Selama 20 Tahun, Ali Bokor Hidup Dari Membersihkan Bokor
Jembrana (Metrobali.com)-
Namun, berbeda jika ditangani Agus Ali (66) dari Lingkungan Ketugtug, Kelurahan Loloan Timur, Jecamatan Jembrana, Kabupaten Jembrana. selain bersih peralatan persembahyangan seperti bokor, saab, loyang, paso dan lainnya juga kinclong hingga berbulan-bulan.
“Yang paling sering dibersihkan bokor. Kalau jenis lain memang ada, tapi jarang” ujar Agus Ali, berbahasa Bali halus, Senin (26/12).
Ditemui saat membersihkan bokor di salah satu rumah warga di Desa Batu Agung, Kecamatan Jembrana Agus Ali yang asli Banyuwangi, Jawa Timur ini dengan berbahasa Bali halus namun berlogat Jawa bertutur bahwa profesi sebagai tukang membersihkan peralatan persembahyangan sudah ia lakoni sejak 20 tahun lalu.
Diakuinya, penghasilan yang didapat dari pekerjaannya itu tidak menentu, namun menurutnya cukup untuk menghidupinya keluarganya.
“Saya bisa bahasa Bali, karena hampir setiap hari bertemu dengan orang Bali. Jadi bicaranya lebih sering memakai bahasa Bali” ujar bapak empat anak ini.
Pria yang kurang lancar berbahasa Indonesia ini mengaku belajar membersihkan peralatan persembahyangan dari gurunya yang asal Kabupaten Bangli. Selain mengajarinya dengan menggunakan asem, juga dari bahan kimia. Namun kini gurunya itu telah meninggal dunia.
Selain di Jembrana, Ali mengaku memiliki langganan sampai daerah Tabanan dan Buleleng. Untuk satu bokor besar Ali menarik ongkos Rp.50 ribu, sedangkan untuk jenis saab kecil (tutup bokor) dihargakan Rp.5 ribu sampai Rp 10 ribu, tergantung besar kecil dan kerumitan bentuk hiasan ukiran.
Karena lamanya menjalani profesi sebagai pembersih bokor Agus Ali lebih dikenal dengan sebutan Ali Bokor. “Saya tidak tahu siapa yang memberi julukan itu, tapi saya senang” ujarnya. MT-MB
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.