PBB (Metrobali.com)-

Lima ribu orang setiap bulan sekarat dalam perang Suriah yang kini telah menyebabkan krisis pengungsi terburuk sejak genosida di Rwanda pada 1994, kata pejabat Perserikatan Bangsa-Bangsa, Selasa (16/7).

Sejumlah pejabat tinggi menyeru kepada Dewan Keamanan PBB yang terpecah untuk mengambil tindakan yang lebih kuat guna mengatasi dampak dari perang sipil yang telah berlangsung selama 26 bulan itu. Perang sipil itu menurut data PBB telah menyebabkan sekitar 100 ribu orang tewas.

“Tingkat pembunuhan saat ini sangat tinggi – sekitar 5.000 setiap bulannya – menunjukkan konflik yang memburuk secara drastis,” kata asisten Sekretaris Jenderal PBB untuk urusan hak asasi manusia (HAM) Ivan Simonovic dalam pertemuan dewan terkait Suriah.

Hampir 1,8 juta orang kini menurut data PBB berada di negara-negara di sekitar Suriah dan rata-rata sekitar enam ribu orang per hari mengungsi, kata Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi Antonio Guterres.

“Kami belum melihat arus keluar pengungsi meningkat pada tingkat yang menakutkan sejak genosida Rwanda hampir 20 tahun lalu, “kata Guterres.

“Krisis ini telah berlangsung lebih lama dari perkiraan siapapun dan dengan konsekuensi kemanusiaan yang tak tertahankan, “tambahnya.

Kepala Bantuan Kemanusiaan PBB Valerie Amos mengatakan masyarakat internasional mungkin harus mempertimbangkan operasi lintas perbatasan untuk mengirimkan bantuan ke Suriah.

Duta Besar Suriah untuk PBB Bashar Jaafari membantah data jumlah korban tewas dari PBB. Dia menyebut data itu sebagai berasal dari “sumber yang tidak profesional”. Antara/AFP