Securty Hotel Grand Hyatt Nusa Dua Ini Diduga Usir Wisatawan
Markus Wela
Badung (Metrobali.com)-
Security Hotel Grand Hyatt Nusa Dua, Markus Wela, diduga dengan berani mengusir para pengunjung yang bersantai di pantai di depan kawasan hotel itu pada hari Selasa (16/8) lalu. Hal ini dikeluhkan oleh salah seorang pengunjung pantai yang mengunggah tulisan keluhan aksi securty tersebut di media social facebook (FB) dengan akun bernama Anna Annabelle pada tanggal (20/8) yang lalu.
Anna menceritakan, pada tanggal 16 Agustus 2016 pukul 13 30.Wita, ia bersama temannya dari Jakarta dan Lampung berjumlah empat orang berkunjung ke Nusa Dua. Semula ia berkunjung ke water blow dan dilanjutkan dengan menyisir pantai di depan Grand Hyatt. Namun yang bersangkutan beserta temannya malah diusir security hotel, karena temannya jongkok di kawasan pantai depan hotel. Temannya pada saat waktu itu sedang sakit perut karena nyeri pada perutnya karena lagi menstruasi.
“Dengan secepat kilat security Markus Wela yang bertugas di depan pantai mengusir teman saya agar pergi dari pantai, dengan alasan kawasan itu adalah milik hotel,” keluhnya.
Atas hal tersebut, dia juga menceritakan sempat bertanya apakah pantai ini milik Grand Hyatt? Dan, menjelaskan bahwa mereka tidak duduk, apalagi menyentuh properti yang disiapkan hotel untuk wisatawan bersantai. Namun security tersebut dengan lantang berbicara bahwa ia banyak bicara dan mengaku akan mengggampar mulutnya “Kamu banyak bicara saya gampar mulut kamu”. Pihaknya mengaku tidak takut dengan ancaman tersebut, namun temannya mengajaknya untuk pergi dan agar tidak melanjutkan adu argumen yang percuma tersebut. “Saya tidak habis pikir, sejak kapan pantai di Bali dikuasai pihak hotel hanya karena membeli tanah di dekat pantai,” sebutnya.
Menariknya diceritakannya, ketika ia kembali lagi melewati kawasan pantai tersebut 30 menit berselang. Ternyata tak hanya orang lokal saja yang diusir, namun tamu luar juga diusir dari wilayah tersebut. Atas kejadian itu, ia berharap tidak ada lagi orang Bali, luar Bali atau luar negeri yang dilarang untuk menikmati keindahan alam. Ia merasa sungguh tidak adil jika untuk menikmati semua keindahan pantai harus didahului harus menjadi tamu hotel di wilayah tersebut.
Public Relations Manager Grand Hyatt Bali, Bulan Bharata yang dikonfirmasih Senin (22/8) mengaku pihaknya masih dalam proses koordinasi dengan pihak Bali Tourism Development Corporation (BTDC).
“Kita masih dalam proses koordinasi dengan pihak BTDC. Karena dalam perjanjiannya ada batasan yang dikelola oleh pihak hotel. Sisi teknisnya berapa meter dari bibir pantai yang dikelola oleh pihak hotel akan dijelaskan oleh pihak BTDC. Nanti kita akan mengadakan pertemuan terkait hal ini,” tuturnya.
Sementara itu, Muhammad Ashraf, Chip Security Hotel Grand Hyatt membenarkan kejadian tersebut. Dia membenarkan anggotanya menegur wisatawan yang berada dalam kawasan hotel.
“Di situkan ada bendera penandanya. Artinya itu dalam wilayah pemantauan security. Saat itu anggota saya yang bernama Markus Wela menegur mba Anna itu memang berada di dalam kawasan hotel. Kalau di pantai kita tak terlalu memperhatikannya, tapi tetap kita pantau sebagai langkah antisipasi,” tuturnya.
Dia juga membenarkan jika anggotanya mengeluarkan ancaman kepada Anna dengan kata-kata kasar, namun ada alasannya. Diduga karena Anna yang labih dahulu mengeluarkan kata-kata kasar terhadap anggotanya.
“Benar dia ‘Markus Wela’ mengeluarkan kata-kata kasar karena dia dikasarin. Pada saat itu saya menanyakan dia terkait hal itu, Markus itu sampai menangis menceritakannya. Itu berarti sangat menyakitkan kata-kata yang dikeluarkan oleh Anna itu,” tuturnya.
Saat ditanya kata-kata apa yang dilontarkan oleh Anna kepada anggotanya dia tak mau menyampaikannya. “Pokoknya ada saja. Kata-kata yang dikeluarkan oleh Anna itu adalah kata-kata rasis,” pungkasnya seraya menegaskan sebenarnya yang namanya kawasan itu tak bisa semua orang bisa masuk.SIA-MB
2 Komentar
Pantai 200 m dari bibir pantai adalah milik umum, perlu tindak lanjut demi ajeg bali dan pariwisata
muhammad ashraf…tolong sampaikan ke pihak manajemen, kita sebagai orang bali harus ramah dan mau menegur dengan ramah terhadap siapaun juga, jangan malah terkesan seperti membela anak buahmu saja…