Rhenald Kasali : Perubahan Harus Membawa Kebahagiaan Semua Orang
Motivasi Jajarannya, Pemprov Hadirkan Rhenald Kasali
Rhenald Kasali , Made Mangku Pastika dan I Wayan Juniarta
Denpasar (Metrobali.com)-
Perubahan adalah sesuatu hal yang sifatnya pasti dan tidak bisa dihindari, dan sering kali perubahan adalah sesuatu hal yang pahit. Untuk itu diperlukan persiapan diri dalam menghadapinya agar bisa beradaptasi dengan perubahan. Mengantisipiasi hal ini Pemprov Bali secara khusus menghadirkan guru besar Universitas Indonesia yang sekaligus pakar manajemen Prof. Rhenald Kasali untuk memotivasi jajaran Pemprov Bali dalam meningkatkan kinerjanya khususnya dalam menyikapi terjadinya perubahan, pada acara yang bertajuk ‘Mau Kemana Kita Tradisi dan Perubahan’ di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya, Denpasar Sabtu (23/4).
Dalam acara yang dipandu dengan suasana santai oleh Wartawan I Wayan Juniarta tersebut Rhenald menyoroti pergeseran ke era digital yang tidak bisa dihindari lagi dalam kehidupan. Penggunaan aplikasi di era digital ini dimotori oleh para kaum muda yang terus mengeksplorasi telah membuat banyak perubahan dalam kehidupan dewasa ini .
Dikatakan, prinsip gotong royong yang merupakan tradisi di desa pun kemudian berubah ke dalam sistem modernisasi, selanjutnya menjadi owning company lalu beralih ke sistem sharing economy. Di mana antara pencari dan yang memberikan kebutuhan dapat terpenuhi hanya melalui jaringan aplikasi telepon pintar.
Menurut pendiri rumah perubahan ini, sharing economy diperlukan karena berbagai alasan diantaranya terjadinya perlambatan ekonomi, terlalu banyaknya pilihan yang tidak sesuai serta perkembangan aplikasi mobile phone yang semakin canggih. Keberadaan sharing economy yang menggunakan aplikasi modern dengan berbasis gotong royong kedepannya diharapkan akan semakin berkembang dan kontribusi dari semua elemen masyarakat akan terlibat didalamnya.
“ Untuk menghasilkan suatu perubahan besar besaran, diperlukan kolaborasi semua pihak secara besar besaran pula, “ imbuhnya. Meski demikian menurutnya dalam suatu perubahan yang terjadi, ada nilai nilai yang harus dipertahankan seperti nilai kebaikan , kejujuran serta tujuan dasar haruslah kita pertahankan. Begitu pula halnya dengan keberadaan dari tradisi yang positif seperti budaya produktif, respek, rasa nasionalis yang perlu dilestarikan, disamping kita mempersiapkan diri dengan strategi , tata cara serta keterbukaan dalam menghadapi perubahan tersebut.
“ Perkembangan teknologi tidak harus menggerus tradisi,” tegasnya. Ia mencontohkan Jepan yang masih bisa mempertahankan tradisi di tengah modernisasi, demikian pula dengan Ubud yang masih mempertahankan budanya di tengah derasanya arus pariwisata. Antara tradisi dan perubahan menurutnya bisa berjalan beriringan sepanjang kita memiliki keberanian untuk memilih tradisi yang kita pertahankan ataupun yang kita tinggalkan.
Guru Besar Manajemen Universitas Indonesia ini juga menyampaikan sesungguhnya segala hal yang kita lakukan dalam menyikapi suatu perubahan akan menimbulkan sisi positif dan sisi negatif. Kedua sisi tersebut akan selalu ada dan berdampingan. “Seringkali pula kita akan berdebat dan berselisih pendapat akan suatu perubahan yang kita canangkan namun perlu kita ingat bersama apapun yang kita lakukan, pembangunan apapun serta perubahan apapun yang kita canangkan pada akhirnya harus membawa kebahagian bagi kita semua,”paparnya.
Untuk itu diperlukan keterbukaan untuk berdiskusi dan saling bertukar pikiran dan menerima masukan yang nantinya semua masukan tersebut akan memperkaya program / perubahan yang kita canangkan. “ Antara hitam dan putih masih ada warna abu abu, untuk itu mari kita utamakan diskusi untuk mencapai kebahagian,” tuturnya.
Menutup pencerahannya Kasali kembali menekankan akan pentingnya kebahagian. Ia yakin dengan kebahagiaan dan bekerja sebaik baiknya sukses akan kita peroleh. Dengan melakukan segala sesuatu dengan penuh kebahagiaan maka seseorang akan lebih energik, terhindar dari stres , lebih cepat sembuh dari sakit dan tentu saja akan memilki umur yang panjang.
Secara khusus pesannya untuk masyarakat Bali, agar tradisi kepariwisataan yang ada di Bali untuk terus dikembangkan salah satunya dengan mengembangkan jiwa kewirausahaan di kalangan generasi muda sehingga generasi muda Bali memilki kemampuan wirausaha sehingga mampu menjadi ‘good driver’ bagi pelestarian tradisi Bali.
Dialog terbuka yang diselenggarakan dalam rangkaian memperingati Hut Provinsi Bali ke-58 merupakan hasil kerjasama Pemprov Bali, BPD Bali, dan Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, juga dihadiri oleh Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta, Sekda prov Bali Cok Pemayun, Kepala Majelis Utama Desa Pekraman ( MUDP ) Provinsi Bali, Kepala SKPD di lingkungan Pemprov Bali, pejabat eselon IV, III di lingkungan pemprov Bali.
Gubernur Pastika yang diwawancara seusai acara menyampaikan bahwasannya suatu perubahan haruslah dimulai oleh seorang yang pemberani , dikawal oleh orang yang pintar dan diselesaikan oleh orang yang punya hati tulus iklas. Apalagi dalam menghadapi suatu perubahan yang sifatnya begitu cepat dan mendasar haruslah dipersiapkan dengan matang dengan perencanaan yang benar sehingga dampak negatifnya yang ditimbulkan bisa diminimalisir.
Pastika juga menambahkan sesungguhnya tidak hanya kalangan generasi muda yang harus menyikapi terjadinya perubahan, para orang tua pun harus bisa mengikuti ritme perubahan dan memahami perubahan yang terjadi pada anak anak mereka . Sehingga dengan demikian kita semua akan siap dengan perubahan. “ Yang kekal adalah perubahan, mari kita persiapkan diri menghadapinya, masihkah kita harus seperti yang dulu? ” pungkasnya. AD-MB
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.