Mangupura (Metrobali.com)-

Menumpuknya sampah yang terjadi di TPA Suwung berdampak buruk pada lingkungan maupun masyarakat sekitar. Mengatasi permasalahan tersebut Pemerintah Sarbagita (Denpasar, Badung, Gianyar dan Tabanan) mendesak PT. Navigat Organic Energy Indonesia (NOEI) sebagai pelaksana proyek Instalasi Pengolahan Sampah Terpadu (IPST) Sarbagita (pengolahan sampah dan memanfaatkan gas metan menjadi energi listrik) untuk segera melakukan langkah penanganan sampah yang saat ini menumpuk di TPA. “Kami harapkan PT NOEI sesegera mungkin menyikapi masalah penumpukan sampah tersebut,” tegas Ketua Forum Sarbagita Drs. I Ketut Sudikerta saat rapat membahas perkembangan IPST dengan pihak PT NOEI dan Badan Pengelola Kebersihan Sarbagita (BPKS) di Puspem Badung, Rabu (15/2) lalu.
            Sudikerta yang juga selaku Wakil Bupati Badung didampingi Wakil Walikota Denpasar Jaya Negara, Wakil Bupati Gianyar Dewa Sutanaya serta Instansi terkait di Pemerintah Sarbagita mengatakan, penumpukan sampah juga mengakibatkan terjadinya kemacetan di TPA baik itu truk yang membawa sampah maupun truk yang mau keluar dari TPA. Untuk sementara, PT NOEI harus menambah alat berat yang ada sehingga dapat mengurangi penumpukan sampah dan demi kelancaran arus pengangkutan sampah.
            Disisi lain Pemerintah Sarbagita akan segera melakukan penyempurnaan MoU antara Pemerintah Sarbagita dengan PT NOEI, karena setelah berjalan selama tujuh tahun sejak 2004, proyek IPST Sarbagita yang dilaksanakan PT NOEI tidak berjalan sesuai harapan. Dalam penyempurnaan addendum yang ke-2 ini akan diisi sanksi-sanksi yang akan mengikat PT NOEI sehingga progress pembangunan dapat dilaksanakan sesuai dengan harapan. “MoU yang dulu tidak mengatur sanksi bagi PT NOEI, penyempurnaan ini akan berisi sanksi sehingga mengikat PT NOEI yang masa kontraknya selama 20 tahun,” terangnya. Saat ini proyek pengolahan sampah menjadi listrik, baru mampu menghasilkan 0,7 mega watt listrik dari 9,8 mega watt yang dikomitmenkan.
            Pihak PT NOEI yang diwakili Asisten Direktur Budiman mengakui terjadinya masalah penumpukan sampah di TPA. Menurutnya penumpukan itu diakibatkan karena teknologi mesin pengolah sampah belum mampu mengolah sampah dengan maksimal karena sampah yang diterima tidak semuanya mampu diolah sehingga mengakibatkan penumpukan. Pihaknya juga berkomitmen untuk menuntaskan masalah ini, dalam dua bulan kedepan pihaknya akan mencari teknologi yang tepat untuk pengolahan sampah ini. “Kami sudah survey ke India dan Thailand, disana terdapat teknologi grasifikasi pengolahan sampah yang sesuai dengan jenis sampah di Bali,” imbuhnya. MB1