Denpasar (Metrobali.com)-

Meskipun rapat evaluasi Pesta Kesenian Bali 2012 masih
tertunda, tapi Dinas Kebudayaan (Disbud) Bali sudah mulai bergerak
cepat mengadakan rapat koordinasi tentang rancangan program PKB ke-35
tahun 2013 mendatang, Rabu (12/9) kemarin. Langkah ini dilakukan untuk
memantapkan program pagelaran seni budaya dan sekaligus dalam upaya
memanusiakan seniman demi kemuliaan kebudayaan bangsa yang berbasis
kearifan budaya lokal khas Bali. Sehingga, tidak mudah tergerus arus
negatif dari budaya global.
Salah satu dari langkah strategis yang kini sedang dirancang untuk
menjawab berbagai kendala klasik dalam PKB sebelumnya adalah dengan
menjaring relawan sebagai polentier atau leasion organizer (LO).
Mereka rencananya akan menjadi ujung tombak dalam pelayanan publik
terutama bagi seniman yang tampil di PKB. Mulai dari proses persiapan
peralatan dan kelengkapan panggung, penerimaan tamu undangan,
kehadiran seniman, hingga kenyaman pementasan. Sehingga, para seniman
nantinya dapat menyajikan pagelaran seni unggulannya secara maksimal.
Kepala Disbud Bali, Ketut Suastika menegaskan bahwa sengaja melakukan
rapat koordinasi tentang rancangan program PKB tahun depan lebih awal
semata-mata untuk menyatukan persepsi dalam menjawab berbagai kendala
yang terjadi dalam pelaksanaan PKB ke-34 tahun 2012 lalu. Supaya
pelaksanaan PKB ke-35 tahun depan yang mengusung tema Taksu:
Meningkatkan Daya Kreatif dan Jati Diri.
Terlebih lagi, katanya misi pelayanan dalam PKB tahun depan menjadi
prioritas utama untuk memanusiakan seniman dan memuliakan seni budaya
Bali. “Jadi saya berharap segala bentuk perubahan yang dalam PKB tahun
depan dapat tercapai sesuai dengan tema yang telah ditentukan,”
harapnya.
Hal senada dipertegas oleh Prof. Dr. I Wayan Dibia, guru besar
Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar mengatakan bahwa memang sudah
semestinya penyelenggaraan PKB digarap secara lebih serius, dengan
menerapkan manajemen pelayanan yang berstandar internasional secara
profesional. Penggunaan LO memang semestinya sudah sejak dulu
dilakukan, sehingga pelaksanaan PKB layak sebagai pertunjukan seni
budaya yang mendidik dan memiliki daya tarik bagi turistik baik
domestik maupun mancanegara.
Menurutnya, mulai saat ini sudah ada upaya pendekatan dengan pihak
perguruan tinggi seperti ISI Denpasar, IHDN Denpasar, UNHI Denpasar,
Unud Denpasar, dan perguruan tinggi swasta lainnya. Termasuk juga
kalangan pelajar tingkat SMP dan SMA. “Ini sebagai upaya meningkatkan
apresiasi publik terhadap seni budaya dalam dunia pendidikan,”
tegasnya. IJA-MB