
lipat dalam waktu 4 hingga 5 tahun ke depan. “Peningkatan pendapatan petani ini pada akhirnya juga diharapkan mampu mengentaskan kemiskinan dan menekan angka pengangguran,” imbuhnya.

Selain membawa manfaat secara ekonomis, program Simantri juga terkait dengan upaya pelestarian alam dan lingkungan
menuju terwujudnya Bali sebagai Pulau Organik. Karena kegiatan integrasi yang dilaksanakan berorientasi pada usaha pertanian tanpa limbah (zero waste) dan menghasilkan 4 F (food, feed, fertilizer dan fuel).

Di awal pelaksanaannya, Pemprov Bali perlu berusaha keras untuk meyakinkan masyarakat–khususnya para petani–untuk melaksanakan program ini. Namun, belakangan program ini tampil menjadi primadona dan menjadi rebutan di kalangan masyarakat. Karena banyaknya peminat, instansi terkait dalam hal ini Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Bali harus melakukan kajian terhadap setiap proposal yang masuk. Hal ini penting agar program yang dilaksanakan tidak salah sasaran.

Hingga akhir tahun 2011, telah terbentuk 200 unit Simantri yang tersebar di seluruh Kabupaten/Kota se-Bali. Sementara dalam anggaran induk APBD 2012 direncanakan menambah 100 unit Simantri. “Sehingga hingga saat ini kita telah memiliki 300 unit Simantri dengan alokasi anggaran Rp. 200 juta untuk tiap unitnya,” tambahnya.

Gubernur Bali Made Mangku Pastika memberi atensi khusus terhadap perkembangan Simantri. Dalam setiap kesempatan, Gubernur selalu meluangkan waktu untuk meninjau pelaksanaan program Simantri di Kabupaten/Kota. Bahkan, dalam sambutannya saat melantik pejabat Eselon II dan IV beberapa waktu lalu, Gubernur secara khusus menyoroti keberadaan Simantri.

Dia menilai program ini telah berkembang dengan cukup baik dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat khususnya kalangan petani. Namun demikian, dalam pelaksanaannya di lapangan masih ada kelemahan yang harus segera dibenahi. “Secara kuantitas kita ingin makin banyak petani dan kelompok tani yang membentuk unit Simantri. Hal itu juga harus dibarengi dengan peningkatan kualitas pengelolaan serta diversifikasi usaha dalam unit Simantri,” urainya.

Gubernur berharap agar berbagai program yang berpihak pada para petani harus dikawal secara efektif sehingga betul-betul mampu mengembalikan kejayaan pertanian masyarakat Bali. GAB-MB