Denpasar (Metrobali.com)-

 

Desa Penarungan (18/03/23) Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, Bali merupakan salah satu wilayah yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan pengabdian pada masyarakat. Dari hasil penelitian, Desa Penarungan merupakan desa yang memiliki luas 4,68 Km2 dengan jumlah penduduk sebanyak 6.890 jiwa, yang sebagaian besar penghuninya adalah masyarakat lokal Desa Penarungan.

 

Universitas Mahasaraswati Denpasar (UNMAS) telah melaksanakan program Pengabdian Kegiatan Masyarakat yang diselenggarakan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UNMAS Denpasar. Kegiatan ini dilaksanakan sebagai bagian dari tugas Tri Dharma perguruan tinggi, yang mencakup kegiatan pendidikan dan pengajaran, penelitian, serta pengabdian kepada masyarakat.

 

Dalam program pengabdian masyarakat ini, UNMAS Denpasar fokus pada kegiatan pengajaran, kemanusiaan, kegiatan berwirausaha, dan membangun desa. Salah satu isu yang diangkat dalam program ini adalah kekerasan seksual dan masalah sampah yang menjadi perhatian penting masyarakat Indonesia.

 

 

Kekerasan seksual dan masalah sampah adalah dua isu sosial yang sering menjadi perhatian masyarakat global. Kekerasan seksual merujuk pada perilaku yang tidak diinginkan atau paksaan secara seksual yang dapat terjadi di berbagai lingkungan, termasuk di rumah, tempat kerja, atau di masyarakat umum. Sedangkan masalah sampah mengacu pada penumpukan sampah yang berlebihan dan penanganan sampah yang tidak efektif, yang dapat menyebabkan dampak negatif pada lingkungan dan kesehatan manusia.

 

Dua isu ini memiliki dampak yang signifikan pada individu dan masyarakat, dan dapat mempengaruhi kualitas hidup mereka secara keseluruhan. Kekerasan seksual dapat menyebabkan trauma, gangguan mental, dan masalah kesehatan lainnya pada korban, sementara masalah sampah dapat menyebabkan pencemaran lingkungan dan penyebaran penyakit. Untuk mengatasi kedua masalah ini, perlu ada upaya yang komprehensif dari masyarakat, lembaga pemerintah, dan organisasi non-pemerintah. Untuk mengatasi kekerasan seksual, diperlukan penguatan hukum dan kebijakan, pendidikan seksual yang komprehensif, dukungan untuk korban, dan promosi kesetaraan gender. Sedangkan untuk masalah sampah, perlu ada sistem pengelolaan sampah yang efektif, edukasi masyarakat tentang pengurangan sampah dan daur ulang, serta kampanye kesadaran lingkungan untuk mempromosikan perilaku yang lebih berkelanjutan. Dalam hal ini, upaya yang komprehensif dan kolaboratif dari seluruh elemen masyarakat diperlukan untuk mengatasi kedua masalah ini dan membangun dunia yang lebih aman, sehat, dan berkelanjutan.

 

 

Sosialisasi dan edukasi sejak dini menjadi salah satu cara untuk menangani kedua isu ini secara efektif dan berkelanjutan, terutama pada anak-anak dan remaja. Kekerasan seksual merupakan tindakan kekerasan yang dilakukan oleh seseorang terhadap korban dengan menggunakan tindakan seksual secara paksa, termasuk pemaksaan hubungan seksual, pencabulan, atau pelecehan seksual lainnya. Kekerasan seksual dapat terjadi pada siapa saja dan dapat menimbulkan dampak yang serius pada korban, termasuk trauma, depresi, bahkan bunuh diri.

 

 

Untuk menangani masalah kekerasan seksual ini, Mahasiswa memberikan sosialisasi dan edukasi tentang cara membangun self protection dalam kekerasan seksual di lingkungan sekolah. Sosialisasi dan edukasi ini dilakukan dengan metode yang menarik dan mudah dipahami oleh anak-anak dan remaja.

 

Masalah sampah juga menjadi semakin kritis karena volume sampah yang terus meningkat setiap tahunnya. Salah satu cara untuk menangani masalah sampah adalah dengan melakukan pemilahan sampah sejak dini, yaitu dengan memilah sampah organik dan non-organik serta mendaur ulang sampah yang masih bisa digunakan.

 

Berkenaan dengan dua masalah ini, team kemanusiaan Putu Sukma Mahadhiva Langgeng dan Dewa Gede Agus Krisna Putra Wiryana dengan bimbingan Dr. Pande Ketut Ribek, S.E., M.M. Unmas Denpasar memberikan sosialisasi dan edukasi tentang kekerasan seksual dan pemilahan sampah sejak dini di sekolah Para mahasiswa melakukan observasi langsung di SD No. 4 Penarungan untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi. Hasil observasi menunjukkan Kurangnya pengetahuan siswa dan siswi terhadap bahaya kekerasan seksual serta kurangnya pengetahuan siswa dan siswi tentang bahaya sampah plastik dan cara memilahnya di SD No. 4 Penarungan.

 

Dengan memberikan sosialisasi dan edukasi tentang kekerasan seksual dan pemilahan sampah sejak dini di sekolah, UNMAS Denpasar berharap dapat meningkatkan kesadaran dan pengetahuan siswa dan siswi tentang dua isu penting ini. Diharapkan, sosialisasi dan edukasi ini dapat membantu masyarakat dalam menangani permasalahan yang ada, dan menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan aman.

 

Penulis :

Dewa Gede Agus Krisna Putra Wiryana

Fakultas Bahasa asing Universitas Mahasaraswati Denpasar