Keterangan foto: Anggota Komisi XI DPR RI I Gusti Agung Rai Wirajaya, S.E.,M.M.,meresmikan Warung Begok (Bebek Goreng Krispy), yang beralamat di Jalan Tukad Badung No. 88, Renon, Denpasar, Jumat malam (29/3/2019)/MB

Denpasar (Metrobali.com) –

Anggota Komisi XI DPR RI yang membidangi keuangan, perencanaan pembangunan dan perbankan, I Gusti Agung Rai Wirajaya, S.E.,M.M.,hadir meresmikan Warung Begok (Bebek Goreng Krispy), yang beralamat di Jalan Tukad Badung No. 88, Renon, Denpasar, Jumat malam (29/3/2019).

Peresmian Warung Begok ini juga dihadiri ratusan warga Renon dan Ikawangi (Ikatan Warga Bayuwangi) yang juga menyatakan dukungan kepada caleg petahana DPR RI dapil Bali nomor urut 4 dari PDI Perjuangan ini.

Warung Begok ini menawarkan menu utama bebek seperti bebek bakar, bebek goreng. Ada juga ayam bakar dan ayam goreng serta menu lainnya dengan harga terjangkau. Mulai dari Rp 25 ribu pengunjung sudah bisa makan dengan puas.

Maka tak heran warung ini disebut-sebut sebagai warung wong cilik tapi dengan citarasa  berkelas yang siap memanjakan lidah dan membuat ketagihan.

Pemilik Warung Begok (Bebek Goreng Krispy), I Ketut Layar Priyatna S.H., menuturkan dirinya terinspirasi mendirikan warung makan dengan menu utama bebek ini karena ingin mengangkat kuliner lokal dengan harga yang merakyat tapi dengan kualitas tidak murahan.

“Awalnya toko sembako, kami ubah jadi tempat makan. Kami kerjasama dengan yang bisa kembangkan dan pengalaman di bidang kuliner,” ungkap pria yang masih bekerja sebagai HRD di Hotel Puri Santrian, Sanur ini.

Soal kualitas daging bebek yang disajikan tidak perlu diragukan lagi. Daging bebeknya didatangkan khusus dari Kediri, Jawa Timur. Menurut Priyatna, kualitas dari bebek yang dari Kediri ini lebih empuk dari bebek di Bali. Terlebih juga harga daging bebek ini lebih murah saat tiba di Bali dibandingkan bebek lokal Bali.

“Warung kami dari sisi bahan baku berkualitas tapi harganya kompetitif. Ini warung ekonomis, warung rakyat,” ungkapnya.

Baru Dibuka Langsung Ramai

Baru dibuka seminggu lalu dan baru diresmikan Jumat malam ini, ternyata respon masyarakat dan pecinta kuliner cukup positif. Di awal buka minggu lalu, tiap hari bisa menghabiskan minimal 25 ekor bebek. Saat peresmian ini juga disambut antusias dengan dihadiri ratusan pengunjung.

“Kehadiran Warung Begok kami harapkan bisa menjadi pilihan masyarakat yang ingin mencoba dan makan bebek. Harga tidak mahal tapi kualitas bagus. Kelas wong cilik ramah di kantong, mulai dari Rp 25 ribu sampai Rp 35 ribu,” bebernya.

Pihaknya pun mengapresiasi kehadiran Anggota Komisi XI DPR RI I Gusti Agung Rai Wirajaya dan Anggota DPRD Bali I Wayan Kariarta dalam peresmian Warung Begok ini. Terlebih memang kedua wakil rakyat ini sudah dikenal sejak lama oleh Priyatna dan dianggap sebagai wakil rakyat yang sangat merakyat dan sangat membela kepentingan wong cilik.

“Kami apresiasi respon dan dukungan Pak Rai Wirajaya. Saya sudah kenal sejak 15 tahun lalu. Beliau wakil rakyat yang merakyat dan bela wong cilik,” kata Ketua LSM Forum Perjuangan Rakyat Renon ini

Selain dukungan dari Rai Wirajaya, Priyatna juga mengaku dapat dukungan penuh dari Anggota DPRD Bali I Wayan Kariarta. “Staf kami dilatih di kitchen beliau,” ungkap pria yang juga aktif di SPM (Serikat Pekerja Mandiri) Pariwisata ini.

Rai Wirajaya Dukung Warung Kuliner Wong Cilik

Anggota Komisi XI DPR RI I Gusti Agung Rai Wirajaya, S.E.,M.M., mengapresiasi dan mendukung penuh kehadiran Warung Begok ini. Apalagi ini merupakan warung wong cilik dan mampu ikut menumbuhkembangkan UMKM di Bali.

Pihaknya pun mendukung lebih banyak hadir pelaku usaha UMKM di bidang kuliner. “Jangan hanya restoran besar yang berkembang, warung-warung kecil, pelaku UMKM juga harus tumbuh kuat,” katanya.

Caleg petahana DPR RI dapil Bali nomor urut 4 dari PDI Perjuangan ini pun memuji daya tahan UMKM Bali dan nasional yang sangat kebal dari dampak krisis ekonomi maupun resesi ekonomi hebat.

“UMKM yang buat ekonomi kuat. Saat resesi, pondasi ekonomi kita kuat dengan adanya UMKM. Jadi mari kita galakkan UMKM  untuk menjaga ekonomi,” ujarnya.

Pewarta: Widana Daud
Editor: Hana Sutiawati