SELAMA menjabat sebagai Gubernur Bali dua periode, Gubernur Bali Made Mangku Pastika menulis  sejumlah kata kata bijak yang patut direnungkan. Tentu catatan ini lahir dari proses perenungan, kontemplasi, dan pengalaman pribadi menjadi Gubernur Bali. Dan,  di dalam memasuki tahun baru 2014 tentu berbagai tantangan akan dihadapi. Betapa pun sulitnya tantangan tersebut, hal ini harus dijalani dengan tulus dan iklas, karena ini merupakan amanah rakyat yang mesti dijalani penuh dengan pengabdian.

Gubernur Bali Made Mangku Pastika yang didampingi Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta, Sekda Provinsi Bali Tjok Pemayun,  Kepala Biro Humas dan Protokol Ketut Teneng mengungkapkan  kepada awak media, Selasa (31/12)  bahwa kritik terhadap pemimpin sangatlah penting. Pemimpin atau posisi apa pun dia. Apakah bupati, wali kota, Ketua DPRD, anggota DPRD, klian adat, dan pemimpin media. Jika tidak ada krtik maka ia akan menggunakan kekuasaan sewenang wenang tanpa ada yang mengontrolnya.

Oleh karena itu, peran media sangatlah penting memberi kritik kepada kepala daerah di dalam menjalankan tugas-tugasnya. ‘’Tentu kritik tersebut, mampu memberikan solusi yang bisa dipakai acuan oleh pemimpin,’’ kata Made Mangku Pastika.

Beriku kata-kata bijak yang dibacakan Made Mangku Pastika hasil dari olah perenungannya selama ini : Sesungguhnya kita banyak hutang kepada Tuhan (Ida Sanghyang Widi Wasa), kepada manusia lain, kepada alam semesta, dan kepada yang lain-lain yang harus dibayar. Sumber dari sumber masalah yang ada selama ini keserakahan. Serakah duit, serakah pengikut, serakah ilmu , serakah rasa sayang dan cinta, serta serakah pada yang lainnya.

Karena itu, jaga dan peliharalah tubuh agar roh tetap tinggal di sana. Jaga hidup sehat kita supaya rohnya betah  dan tidak pergi dari badan kita.

Apapun yang kita peroleh harus ada bayaranya. Itulah kita sebagai manusia banyak sekali hutangnya . Semua makhluk terutama manusia meghadapi kondisi yang sama, dan yang berbeda adalah responnya sehingga hasilnya berbeda. Pintar cari duit harus berani ke luar duit. Respon manusia tergantung antara lain sistem nilai yang bersangkutan dan keluarganya juga, pengetahuanya pengalamanya , posisi yang bersangkutan, kepentingannya dan responnya.

Manusia sering takut pada bayangan yang diciptakanya sendiri. Yang sebenarnya itu tidak ada. Cobalah pikirkan seberapa besarkah  kebutuhan untuk keperluan kita sebagai manusia dan bandingkan dengan keinginan kita.

Sebenarnya kebutuhan kita hanya sepiring nasi, sebuah  rumah, seorang istri atau suami dan seterusnya . Jadi antara keperluan dan keinginan itu kadang kadang sangat jauh.

Menurut Gandhi sesungguhnya bumi ini cukup memberi makan seluruh umat manusia, akan tetapi menjadi tidak cukup karena keserakahan manusia. Dalam politik tidak ada kawan , sejati dan abadi juga tidak ada musuh sejati atau abadi, yang ada hanyalah kepentingan yang menguntungkan pihak sendiri.

Satu orang musuh sudah terlalu banyak, akan tetapi 1000 kawan belum cukup. Kemajuan menentukan perubahan dan perubahan pasti menimbulkan pro dan kontra. Yang untung  pasti pro, yang rugi pasti kontra yang bodo masa bodo.

Jika ingin mengetahui kebaikan orang tanyakan pada kawanya. Sebaliknya, jika ingin mengetahui kejelekan orang tanya pada musuhnya. Kawan dalam duka adalah kawan sejati, kawan dalam suka just for fun. Setiap orang perlu sekurang kurangnya seorang kawan.

Tidak semua perbuatan akan menghasilkan provit. Cukup jika hanya menghasilkan benevit. Artinya usahakan agar semua yang dikerjakan dapat berguna bagi diri sendiri atau makhluk lain. Bekerjalah dengan sungguh-sungguh sabar.  Bekerja sungguh sungguh artinya bertanggung jawab, profesional, utamakan mutu efektif dan efisien.

