Bangli (Metrobali.com)-
Keberadaan kera- kera liar merupakan  hewan yang acap kali merusak lahan pertanian warga. Berbagai upaya telah dilakukan petani, namun serangan kera terus terjadi.  Kondisi ini dihadapi petani yang memiliki lahan di bantaran Sungai Melangit dan sungai Bubuh  Bangli

Perihal keluhan petani ini memang sering sampai ke telinga wakil Ketua DPRD Bangli , I Made sudiasa SE MBA. “ Saya sering mendapatkan keluhan  prihal serangan kera yang merusak ladang  petani, “ ujar Sudiasa , Rabu (17/7).

Kata politisi asal desa Undisan ini, akibat serang seporadis dari kera  itu , maka petani  terancam gagal panen. Karena saking hebatnya serangan kera itu , maka di beberpa kawasan  yang dianggap rawan serangan  kera, kata Sudiasa petani lebih memilih mengosongkan lahanya “ Jika ditanami toh juga tidak akan menghasilkan. Makanya petani lebih memilih mengosongkan lahanya” kata  Sudiasa.

Lantas didesak  solusi untuk mengatasi masalah klasik yang selalu dihadapi petani ? Sudiasa berharap agar Pemkab mengambil sikap mengenai hal itu untuk  proteksi petani. Kalau tidak maka kehidupan petani bakal semakin terpuruk. Kata dia petani di Bangli petani gurem, dengan kepemilikan lahan relative sempit, bila  kena bencana demikian, tentu semakin tak berdaya mereka.

Lantas soal solusi, Sudiasa mengatakan memang kera harus diberi makan.Agar tak merusak /memangsa tanaman petani, maka kita yang sengaja memberi mereka pakan. Dan dipilih satu tempat tertentu untuk tempat memberi pakan mereka. Dikatakan sampah pasar berupa buah-buahan yang sudah tak layak jual dibawa ke kawasan tempat kera-kera. “Soal kera tergantung dari cara kita melihatnya, kalau kita melihat kera sebagai potensi, maka kita pelihara dan beri makan, hingga mereka bisa jinak hingga bisa menjadi potensi pariwisata”, ujar Sudiasa

Dia mencontohkan kera di Sangeh, Badung, kera-kera itu tidak  seberingas kera-kera liar yang kurang pakan.Dia juga meyakini kera  itu  beringas menyerang manusia, tak terlepas dari keadaan dimana dia dalam keseharian kurang makan, sehingga memicu tingkat setres mereka.”Terkadang tak ada unsur tanaman yang dimakan, tetapi dirusak, itu tak lain karena mereka setres”, ujarnya sembari mengatakan kera-kera sekarang susah masuk ke pekarangan-pekarangan karena di sungai sedikit ada pakan buat mereka.Dia mengaku tak sepakat kalau kera dibasmi karena menyerang tanaman, karena semua yang hidup ini berguna, sesui dengan ekosistem. WAN-MB