Foto:  Kegiatan Focus Group Discussion (FGD) “Pola Perjalanan Wisata Deskriptif Melalui Jalur Darat di Bali,” di Desa Wisata Sudaji, Kabupaten Buleleng, Rabu (27/7/2022).

Buleleng (Metrobali.com)-

Pusat Unggulan Pariwisata Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Udayana (PUPAR LPPM Unud) menemukan hanya 14 daya tarik wisata (DTW) ramai kunjungan wisatawan. DTW di Bali Utara terdapat 86, yakni Buleleng Timur (12 DTW), Tengah (59 DTW) dan Barat (15 DTW). Kondisi ini mesti disikapi pemangku kepentingan untuk kerja keras, komitmen maupun kolaborasi yang kuat untuk memajukan sektor pariwisata di kawasan tersebut.

Hal itu diungkapkan Sekretaris PUPAR LPPM Unud Dr. Nyoman Ariana, SSTPar, M.Par pada Focus Group Discussion (FGD) “Pola Perjalanan Wisata Deskriptif Melalui Jalur Darat di Bali,” di Desa Wisata Sudaji, Kabupaten Buleleng, Rabu (27/7) kemaren. FGD tersebut diselenggarakan atas kerjasama Dinas Pariwisata Provinsi Bali, dengan PUPAR LPPM Unud. Kegiatan tersebut diikuti pemangku kepentingan pariwisata di Kabupaten Buleleng.

Menurut akademisi pariwisata asal Kintamani itu, DTW yang tergolong ramai di Kabupaten Buleleng diantaranya DTW Air Sanih di kluster Buleleng Timur, sedangkan kluster tengah yang cukup ramai Air Terjun Gitgit, Danau Tamblingan, Pura Beji Desa Sangsit. Sementara itu di Buleleng Barat diketahui ada DTW Air Panas Banyuwedang, Taman Laut Pemuteran, Pura Pulaki serta Taman Laut Menjangan. “Ini kesimpulan sementara kami, tim peneliti PUPAR setelah melakukan pengamatan langsung ke seluruh DTW yang ada di Buleleng, dan wawancara dengan para pemangku kepentingan,” ujarnya.

Dr. Nyoman Ariana berharap temuan tersebut bisa dikritisi para peserta FGD sehingga kajiannya bisa lebih valid dan komprehensif. Kajian tersebut serangkaian penyusunan buku acuan pola perjalanan wisata deskriptif melalui jalur darat di Bali yang akan diterbitkan Bidang Destinasi Dinas Pariwisata Provinsi Bali. Tim pupar dipercaya memperkuat data dan analisa untuk buku yang dijadikan acuan bagi pelaku pariwisata dalam mengembangkan paket wisata sekaligus memasarkan DTW yang ada di Kabupaten Buleleng.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata Kabupaten Buleleng Agus Widya Suputra, SE., MAP  mengaku sedih mengingat pelaku industri pariwisata asal bumi Panji Sakti masih enggan memasarkan DTW yang ada sehingga sebagian besar DTW di Kawasan tersebut masih sepi pengunjung. “Kata mereka, mengembangkan paket wisata dan memasarkan di Kabupaten Buleleng berat diongkos alias mahal, itu menjadi alasan pemasaran DTW di Buleleng masih tersendat-sendat,” tuturnya prihatin. Agus Saputra menambahkan masih sulitnya aksesibilitas ke masing-masing DTW di Kabupaten Buleleng menjadi kendala utama peningkatan kunjungan wisatawan. Pembangunan jalan pintas (short cut) menjadi solusi mengatasi kesulitan akses tersebut.

Pengusaha wisata asal Desa Sudaji I Ketut Susana Zanzan mengapresiasi hasil kajian PUPAR Unud dan Diparda Bali tersebut dan menyatakan siap berkolaborasi dengan pemangku kepentingan lain memajukan kepariwisataan di Kabupaten Buleleng. “Pemangku kepentingan pariwisata Buleleng harus minum vitamin C agar daya tahan tubuh dan kinerjanya terus meningkat. Sedikitnya ada 4 C yang harus dikuatkan yakni create (ciptakan DTW), connection (kembangkan jaringan), commitment (keteguhan hati membangun pariwisata serta collaboration (harus disadari dalam membangun pariwisata harus bekerja sama bukan bersaing),” tutur pengelola home stay Ommunity Desa Sudaji Itu.

FGD yang dipandu Dosen Agribisnis FP Unud Dr. I Made Sarjana, SP., M.Sc tersebut dibuka Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali Tjok. Bagus Pemayun diwakili Kabid Destinasi Ida Bagus Adi Laksana, SE., M.Si. Dalam sambutannya Kadisparda Bali Tjok Bagus Pemayun meminta peserta FGD memberikan masukan secara serius sehingga kajian tersebut mampu menjadi pedoman bagi penyusunan paket-paket wisata unggulan di Buleleng. Paket wisata yang dikreasikan berdampak positif bagi peningkatan pendapatan masyarakat lokal. Sementara itu, tim PUPAR lainnya yang hadir saat FGD yakni Agus Muriawan Putra, STTPar., M.Par., IGA Oka Mahagangga, S.Sos., M.Si, Putu Perdana Kusuma Wiguna, M.Sc. dan I Gusti Bagus Arya Yudiastina, S.TP. (rls)