Foto: Ketua STMIK Primakara, I Made Artana (kanan) dan Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Denpasar, Made Erwin Suryadarma (kiri).

Denpasar (Metrobali.com)-

Pandemi Covid-19 yang telah berlangsung setahun lebih juga berdampak bagi kelangsungan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Namun sebenarnya Covid-19 ini menjadi momentum bagi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) untuk melakukan transformasi ke dalam ekosistem digital.

Sayangnya dari ribuan UMKM yang berada di Kota Denpasar, ternyata masih banyak yang belum bisa memanfaatkan peluang promosi berbasis digital ini untuk mengakselerasi usaha mereka terlebih di masa pandemi Covid-19 yang terdapat keterbatasan menjalankan usaha misalnya dengan pemberlakukan jam operasional dalam PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat).

Berangkat dari kondisi tersebut STMIK Primakara sebagai salah satu kampus IT ternama di Bali menggulirkan “Program Pendampingan Digitalisasi UMKM di Kota Denpasar oleh Mahasiswa STMIK Primakara.”

Program dari Kampus IT yang beralamat di Jalan Tukad Badung Nomor 135 Denpasar ini  merupakan bagian dari perkuliahan mahasiswa yang dikemas dalam bentuk praktik dan pendampingan langsung digitalisasi UMKM. Melalui program ini, selama tiga bulan, Mahasiswa STMIK Primakara akan melakukan pendampingan digitalisasi kepada 61 UMKM di Kota Denpasar.

 

Ketua STMIK Primakara, I Made Artana, mengungkapkan bahwa pendampingan digitalisasi menjadi kunci penting bagi UMKM saat ini untuk bisa survive dan STMIK Primakara berada di garda terdepan untuk melakukan pendampingan digitalisasi UMKM dan membantu UMKM di Bali Go Digital.

“Kami ingin selalu hadir memberikan solusi dan masa pandemi ini banyak peluang yang bisa kita ambil salah satunya ini menjadi momentum mempecepat digitalisasi UMKM,” kata Artana saat memberi sambutan dalam acara pembekalan company visit 2021, pendampingan UMKM dalam rangka digitalisasi UMKM, Selasa (23/3/2021).

“Program Pendampingan Digitalisasi UMKM di Kota Denpasar oleh Mahasiswa STMIK Primakara” ini bertujuan untuk  membantu para UMKM agar dapat lebih berinovasi serta diharapkan dapat semakin memperluas pasarnya.

STMIK Primakara mengelompokkan mahasiswanya untuk membantu para UMKM di Denpasar yang saat ini tengah mengalami kesulitan dalam pemasaran produknya. Mahasiswa yang berjumlah 183 orang mahasiswa semester V tersebut nantinya akan dibagi ke dalam 61 kelompok.  Jadinya setiap kelompok terdiri dari tiga orang mahasiswa dan ditugaskan selama tiga bulan untuk melakukan digitalisasi kepada UMKM di Denpasar.

“Didampingi selama tiga bulan. Kenapa lama? Ya karena penyesuaian. Kadang-kadang diajarin sekali, nggak (tidak) ngerti. Mudah-mudahan yang dilakukan mahasiswa kami bisa cukup dalam melakukan digitalisasi penjualannya, digitalisasi pembukuan, atau bagaimana membuat produk yang bagus misalkan. Bagaimana menggunakan market place dan lain sebagainya,” lanjutnya.

Nantinya, akan dibuatkan evaluasi internal dan apabila program ini sukses membantu UMKM dari berbagai indikator yang telah ditetapkan, maka polanya dapat dilaporkan kepada pemerintah setempat dan diadopsi oleh perguruan tinggi lainnya yang ada di Bali.

Lebih lanjut Artana menjelaskan bahwa  di tengah pandemi Covid-19 serta sulitnya pemasaran yang dihadapi oleh UMKM, terdapat strategi pemasaran dengan digitalisasi yang dapat diterapkan.   “Pandemi ini menyebabkan aktivitas online atau daring dari konsumen semakin tinggi. Jadi, prinsipnya di mana orang ramai, disana kita akan berjualan,” kata Artana.

Menurutnya, dengan melalui mata kuliah company visit, 183 mahasiswa tersebut diharapkan dapat  membantu UMKM dalam memanfaatkan teknologi yang ada, khususnya dalam pemanfaatan sosial media.

“Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan dalam proses menuju digitalisasi, yakni  dengan memasarkan produk di dunia digital seperti marketplace atau media sosial. Lalu, menciptakan area marketing melalui layanan pesan digital. Menggunakan alat pembayaran digital terutama bagi UMKM yang bergerak dalam bidang kuliner. Dan  mencari supplier secara daring serta terakhir melakukan proses pembukuan keuangan secara digital,” ungkapnya.

Artana menilai bahwa  pembukuan keuangan secara digital merupakan proses digitalisasi yang patut  diterapkan dan  apabila UMKM telah siap untuk melakukan hal tersebut, UMKM dapat memulainya dengan software yang paling sederhana.

Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Denpasar, Made Erwin Suryadarma Sena mengapresiasi program pendampingan digitalisasi UMKM dari STMIK Primakara ini sebab dapat membantu mempercepat digitalisasi UMKM di Kota Denpasar. Menurutnya, program tersebut dianggap sebagai sebuah bentuk pengabdian perguruan tinggi kepada masyarakat.

Dikatakan berdasarkan data tahun 2020, di Kota Denpasar terdapat 32 ribu UMKM. Namun 70 persennya saja yang sudah terdigitalisasi secara umum. Artinya, mereka bermain di media sosial biasa saja, bukan masuk ke dalam ecommerce. Sedangkan 30 persennya masih memerlukan pendampingan.

“Secara umum UMKM kita di perkotaan kan ada yang paham. Dan ada yang tidak paham masalah digitalisasi. Tapi secara umum paham. Cuma bagaimana caranya melakukan itu, itu yang belum. Mungkin masih istilahnya belum terkonseplah,” jelasnya.

Erwin pun berharap melalui pendampingan dari STIMIK Primakara Bali ini, para UMKM dapat mengejar ketertinggalan tersebut. “Adapun UMKM yang akan didampingi oleh para mahasiswa lebih dominan bergerak dalam bidang kuliner karena saat pandemi Covid-19 mereka tumbuh seperti jamur di musim hujan,” sebut Erwin lantas kembali mengapresiasi para  mahasiswa dan stakeholder lainnya di STMIK Primakara. (wid)