Foto arsip tak bertanggal ini memperlihatkan Salvador Allende (kiri) yang merupakan presiden Chile dari 3 November 1970 sampai 11 September 1973 ketika dia mengakhiri hidupnya menyusul kudeta militer, bersama dengan penyair Pablo Neruda (kanan) yang juga meninggal dunia pada September 1973. (Library of the Chilean National Congress/Wikimedia Commons)

 

 

Jakarta, (Metrobali.com)

Penyair terkenal asal Chile dan peraih Nobel Sastra, Pablo Neruda, diduga meninggal dunia akibat racun amat mematikan, bukan oleh kanker prostat seperti disebutkan dalam versi resmi penyebab kematiannya 50 tahun lalu.

Kesimpulan ini diperoleh dari hasil pemeriksaan forensik terhadap kerangka jenazah Neruda. Ini terjadi setengah abad setelah sastrawan besar yang di antaranya kumpulan puisi terkenal “Twenty Poems of Love and aA Song of Despair” itu meninggal dunia.

Versi resmi penyebab kematian Neruda menyebutkan pujangga besar ini meninggal dunia pada 23 September 1973 akibat kanker prostat dan malnutrisi.

Neruda meninggal dunia 12 hari setelah kudeta yang dipimpin Jenderal Augusto Pinochet menggulingkan Presiden Salvador Allende yang merupakan sahabat Neruda.

Menurut laman surat kabar Inggris, The Guardian, kerabat-kerabat dekatnya, termasuk keponakan Neruda yang bernama Rodolfo Reyes, tak mempercayai versi resmi itu.

Reyes sejak lama yakin pamannya dibunuh karena menentang kudeta Augusto Pinochet.

Pada 2013, seorang jaksa Chle memerintahkan makam Neruda dibongkar untuk memeriksa kerangka jenazah sang sastrawan.

Perintah jaksa ini dikeluarkan setelah mantan sopir pribadi Neruda, Manuel Araya, mengaku ditelepon sang sastrawan saat dirawat di sebuah rumah sakit di Santiago pada 23 September 1973.

Kepada Araya, Neruda mengaku disuntik sesuatu pada bagian perutnya selagi tertidur. Beberapa jam kemudian Neruda meninggal dunia.

Jaksa itu lalu mengambil sampel dari kerangka jenazah Neruda untuk diperiksa di sejumlah laboratorium forensik di empat negara.

Pada 2015, pemerintah Chile menyatakan kemungkinan besar ada pihak ketiga di balik kematian Neruda.

Dua tahun kemudian pada 2017, sebuah tim yang terdiri dari ilmuwan-ilmuwan internasional yakin Neruda mati bukan karena kanker prostat.

Senin pekan ini Reyes mengungkapkan hasil tes menunjukkan ada bekas racun clostridium botulinum dalam tubuh pamannya yang membuat Reyes yakin sang penyair diracun setelah kudeta 1973.

Menurut The Guardian, hasil analisis pakar-pakar forensik ini baru dipublikasikan Rabu ini.

“Sekarang kita semua tahu bahwa mengapa sampai ada clostridium botulinum dalam tulangnya,” kata Reyes kepada kantor berita Efe. “Itu apa artinya? Artinya, Neruda dibunuh karena campur tangan agen-agen negara pada 1973.”

Presiden Allende bunuh diri begitu tentara pimpinan Pinochet menyerbu istana kepresidenan. Neruda yang terguncang mendapatkan kabar ini lalu memutuskan kabur mengungsi ke Meksiko.

Tetapi sehari sebelum rencana itu terlaksana, Neruda dilarikan ke rumah sakit di ibu kota Chile, Santiago, dengan alasan terserang kanker.

Neruda lalu meninggal dunia pada malam tanggal 23 September itu akibat kanker prostat yang empat tahun sebelumnya sudah dia idap itu.

Augusto Pinochet Ugarte yang dibeking Amerika Serikat, berkuasa di Chile sejak 11 September 1973 lewat kudeta yang menggulingkan Allende.

Pinochet memimpin junta Chile sampai Maret 1981 dan meninggal dunia pada 2006.

Sastrawan terkenal Kolombia, Gabriel Garcia Marquez, menyebut Nerud “penyair terbesar abad ke-20.

Pada 1971, Neruda dianugerahi Nobel Sastra.

Sumber : Antara