tersangka bali nine

Cilacap  (Metrobali.com)-

Pendeta Daniel Alexander mengharapkan eksekusi terhadap dua terpidana mati anggota kelompok “Bali Nine” Andrew Chan dan Myuran Sukumaran maupun Okwudili Oyatanze tidak terjadi.

“Kami tidak siapkan pendamping (rohaniwan pendamping terpidana mati jelang eksekusi, red.) karena kami tidak ingin itu (eksekusi) terjadi,” kata Daniel di Dermaga Wijayapura, Cilacap, Jawa Tengah, Kamis siang (5/3).

Daniel mengatakan hal itu kepada wartawan usai memberikan bimbingan rohani bagi warga binaan pemasyarakatan beragama Kristen di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Batu, Pulau Nusakambangan.

Dia mengaku sangat mengenal Andrew Chan, Myuran Sukumaran, dan Okwudili Oyatanze sehingga mengharapkan eksekusi tidak terjadi.

“Bukan hanya saya, orang lain juga menyuarakan itu (eksekusi terhadap duo ‘Bali Nine’ tidak terjadi, red.). Orang salah, semuanya salah, tapi kita melihat bahwa seperti Okwudili sudah 10 tahun terakhir hidup mereka berguna,” kata dia yang telah mengangkat Andrew Chan sebagai anak.

Ia mengatakan bahwa kepala lembaga pemasyarakatan menjadi saksi bagaimana warga binaan tersebut.

Menurut dia, banyak warga binaan di Lapas Kerobokan, Bali, yang semula beringas menjadi berubah setelah ditangani Andrew Chan dan Myuran Sukumaran.

Kendati demikian, dia mengaku belum bertemu kembali dengan Andrew Chan dan Myuran Sukumaran sejak mereka dipindahkan dari Lapas Kerobokan ke Nusakambangan pada Rabu (4/3).

“Saya terakhir bertemu mereka pada 15 Februari saat masih di Kerobokan,” katanya.

Sebelumnya, rombongan yang mengaku sebagai keluarga angkat Andrew Chan, salah seorang di antaranya Pendeta Daniel Alexander, berencana menyeberang ke Pulau Nusakambangan guna menemui terpidana mati berkewarganegaraan Australia itu.

Akan tetapi beberapa orang di antaranya tidak diizinkan untuk menyeberang ke Nusakambangan. AN-MB