Foto: Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Provinsi Bali Nengah Yasa Adi Susanto.

Denpasar (Metrobali.com)-

Masa depan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di bawah kemimpinan Ketua Umum PSI Giring Ganesha kerap menjadi sorotan publik. Tidak sedikit pihak yang pesimis PSI bisa lolos ambang batas parlemen atau parliamentary threshold namun banyak juga yang optimis partai yang punya DNA identik dengan anak-anak muda ini bisa mengantarkan kader-kader terbaiknya lolos ke DPR RI di Senayan pada Pileg 2024 mendatang.

Sejauh ini berdasarkan hasil survei dari sejumlah lembaga survei, angka elektabilitas PSI variatif, ada yang menempatkan di bawah 4 persen namun tidak sedikit yang memotret PSI bakal lolos ke Senayan dengan elektabilitas 4 persen dan di atasnya.

Misalnya hasil survei terbaru dari Center for Political Communication Studies (CPCS) elektabilitas PSI mencapai 4 persen dan tentunya jika minimal bertahan di angkat itu PSI bisa lolos ambang batas parlemen pada Pileg 2024 mendatang. Survei terbaru Indonesia Elections and Strategic (Index) Research juga menyebutkan dalm hal elektabilitas, PSI menembus angka 6,1 persen

Di sisi lain dalam kontek Pilpres 2024, walaupun tidak mempunyai kursi di DP RI dan tidak bisa mengusung calon presiden atau capres, PSI juga memberikan warna berbeda dan ikut meramaikan upaya mencari calon pemimpin terbaik bangsa ini.

PSI menggelar Rembuk Rakyat “Mencari Penerus Jokowi” sebagai salah satu upaya menjaring aspirasi rakyat terkait siapa sosok calon presiden yang paling tepat menggantikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk memimpin Indonesia pada 2024 mendatang.

Rembuk Rakyat “Mencari Penerus Jokowi” ini juga menjadi salah satu strategi untuk meningkatkan elektabilitas PSI. “Salah satu tujuannya memang menaikkan elektabilitas PSI,” kata Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Provinsi Bali Nengah Yasa Adi Susanto belum lama ini.

Sembilan nama yang disodorkan PSI yakni Emil Dardak (Wakil Gubernur Jawa Timur), Erick Thohir (Menteri BUMN), Ganjar Pranowo (Gubernur Jawa Tengah), Mahfud MD (Menko Polhukam), Muhammad Andika Perkasa (Panglima TNI), Mochamad Ridwan Kamil (Gubernur Jawa Barat), Muhammad Tito Karnavian (Menteri Dalam Negeri), Najwa Shihab (presenter, jurnalis), dan Sri Mulyani Indrawati (Menteri Keuangan).

Saat disinggung soal trend elektabilitas PSI yang naik turun, ada lembaga survei yang menempatkan di kisaran 3-6 persen, ada juga lembaga survei yang memotret elektabilitas PSI di bawah 2 persen, Adi Susanto mengaku sangat optimis PSI bisa lolos ke Senayan.

Ia teguh pada keyakinannya bahwa seiring berjalannya waktu dan kerja-kerja politik yang dilakukan seluruh pengurus dan kader PSI, elektabilitas PSI akan naik dan lolos ambang batas parlemen sehingga bisa mengirim kadernya ke DPR RI di Senayan, Jakarta.

“Kalau survei-survei itu selama ini mungkin ada yang dipercaya, ada yang kurang dipercaya silakan masyarakat menilai. Yang jelas modal kita 1,8 persen suara nasional hasil Pemilu 2019 adalah modal awal,” ungkap politisi politisi PSI asal Desa Bugbug, Karangasem ini.

Adi Susanto menegaskan modal 1,8 persen suara nasional atau setara 3 juta lebih suara hasil Pileg 2019 menjadi modal awal yang kuat dan memberikan keyakinan yang besar bahwa PSI di Pileg 2024 akan makin kuat dan lolos ke DPR RI.

“Kalau sebelum 2019 kita kan di titik nol. Terus sekarang ini kita punya modal 1,8 persen suara nasional, jadi kita optimislah Pileg 2024 bisa di atas 4 persen. Karena dulu kita kan nol persen, sekarang ada di 1,8 persen plus kita sudah bekerja selama 5 tahun. Jadi paling tidak bisa minimal 5 persen,” pungkas Adi Susanto yang juga seorang advokat ini. (wid)