Klungkung (Metrobali.com)-

Pendidikan dan percaya diri yang tinggi merupakan faktor penting untuk memperkuat karakter perempuan indonesia.

Hal itu disampaikan Sekretaris Daerah (Sekda) Buleleng Gede Suyasa saat memberikan sambutan dalam acara seminar hari kartini yang digelar Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kabupaten Buleleng di Gedung Wanita Laksmigraha Singaraja, Kamis (27/4). Seminar dengan tema Merefleksi Semangat Kartini: Penguatan Karakter Perempuan di Era Disrupsi Global juga dirangkaikan dengan peragaan busana kebaya oleh unsur DWP dan Organisasi Wanita se-kabupaten Buleleng.

Sekda Suyasa menjelaskan potensi perempuan dalam konteks politik maupun sosial budaya sangat besar. Hanya saja kemauan untuk terlibat dalam proses pembangunan masih kecil. Undang-undang kesetaraan gender bahkan memberikan porsi 30 persen bagi perempuan untuk turut aktif sebagai peserta pemilu. Ini tentu memberikan kesempatan bagi perempuan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki sebagai wakil rakyat. “Kesetaraan gender tidak bicara tentang perjuangan pada perempuan, tetapi bagaimanan menempatkan posisi laki-laki dan perempuan setara,”ujarnya.

Agar laki-laki dan perempuan setara, dibutuhkan upaya khusus untuk menguatkan karakter perempuan. Beberapa faktor penting yang perlu diperhatikan. Salah satunya adalah pendidikan. Bukan berambisi mewariskan harta pada generasi selanjutnya, tapi mewariskan ilmu pengetahuan dan pendidikan yang berkualitas untuk mengubah hidup menjadi lebih baik. “Pendidikan menjadi dasar untuk perempuan meningkatkan kualitas. Maka ia akan lebih kuat bersaing di era disrupsi global,”terangnya.

Faktor penting lainnya adalah Empowerment. Bagaimana perempuan dibekali kepercayaan diri dan keterampilan yang dibutuhkan untuk bisa bersaing. Bukannya menyerah sebelum menghadapi persaingan.“Padahal dibeberapa posisi strategis di masyarakat ada banyak contoh perempuan menempati posisi itu,”jelasnya.

Sekda Gede Suyasa mengatakan Pemerintah Daerah saat ini tengah berada pada kondisi disrupsi global. Adaptasi dengan berbagai kebiasaan baru yang menggunakan teknologi terus dilakukan. Pihaknya berharap para perempuan juga turut beradaptasi dengan kebiasaan tersebut.

Sementara Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kabupaten Buleleng Ny Dewi Suyasa menyampaikan perjuangan perempuan Indonesia yang dirintis Raden Ajeng Kartini tidak berjalan dengan mudah. Tantangan seperti diskriminasi gender masih dirasakan. “Guna mewujudkan perempuan yang berdaya saing di era disrupsi global ini maka perempuan harus meningkatkan kapabilitas, beradaptasi dengan perubahan tanpa meninggalkan kodrat sebagai istri dan ibu didalam rumah tangga,”katanya.

Baik perempuan dan laki-laki memiliki hak yang sama dalam kesetaraan gender. Untuk meningkatkan kualitas diri menghadapi era disrupsi. Semangat Raden Ajeng Kartini dalam memperjuangkan hak-hak wanita menjadi populer karena bersentuhan dengan kualitas perempuan. Kualitas itu bisa dibangun dari membuat model-model pendidikan yang lebih terbuka.

 

Sumber : Humas Pemkab Buleleng