Jakarta (Metrobali.com)-

Publik menginginkan partai yang merakyat dan bebas korupsi daripada memilih partai berlatar belakang agama dan nasionalis, kata Ketua lembaga survei Pusat Data Bersatu (PDB) Didik J Rachbini.

“Hasil jajak pendapat PDB pada pertengahan Juni menunjukkan partai merakyat dan partai yang jarang terlibat korupsi cenderung mendapatkan porsi suara yang lebih besar daripada partai yang lainnya,” kata Didik seusai memaparkan hasil survei PDB di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Rabu (17/7).

Dia mengatakan partai merakyat yang dimaksud adalah partai yang cenderung mengambil tindakan oposisi terhadap pemerintah.

PDB merilis PDI Perjangan dan Partai Golkar meraih suara jajak pendapat tertinggi dari total 1200 responden dengan prosentase suara di atas 14 persen masing-masing 14,5 persen dan 14,1 persen.

Sementara itu, Partai Demokrat hanya mampu bertenger di posisi tiga dengan perolehan 9,4 persen.

“Partai Demokrat memang terlihat tidak mampu meraih suara banyak dalam survei kami. Hal itu stabil terjadi dalam kurun Januari-Juli dengan kisaran angka 9 persen dukungan responden,” kata dia.

Faktor penurunan PD dikatakannya karena banyak faktor yang kompleks.

Beberapa di antaranya adalah karena krisis tokoh partai selain Susilo Bambang Yudhoyono. Selain itu, beberapa kasus dan skandal yang melibatkan elit partai berlambang bintang mercy itu memberikan pengaruh yang serius.

Meski begitu, dia mengatakan faktor partai berkuasa yang turut andil dalam menaikkan BBM bersubsidi tidak menjadi faktor keengganan responden memilih PD. Alasannya, survei yang dilakukan PDB dilakukan sebelum pemerintah menaikkan harga BBM.

Berikut ini hasil jajak pendapat PDB: 1. PDI P 14,53 persen 2. Golkar 14,1 persen 3. Demokrat 9,4 persen 4. Gerindra 8,89 persen 5. Nasdem 3,33 persen 6. PAN 2,56 persen 7. PKB 2,56 persen 8. PPP 2,31 persen 9. PKS 1,2 persen 10. Hanura 1,03 persen 11. PBB 0,34 persen 12. PKPI 0,09 persen 13. Partai lain (di luar peserta Pemilu 2004) 0,34 persen 14. Tidak memilih/Golput 2,39 15. Rahasia 15,81 16. Tidak tahu 21,11. AN-MB