Denpasar (Metrobali.com) –

 

Pemerintah tengah menggodok harga terbaru rumah bersubsidi sehingga dapat dipastikan nantinya keterjangkauan harganya di masyarakat seiring peningkatan kenaikan harga bahan baku dan pemerintah juga telah menaikkan ketersediaan kuota nasional rumah bersubsidi menjadi 200.000 unit atau setara 23 triliun dari rencana 157.000 tahun lalu.

“Sejatinya kita tidak menginginkan kenaikan harga tersebut asalkan bahan bakunya tidak naik meskipun kenaikannya tidak terlalu memberatkan angsuran konsumen yang berkisar 7 sampai 8 persen, jika sekarang di angka 168 juta kemungkinan menjadi 187 juta khusus untuk di Bali” kata Ketua DPD Real Estate Indonesia (REI) Bali, I Gede Suardita saat temu media didampingi Seken REI Bali, Gede Semadi Putra dan Ketua HIPMI Bali, Agus Permana Widura di Denpasar, Selasa (11/1/2022).

Menurutnya, penambahan kuota ini untuk mengantisipasi permintaan yang biasanya melonjak jelang akhir tahun.

REI Bali juga berharap kenaikan patokan harga subsidi seiring kenaikan harga bahan-bahan bangunan yang terus meningkat secara signifikan segera diumumkan.

“Karena terus terang agak berat bagi pengembang untuk membangun rumah dalam situasi kondisi seperti ini,” terang Suardita.

Saat ini harga FLPP mencapai Rp 168 juta, dan memang sewajarnya setiap tahunnya ada kenaikan.

“Kedepan, kekhawatiran kami kalau sampai dengan Maret 2023 program restrukturisasi dari OJK akan berakhir dan tidak ada regulasi yang bersifat pro dengan debitur, maka diprediksi akan terjadi kemacetan bayar dari debitur karena seperti diketahui perekonomian di Bali belumlah pulih,” pungkasnya.

 

Pewarta : Hidayat