beras-miskin-ilustrasi

Jembrana, (Metrobali.com) –

Sejumlah warga KK miskin di Lingkungan Ketapang, Kelurahan Lelateng, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana, Kamis (19/2) berkumpul menanyakan pendistribusian Raskin (beras miskin).

Pasalnya sejak tiga bulan belakngan mereka belum menerima raskin. Warga menduga raskin tersebut telah dijual oleh oknum kaling Lingkungan Ketapang, Kelurahan Lelateng.

Komang Werka (58) salah seorang warga dari Lingkungan Ketapang, Banjar Adat Tinusan
mengaku sejak tiga bulan lalu tidak pernah mendapatkan raskin. Padahal sebelumnya raskin tersebut dibagikan setiap bulan. “Biasanya saya bayar Rp.24 ribu untuk setiap kampil. Satu kampil isinya 15 kg. tapi sudah tiga kali saya tidak dapat raskin” terangnya, Kamis (19/2).

Hal senada juga dikatakan warga lain dari RT 3 Banjar Tinusan, Lingkungan Ketapang, Kelurahan Lelateng, Kecamatan Negara.

Sementara fakta mengejutkan disampaikan Ketut Mangku ( 57) salah seorang warga dari Banjar Peken, Lingkungan Ketapang, Kelurahan Lelateng. Ia mengaku menyaksikan sendiri pada 9 Februari lalu ada penjualan beras raskin oleh oknum Kepala Lingkungan Ketapang, kepada seorang oknum PNS Pemkab Jembrana yang memiliki toko di Mendoyo Dangin Tukad.

Menurutnya raskin datang pada 7 Februari lalu kemudian dibawa ke Kantor Lingkungan. Namun tidak langsung didistribusikan kepada warga. Padahal banyak warga yang mau mengambil beras. Kemudian pada 9 Februari lalu dirinya diminta untuk menaikkan beras sebanyak 134 kaping ke mobil pick up, dengan alasan beras akan dikembalikan. “Saya dikasi ongkos Rp100 ribu, tapi saya tidak mau, lalu saya diberi 4 kaping beras” ujarnya.

Sementara itu, Kaling Ketapang, Gusti Ngurah Putra Ariawan disaksikan Kasi Pemberdayaan Masyarakat (PM), Putu Budiastra dan Lurah Lelateng, Kade Suardana saat dikonfirmasi Kamis (19/2) membantah telah menjual raskin tersebut.

Menurutnya beras raskin datang pada 18 Pebruari lalu dan langsung didistribusikan. “Tidak ada seperti itu, malah besok sisanya saya akan distribusikan lagi karena hari ini libur” ujarnya.

Putu Budiastra menambahkan pendistribusian beras dilakukan oleh para kaling. Namun kedatangan beras dari bulog tidak tepat waktu. “Seperti sekarang ini, datang bulan Pebruari tapi untuk bulan Januari. Saya harap kedepannya sesuai dengan jadwal dan tepat bulan, sehingga masyarakat tidak resah” terangnya. MT-MB