Sekda Adi Arnawa membuka lomba Ogoh-Ogoh Desa Adat Pecatu di Lapangan Kuruk Setra Desa Adat Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Selasa (21/3).

 

Disambut Antusias Wisatawan dan Masyarakat

Badung, (Metrobali.com)

Desa Adat Pecatu, kembali menggelar lomba ogoh-ogoh yang dilaksanakan sehari sebelum Hari Raya Nyepi yang disebut hari pengerupukan, Selasa (21/3) petang. Dimana yang ogoh-ogoh dilombakan diikuti oleh sekaa teruna yang ada di setiap banjar Se Desa Adat Pecatu. Lomba ini juga menjadi bagian dari upaya untuk menggali potensi seni yang ada di desa setempat.

Pembukaan lomba Ogoh-Ogoh Desa Adat Pecatu ini dilakukan Sekda Badung, I Wayan Adi Arnawa mewakili Bupati Badung.

Dalam sambutannya Sekda Badung mewakili Bupati Badung selain menyampaikan Selamat Hari Raya Nyepi saka 1945, sebagai guru wisesa juga menyerahkan bantuan sebesar Rp 30 juta.

Selain itu, Adi Arnawa juga menyampaikan Selamat kepada Ogoh-Ogoh karya Yowana yang sudah meraih juara di Kab. Badung. “Semoga dengan Jayanti ini Para Yowana semakin mengerti akan makna ogoh-ogoh bukan hanya dari sisi ritual namun yang paling utama adalah secara Spiritual,” ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut dia juga mengaku kaget dengan berdirinya pasraman di Desa Adat Pecatu dan meminta kepada Perbekel dan Bendesa Adat untuk  segera membuat proposal tentang apa yang dibutuhkan terkait pasraman tersebut.

Ketua Panitia Made Sumarta melaporkan, lomba ogoh-ogoh Desa Adat Pecatu tersebut bertujuan agar generasi muda mengetahui dan semakin meningkat dalam melestarikan dan mengajegkan Seni Budaya dan agama serta upacara pengerupukan berjalan sesuai yang diharapkan bersama. Lomba ini sambung dia diikuti oleh 16 ogoh-ogoh dari para Sekaa Teruna dari perwakilan banjar dimana 3 diantaranya sebagai peserta eksebisi atau hiburan.

Bendesa Adat Pecatu Made Sumerta sangat mengapresiasi para generasi muda yang telah berkontribusi lewat karya seni ogoh-ogoh. ke depan tradisi seperti ini agar terus dikembangkan. Tidak hanya fokus di bidang kreativitas seni, dalam parade ini juga menekankan masalah kebersihan lingkungan, terlebih desa pecatu sebagai daerah tujuan wisata di Kabupaten Badung.

“Masing-masing peserta lomba harus menyiapkan 5 orang untuk bertanggung jawab terhadap kebersihan apabila ada sampah yang ditimbulkan oleh setiap peserta ogoh-ogoh tersebut. Ini masuk dalam kriteria penilaian,” tegasnya.

Sebab pihaknya ingin kebersihan menjadi perhatian serius untuk menjaga pelemahan Desa Adat Pecatu senantiasa bersih dan asri.

Kreasi ogoh-ogoh yang dibuat oleh sekaa teruna ini dibuat dalam berbagai bentuk, seperti wujud manusia maupun binatang sebagai perwujudan dari sang bhuta kala. Dalam lomba tersebut hadir segenap prajuru serta para tokoh seperti Camat Kutsel, Ketut Gede Arta, Perbekel Pecatu, Made Karyana Yadnya serta lainnya.

Menariknya tidak hanya masyarakat setempat bahkan wisatawan mancanegara juga ikut ambil bagian untuk menyaksikan parade ogoh-ogoh ini. Apalagi desa pecatu menjadi salah satu tempat tujuan wisata yang ada di Kabupaten Badung, sehingga banyak wisatawan yang kebetulan berkunjung ikut menyaksikan parade ogoh-ogoh tersebut.

Sumber : Humas Badung