Sabar, tidak emosional. Tidak mudah putus asa, optimis dan tahan terhadap cobaan bahkan cercaan. Ikhlas. Artinya setelah sungguh-sungguh dan sabar,  apapun hasilnya terimalah dengan jiwa besar dan bersyukur.

Bekerja adalah dharma. Tidak bekerja adalah adharma, apalagi kalau menjadi parasit bagi orang lain. Dalam bekerja harus selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas pekerjaan melalui pengalaman diri sendiri atau pengalaman orang lain. Semua pekerjaan selalu ada resikonya meskipun pekerjaan tersebut sudah dilaksanakan secara baik karena kita bekerja tidak pada dunia yang vakum.

Oleh karena itu hitung dengan cermat segala kemungkinan yang akan terjadi dari berbagai aspek. Menutup yang kecil aja sulit apalagi menyembunyikan yang besar. Jika sedang senang jangan bicara berlebihan. Jika sedang susah jangan murung berlebihan. Kontrol perasaan dengan wajar, selama hidup menjadi manusia susah senang tidak akan berhenti.

Jika ingin jadi orang besar tinggalah di lingkungan orang kecil, otomatis besar. Dosa adalah ibarat setetes tinta hitan dalam sebuah gelas yang berisi air. Air adalah ibarat kebaikan. Semakin banyak air kebaikan dituang untuk mengisi gelas itu, maka warna hitam atau dosa akan semakin kabur, bahkan bisa tidak terlihat lagi secara kasat mata. Akan, tetapi dosa tidak akan pernah hilang sama sekali apalagi tinta hitam. Jadi kurangilah tinta hitam perbanyaklah air .

Tuhan saja tidak bisa memuaskan semua makhluknya. Misalnya petani minta hujan, tetapi wisatawan meminta agar tidak hujan . Apalagi kita sebagai manusia biasa, bukan malaikat apalagi tuhan, wajar saja tidak semua orang suka atau puas dengan perilaku atau pelayanan kita. Pedomani saja apa yang kita pikir anggap benar dan baik dan didasari oleh etikat baik. Jangan ragu jalani saja.

Kita tidak hidup karena pujian, dan juga tidak mati karna cercaan. Setiap kali kita pulang dari melayat orang yang meninggal biasanya kita ingat selalu bahwa kita jadi menyadari lagi umur kita benar-benar ditentukan oleh Tuhan.

Lahir, hidup dan mati sesuatu yang betul-betul menjadi rahasia Tuhan. Hal itu semua di luar jangkauan manusia. Apalagi meninggal masih relatif muda dan segar bugar.

Meskipun demikian manusia dengan akal budinya telah mempelajari dengan sungguh-sungguh tentang bagaimana caranya agar tetap sehat dan bermanfaat selama hidup ditengah masyarakat. Karena tidak seorangpun tahu sampai kapan dia akan hidup maka gunakanlah waktu selama masih hidup dengan efektif dan efisien.

Hidup yang sesungguhnya adalah saat ini dan mungkin masa depan kita kan. Berkaryalah karena karyamulah yang terus akan hidup sedangkan ragamu hidup pendek .

Keberadaan manusia hakekatnya adalah menyimpan dendam berkepanjangan tanpa alasan yang jelas. Pastinya ini akan merugikan diri sendiri.  Maafkan dan berdamailah. Yang berinisiatif dan memulai duluan adalah orang bijaksana. Dengan mengahpus dendam maka pikiran akan enteng. Oleh karena itu, dendam ini dikurangi dan dihilangkan.

Menyesal saja untuk kesalahan masalalu itu tidak cukup, perbaiki saja berpikir positif dan optimis. Berhentilah sejenak untuk merenung dengan sungguh –sungguh, apa yang benar, apa yang salah, apa yang baik dan apa yang buruk .

Orang yang hidup dalam ketakutan dia akan selalu menderita dan selalu dikejar bayang bayang bengis. Oleh karena itu berusahalah untuk jujur pada diri sendiri, walaupun sulit dan pahit. Jangan percaya pada pepatah masa kini yang berbunyi “orang jujur akan hancur, orang sabar akan terkapar’’ ,  sebalikanya  “orang jujur akan mujur, orang sabar akan bersinar.  RED-MB