Dalam rangka ngaturang Bhakti Penganyar Ida Bhatara Pasupati di Pura Mandara Giri Semeru Agung Lumajang Jawa Timur kamis, 12 Juli 2012 para Pemangku dan segenap Manggala Praja Provinsi Bali yang dipimpin langsung Sekda Provinsi Bali I Made Jendra, SH  melaksanakan persembahyangan bersama serangkaian upacara dimaksud. Sebelum tiba di Lumajang, rombongan juga melakukan persembahyangan di Pura Blambangan, Muncar, Banyuwangi.

Di Pura Mandara Giri Semeru Agung Lumajang, persembahyangan bersama dilaksanakan tengah malam yang sebelumnya didahului dengan Dharma Wacana yang disampaikan oleh Ida Pedanda Wayahan Bun dari Griya Sanur Pejeng Gianyar dengan topik “Perkembangan Agama Hindu dari Jawa ke Bali dan Hubungan Gunung Semeru dengan Gunung Agung”.

Ida Pedanda Wayahan Bun dalam wejangannya menekankan,”Orang Bali harus selalu hormat dengan Bhisama Sang Hyang Pasupati, dimana secara mithologi hakekat penghormatan terhadap Sang Hyang Pasupati dengan segala manifestasinya baik di Jawa  maupun di Bali, mengandung makna persatuan dan kesatuan demi “keajegan” Bali dan Nusantara,”tegasnya dihadapan ratusan pemedek.

“Pemimpin Bali harus kompak, saat ini pemimpin Bali sepertinya kurang kompak,” kritik Ida Pedanda Wayahan Bun yang sangat menguasi beberapa isi prasasti terkait perkembangan Agama Hindu di nusantara mulai Kutai, Jawa Barat, Jawa Timur hingga Bali.

Pada hari kedua jumat 13 Juli 2012 Pukul 05.00 wib, rombongan Mangala Praja dan Sekda Provinsi Bali melanjutkan rakaian upacara sekaligus ngaturang ayah berupa tari rejang, dan bondres yang dilanjutkan  dengan persembahyangan bersama. Sekitar pukul 09.00 Wib Rombongan bertolak kembali ke Denpasar dengan 7 buah bus (**).